▪ EMPAT ▪

1.5K 81 20
                                    

"Kau membuatku terbang tinggi, sebelum kau menjatuhkanku ke dalam jurang berduri."

___

Ran duduk di pinggir rooftop. Menikmati hembusan angin yang menenangkan hati dan pikirannya.

"Lima tahun bukan waktu yang sebentar, kan? Gue enggak tau kenapa rasa ini nggak pernah hilang. Gue juga ngerti perasaan dia. Merelakan orang yang udah ngasih banyak kenangan buat kita itu emang susah, ya." Ran berbicara pada angin yang berhembus, entah mengapa ia lebih suka seperti itu.

"Ran." Panggilan seseorang membuat Ran meloleh ke sumber suara.

"Kenapa, Ra?"

"Gue nggak enak sama lo. Tadi di UKS, pas gue dateng kenapa lo langsung pergi?" tanya Tara setelah duduk tepat di samping Ran.

"Santai aja kali. Kan, lo anggota PMR, masa gue harus ganggu lo pas lagi nanganin orang?" jawab Ran seraya memandang lurus ke depan.

Tara menatap Ran dengan tatapan yang sulit diartikan. "Ran, gue tau ada maksud lain dari tingkah lo itu. Lo tau sendiri, kan? Gue sama Rey itu cuma masa lalu. Gue udah ngelupain dia, sekarang gue udah punya Hansel."

"Tapi, Rey masih sayang sama lo. Gue bisa apa, Ra?" Ran masih memandang lurus ke depan seraya tersenyum getir.

"Lo bisa, Ran. Gue bakal bantuin lo gimana pun caranya. Jadi tenang aja," ujar Tara lalu menepuk bahu Ran, kemudian cewek itu pergi dari rooftop.

Kenapa, sih? Ayolah, Ran. Lo nggak boleh baper gini. Ngeliat senyum sama dirinya aja udah cukup kok.

Tak berselang lama Ran pun pergi menuju kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

☁☁☁

Pelajaran Bu Eni telah selesai, bel pulang juga sudah berbunyi. Rey membereskan alat tulisnya untuk bersiap pulang.

"Rey, tadi lo kenapa bisa pingsan gitu?" tanya Alan. Ia masih penasaran mengapa tiba-tiba cowok itu jatuh pingsan.

Rey menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Paling kecapekan doang."

Rey bingung ingin menjawab apa, bisa saja itu karena penyakit yang dideritanya. Namun, Rey segera menepis pikiran buruknya itu.

"Gak biasanya lo kayak gitu," sahut Leon sembari mengangkat alisnya tinggi.

"E-eh, gue cabut duluan, ya," ucap Rey mencoba mengalihkan pembicaraan, lalu menyambar tasnya dan pergi begitu saja.

Alis Leon dan Alan bertaut. Aneh dengan tingkah Rey yang seperti itu.

☁☁☁

"Ran, Grace. Gue udah di jemput, daaah," ujar Ruby, lalu berjalan menuju gerbang sekolah.

"Oh, iya. Gue ada les, dadah, Ran!" timpal Grace, lalu melambaikan tangannya. Kemudian, ia pergi meninggalkan Ran sendiri.

Ran tersenyum. Cewek itu mendaratkan bokongnya di kursi tunggu dekat parkiran, lalu memainkan ponselnya. Sekolah masih terlalu ramai dengan murid-murid yang ingin pulang. Jadi, Ran menunggu sampai agak sedikit sepi.

"Lo enggak pulang?" Suara bariton laki-laki terdengar jelas menanyakan Ran.

Ran menengadah ke arah Rey yang entah sejak kapan berada di sisinya. "E-emm, nanti gue pulang kok," jawab Ran.

"Pulang bareng gue, yuk. Kan, kita satu kompleks!" tawar Rey.

Ya, Rey dan Ran memang tinggal di kompleks yang sama. Hanya berbeda blok saja.

Ran terdiam, pikirannya langsung terlempar pada kejadian beberapa hari yang lalu. Ketika hatinya sudah melambung tinggi, namun dijatuhkan begitu saja.

"Bercanda lo!"

Rey mendengus sebal. "Gue nggak bercanda, Ran." Cowok itu menarik halus tangan Ran menuju motor sport hitam miliknya.

"Jangan lupa kerjain tugas OSIS yang gue kasih," ucap Rey seraya memakaikan helm di kepala Ran.

Aduh, Rey, meleleh nih gue! Ran berseru dalam hati, jantungnya berdegup kencang.

"Siap, Bos!"

Rey tersenyum samar. Setelah Ran naik ke motornya, Rey melajukan motor sport hitam itu ke luar area parkir.

☁☁☁

Hallo, aku kembali di lapak ini :))

Chapter pendek?
Readers kecewa 😡

Hari ini aku udah usahakan up, dan padahal hari ini aku masih ingin mengenang teman-teman aku setelah selesai wisuda.

Curhat.

#plak

Oh, ya. Aku agak kecewa pas tau Wattpad berubah :'(

Udah pada tau kan apa penyakit yang diderita Rey?

😢😢

See you.

Vomment jangan lupa!

With love,
Tias.

Yang penasaran sama wajah Hansel.

▪Hansel Reditama▪

▪Hansel Reditama▪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love for You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang