5

308 13 1
                                    






Anya menatap hapenya dengan kesal, udah berkali-kali ia menelpon Al tapi tidak ada jawaban.

Kemarin itu Anya ga salah denger kan? Al bilang ga bisa dihubungi sampe senin doang kan?

Tapi kok pagi ini hape cowok itu masih tidak aktif?

Padahal semalam ada tanda read dari chat selamat tidur yang Anya kirim. Akhirnya, karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 lewat, Anya memilih pergi sekolah diantar Pak Iwan lagi.























*


















"Cha, Al udah dateng?" tanya Anya gemas, saat melihat tas cowok itu udah tergeletak diatas bangkunya di pojok belakang.

Ocha mengangguk, "Udah Nya, tadi ke kantin bareng antek-anteknya. Eh tumben kamu ga bareng dia?"

"Lagi berantem ya Nya?" celetuk Nindah, teman sebangku Ocha.

Anya hanya tersenyum kaku, males kalo harus menjawab pertanyaan kepo Nindah yang terkenal sebagai bigos sekolah.

"Berasa jadi Milea ga sih Nya kalo punya pacar kayak Al gitu? Tukang berantem? Kan sabtu kemarin baru tawuran sama anak Garuda." Nindah masih aja mancing-mancing emosi Anya.

Ga tau apa daritadi Anya udah nahan-nahan emosi mau marahin Al.

"Kalo mau tau tanya ke Al-nya aja langsung Nin," jawab Anya dengan mempertahankan fake smile-nya. Dan segera berlalu meninggalkan kelas untuk menuju kantin.

Sedangkan Nindah malah kicep, siapa juga sih yang berani ngobrol bareng Al?



















*

















"Danu, Al mana?" tanya Anya saat berpapasan dengan Danu dan Farhan, teman satu geng Al dan juga teman sekelas mereka.

"Lho Al kan di UKS Nya, kamu gatau?"

"UKS? Dia sakit?" Anya kaget, kan dari sabtu kemarin dia ga dapet kabar dari Al.

"Sana tengokin, siapa tahu dia langsung sembuh kalo liat kamu." goda Danu.

Anya ragu, "Tapi udah mau bel,"

"Mending kamu tengokin Nya, dia kan sakit gitu gara-gara kamu." ucap Farhan yang berada disamping Danu pelan.

"Lho kok gara-gara Anya?" malah Danu yang kaget.

"Al kan kemarin seharian jagain Mamanya di Rumah Sakit. Tapi kamu malah jalan sama cowok lain. Jadi semalem Al ngedatengin tuh cowok, padahal dia dari sabtu itu abis tawuran ga ada istirahatnya sama sekali."

"APA?" pekik Anya tertahan, tanpa pikir panjang gadis itu berlari ke arah UKS meninggalkan Farhan dan Danu.























*


















Anya membuka pintu UKS dengan hati-hati, setelah menyapa dan bertanya di mana Al kepada penjaga UKS. Ia segera menuju bilik paling pojok tempat cowok itu sedang mendengkur pelan.

Gadis cantik itu meraba kening pacarnya itu, panas.

Ternyata Al demam.

Hhh kenapa sih cowok ini selalu bertindak tanpa pikir panjang. Salah Anya juga sih yang terlalu cepat emosi karena sikap cuek dan menyebalkan cowok itu kemarin.

Kenapa Al ga bilang kalo Mamanya masuk Rumah Sakit, kalo Anya tau, gadis itu tidak akan sembarangan menelpon cowok lain untuk minta ditemani.

Ya, kebiasaan playgirl Anya yang susah untuk diubah.

Gadis manja itu tidak suka diabaikan, tidak suka sendirian, makanya dia suka asal menerima tawaran cowok-cowok itu untuk pergi.

Karena itu sebenarnya tidak sepenuh salah Fahri yang memainkan perasaan Anya, yang salah adalah karena gadis itu terlanjur jatuh hati pada Fahri.

Tapi semenjak Al muncul di kehidupannya, pelan-pelan Anya mulai kembali membuka hati. Walaupun gadis itu tidak sepenuhnya yakin kalau cowok bandel yang sedang tertidur pulas ini benar-benar suka padanya.

Anya tidak berani memastikan perasaan Al kepadanya.

Proses jadian mereka yang kilat rasanya sudah cukup untuk memberikan bukti cowok itu hanya sekedar iseng.

Tapi walaupun Al hanya iseng, Anya tidak peduli. Bila hubungan ini hanya sementara, biarlah Anya menikmatinya sebentar saja.






Tangan mulus Anya turun ke pipi cowok tampan itu, dan mengusapnya pelan.

"Anya udah bel, kamu balik ke kelas sana. Nanti istirahat kesini lagi, biarin Mahesa istirahat dulu." tegur Mbak Anggi, penjaga UKS.

Anya mengangguk, dan meninggalkan UKS dengan berat hati.















*












"Al," sapa Anya lembut ketika cowok itu membuka mata.

"Anya? Kamu ngapain disini?"

"Jam kosong, Pak Dwi ga masuk jadi kita cuma dikasih tugas." Anya memegang dahi Al, "Udah turun panasnya. Kamu tidur lama banget, bentar lagi bel pulang lho."

Al menepis tangan Anya, "Ga usah sok perhatian."

"Al, sorry," bisik Anya lirih, suaranya tertahan di kerongkongan. Sadar akan kesalahannya.

Cowok itu mendadak berdiri, dan meninggalkan Anya yang terdiam kaku.

"Eh, Mahesa mau kemana kamu?" tegur Mbak Anggi ketika melihat Al yang menuju pintu.

"Pulang, bentar lagi kan bel pulang. Makasih obatnya tadi Mbak."

Mbak Anggi menghampiri Al dan memegang dahinya, "Syukurlah panasnya udah turun, sana istirahat dirumah. Kalo sakit jangan maksain dateng ke sekolah."

Al mengangguk dan segera pamit. Tanpa menoleh lagi ke arah pacarnya yang terdiam dengan air di pelupuk matanya.






















*

[5] ALWAYS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang