11

304 19 8
                                    

Setelah pengakuan masing-masing kemarin, hubungan mereka semakin dekat.

Akhirnya Anya tau perasaan Al yang sebenarnya, begitupun cowok itu.

Fakta bahwa Al tidak hanya iseng menembaknya juga membuat Anya lega sekaligus sangat bahagia.

Anya beruntung menerima tawaran Papa dan Mama untuk kembali bersekolah di Althea. Anya bersyukur Pak Iwan telat menjemput saat itu sehingga dia bisa bertemu Al.

Kalau semesta berkehendak, manusia memang hanya bisa menerima. Dan sepertinya, semesta mendukung percintaan Anya.










*









Hari ini Al tidak masuk sekolah.

Setelah beberapa bulan ini jarang membolos, maksudnya bolos sehari full. Kalo Al menghilang hanya saat pelajaran terakhir, tidak dihitung membolos.

Cowok itu tidak mengabari Anya dari pagi, sebenarnya Anya sudah terbiasa.
Tapi entah mengapa feelingnya hari ini tidak enak.

Maka dari itu sepulang sekolah gadis itu memutuskan untuk pergi kerumah cowok itu.

"Mas Al belum pulang sekolah Non," jawab Bi Siti, asisten rumah tangga Al.

Jadi si Bibi tidak tahu kalau Al ga masuk sekolah? batin Anya.

"Non Anya tunggu aja di kamar Mas Al, palingan bentar lagi pulang." tawar si Bibi, yang dijawab dengan anggukan Anya.

Dengan berhati-hati gadis itu masuk ke kamar pacarnya, ini kali pertama ia masuk kekamar Al.

Gadis itu mengedarkan pandangannya dan tersenyum melihat tembok kamar cowok itu dipenuhi oleh mural. Ia tak menyangka kalau Al menyukai seni. Tanpa sadar ia mendekati dinding terdekat.

Anya kaget melihat nama Al terukir di bawah mural itu, ini maksudnya gimana? Al yang ngebikin sendiri gitu?

Ia masih berdecak kagum ketika tangannya tanpa sengaja menyenggol setumpuk barang diatas meja belajar cowok itu.

"Aduh, berantakan." gumamnya kesal, dan segera berjongkok untuk membereskan kertas-kertas, pensil, sisir, deodorant, dan masih banyak lagi yang terjatuh.

Matanya membulat ketika menemukan sebuah pigura yang terbalik di lantai sehingga tulisan di belakang pigura kayu itu dapat dibaca.


Hello, sunshine.
Let me immortalize your beautiful.
I love you, and always do.
-Mahesa Almahendra-

Dengan tangan bergetar Anya meraih pigura itu. Dengan mengumpulkan seluruh keberanian dalam dirinya, ia membalik pigura kaca tersebut.

Air matanya seketika tumpah ketika melihat Al berdua dengan seorang gadis berdiri didepan sebuah tembok dengan wajah gadis itu terlukis disana.

Parahnya, gadis itu adalah orang yang Anya kenal.

"Udah ga usah sedih gitu, buat aku kamu lebih cantik kok."

"Aku jadi sering merhatiin kamu."

"Tenang aja, walaupun kamu naksir duluan, tapi aku yang sayang duluan."

Ucapan-ucapan manis cowok itu terngiang kembali di kepala Anya. Dan entah kenapa saat ini semuanya terasa palsu.

Padahal Anya kira, Al benar-benar menyukainya sedari dulu dengan tulus.

Tapi fakta berkata lain.

Cowok itu punya gadis lain, dan Anya merasa dirinya hanya sebagai pelampiasan.

"Brengsek," umpat gadis itu marah.

Ia menggeletakkan pigura itu begitu saja di lantai, dan berlari keluar.

Ya, pigura foto Al dengan seorang gadis yang ia kenal.




Keira Tyana.

Keira Tyana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







*    

[5] ALWAYS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang