Hanya karena sebuah alasan konyol, ia memperlakukanku dengan buruk. Aku tidak akan membiarkannya lepas begitu saja. Akan ku pastikan ia mendapat ganjaran yang setimpal.
-Hwang Mi Young-
Mi Young bangun keesokan paginya. Tubuhnya masih terasa lemah, namun ia sudah merasa jauh lebih baik. Tidak tidur dua malam berturut-turut membuatnya jatuh sakit. Bagaimana ia bisa tidur saat pikirannya dipenuhi oleh kenyataan bahwa Wang Tae adalah seorang wanita? Kenyataan bahwa ia tidak memiliki harapan untuk mendapatkan hati Wang Tae hingga kapanpun membuatnya kehilangan semangat untuk hidup.
Tapi..
Sepertinya ia memimpikan sesuatu yang aneh semalam. Sesuatu yang terasa begitu nyata, namun tidak mungkin kenyataan.
Ia duduk lalu menyentuh bibirnya. Ciuman itu terasa seperti sungguhan. Ia bahkan masih bisa merasakan kelembutan bibir Wang Tae hingga sekarang.
"Eonni?" YoonA baru saja masuk. Gadis itu ingin melihat kondisi kakak sepupunya yang sakit dan menemukan Mi Young sudah bangun. "Kau akhirnya bangun."
Dayang Choi, dayang yang biasanya melayani Mi Young masuk diiringi oleh beberapa dayang muda yang membawa nampan berisi makanan dan obat. Melihat Mi Young yang sudah bangun, ekspresi senang muncul di wajahnya.
"Mama.." Dayang Choi membungkuk pada Mi Young. "Apa yang anda rasakan? Apa perlu saya panggilkan tabib?"
"Eh.. Eoh!" Mi Young yang masih bingung dengan mimpi anehnya tidak sadar dengan apa yang dikatakan oleh dayang senior itu. Ia hanya mengangguk menyetujuinya saja.
"Letakkan disini!" YoonA menunjuk meja di depannya. Memerintahkan para dayang untuk meletakkan nampan berisi makanan itu disana. "Jungjeon Mama mungkin tidak memiliki selera makan. Jangan khawatir, aku akan membantu membujuknya."
Para dayang itu mematuhinya. Mereka meletakkan semua makanan itu didepan YoonA sementara gadis itu mengawasi seperti serigala yang lapar.
"Beritahu tabib untuk datang kemari." Setelah dayang-dayang muda itu selesai, Dayang Choi memberikan perintah lain pada mereka.
Semuanya menunduk patuh lalu undur diri dari ketiganya.
"Benar Mama tidak memiliki selera makan?" Dayang Choi menanyai Mi Young karena khawatir dengan ucapan YoonA tadi. "Jeonha meminta hamba untuk memastikan bahwa anda makan dan minum obat."
"Jeonha?" Mi Young menengadah menatap Dayang Choi yang berdiri tak jauh darinya.
"Eoh!" YoonA mulai memakan makanan Mi Young tanpa permisi. "Jusang Jeonha datang semalam. Dan ia terlihat sangat khawatir."
Mi Young mengernyit, tak percaya dengan apa yang di dengarnya. "Dia khawatir?"
"Ne, Mama." Kali ini giliran Dayang Choi yang menjawab. "Jeonha sangat khawatir. Beliau bahkan sampai mengancam tabib istana. Katanya jika anda tidak baikan hari ini, maka tabib istana akan dihukum mati."
YoonA tertawa dengan mulut penuh. "Dia kekanakan sekali. Itu kan hanya demam."
"Beliau juga menjaga Mama semalaman. Beliau baru pergi setelah demam Mama turun. Tepat sebelum pagi tiba." Lanjut Dayang Choi.
Mi Young termenung memikirkannya. Mungkinkah apa yang ia mimpikan tadi malam bukanlah mimpi melainkan kenyataan? Wang Tae benar-benar disana semalaman. Dan Wang Tae juga mengkhawatirkannya. Apa mungkin Wang Tae juga menyukainya?
Tapi itu tidak mungkin. Yang ia ketahui Wang Tae adalah seorang wanita. Tidak mungkin wanita sepertinya memiliki perasaan terhadap sesama wanita.
"Aku harus meminta penjelasannya!" Gumam Mi Young pelan. Ia membuka selimut yang dikenakannya, berencana untuk berdiri, namun menemukan banyak manik-manik berserakan di atas ranjangnya. Ia mengambil satu lalu mengamatinya dengan seksama. Terlihat familiar. Itu mirip dengan kalung yang biasa dipakai oleh Wang Tae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Tae
Fanfiction"Kau tidak pernah menyentuhku, apa ada yang salah? Apa kau tidak menyukaiku?" "Pernikahan ini bukan tentang suka atau tidak suka, tapi tentang politik." "Aku tahu itu. Tapi apakah kau tahu betapa sakitnya saat suamimu sedikitpun tidak tertarik padam...