Aku terjebak disini, di dunia yang sepi. Bukan tanpa suara, melainkan tanpa kebahagiaan.
-Wang Tae-
Sepuluh tahun berlalu sejak Tae Yeon dinobatkan sebagai Putera Mahkota Goryeo. Kini ia bukan lagi putera mahkota melainkan seorang raja. Ia naik tahta setelah ayahnya meninggal beberapa tahun silam.
Sejak Tae Yeon menjadi raja, hubungan Goreyeo dengan Yuan sedikit memburuk. Ia memotong pajak dan upeti, serta membatasi hubungan langsung antara para pejabat Goryeo dengan Yuan. Utusan Yuan tidak lagi diperlakukan istimewa dan ia memberlakukan pembatasan terhadap barang-barang Yuan yang masuk ke Goryeo. Tae Yeon sengaja memanfaatkan situasi saat ini dimana Yuan sedang melakukan infasi besar-besaran untuk memperluas daerah kekaisaran mereka. Tae Yeon tahu Yuan tidak akan terlalu ambil pusing dengan Goryeo yang hanya masalah kecil sementara Yuan sedang fokus menguasai semenanjung selatan.
Bukan hanya hubungan Goeyeo dan Yuan yang memburuk. Sama halnya dengan hubungan Tae Yeon dan Mi Young. Sejak insiden sepuluh tahun silam, Tae Yeon selalu bersikap dingin terhadap Mi Young. Ia selalu menghindar untuk bertemu dengan permaisurinya itu. Jika tidak ada pilihan dan terpaksa berada di sebuah pertemuan resmi bersama Mi Young, ia akan bersikap seolah wanita itu tidak ada.
Awalnya Mi Young merasa bersalah karena telah menyebabkan masalah besar. Kemudian, lama kelamaan ia tidak tahan lagi dengan sikap dingin Tae Yeon. Tae Yeon tidak hanya bersikap dingin, namun juga tidak pernah memandangnya. Sebagai seorang wanita, tentu saja ia merasa patah hati dengan perlakuan suaminya yang seperti itu.
Terlebih juga ada tekanan dari para tetua yang selalu mendesak mereka untuk segera memiliki keturunan. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah pernikahan tanpa anak. Walaupun desakan itu ditujukan pada mereka beruda, tapi karena Tae Yeon tidak pernah ambil pusing dan memilih untuk mengindahkan desakan itu, kini semua tekanan justru terarah pada Mi Young.
Mi Young tidak lagi bisa membiarkan Tae Yeon menghindarinya. Ia harus bicara dengan Tae Yeon untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena itu, saat mendengar bahwa Tae Yeon telah kembali ke kediamannya, Mi Young bergegas untuk menghampiri suaminya itu.
Tae Yeon sedang menikmati camilan malamnya ketika Mi Young tiba. Melihat kedatangan Mi Young, Tae Yeon bersikap tak acuh dan tetap melanjutkan makan.
"Keluarlah!" Perintah Mi Young pada beberapa orang dayang dan kasim yang juga berada di dalam ruangan itu. "Aku ingin bicara empat mata dengan Jusang Jeonha*!"
*Jusang Jeonha : Yang Mulia Raja.
Mereka semua menunduk memberi hormat pada Tae Yeon dan Mi Young sebelum bergerak keluar dari kediaman Tae Yeon.
Mi Young berjalan mendekat lalu ikut duduk bersama Tae Yeon di hadapan meja makan. Tae Yeon masih mengacuhkannya dan tampak jauh lebih tertarik pada makanan. Mi Young mengambil cangkir porselen yang berada di atas meja dan bermaksud untuk menuangkan minuman untuk Tae Yeon, namun Tae Yeon malah menjauhkan cangkirnya.
"Sampai kapan kau akan seperti ini, Jeonha?" Mi Young akhirnya lebih dulu membuka suara.
Tae Yeon mengangkat kepalanya lalu menatap Mi Young tajam sambil tersenyum sinis. "Seperti apa?"
Untuk sesaat Mi Young terdiam kerena merasa gugup. Setelah sekian lama Tae Yeon mengacuhkannya, kini saat Tae Yeon menatapnya, meski itu hanyalah tatapan tajam penuh kebencian, Mi Young merasakan detak jantungnya yang lebih cepat dari biasanya. Bahkan setelah sepuluh tahun berlalu perasaan itu tidak berubah. Sedingin apapun Tae Yeon memperlakukannya, ia hanya bisa tetap menyukai Tae Yeon. Mencintainya.
"Bersikap dingin padaku." Ujarnya setelah kegugupannya sedikit berkurang.
"Aku memang seperti ini." Sahut Tae Yeon tak acuh. "Aku tidak terlalu pandai berinteraksi dengan orang lain. Jadi aku merasa maklum jika Jungjeon* berpikir aku bersikap dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Tae
Fanfic"Kau tidak pernah menyentuhku, apa ada yang salah? Apa kau tidak menyukaiku?" "Pernikahan ini bukan tentang suka atau tidak suka, tapi tentang politik." "Aku tahu itu. Tapi apakah kau tahu betapa sakitnya saat suamimu sedikitpun tidak tertarik padam...