8

294 19 3
                                    








"ENGGAK." tolak Al keras, demi dewa dia ga mau nonton film cinta-cintaan kayak gini.

Anya cemberut, demi neptunus dia pengen sekali-sekali pacaran kayak orang normal.

Dan pacaran normal di benak gadis itu hanya nonton film romantis di bioskop.

Simple kan?

Maka dari itu setelah makan malam tadi, ia mengajak Al menonton film romantis yang sedang ramai diperbincangkan.

Tapi cowok dihadapannya ini menolak mentah-mentah ajakannya itu.

"Udah susah-susah bisa keluar malem minggu malah ga mau. Bisa ga sih sekali aja kamu ga nyebelin?" kata gadis itu melepaskan genggaman tangan Al.

Mau ngambek ceritanya.

"Anya Hanindya, bisa ga sih sekali-kali kamu ga maksain kemauan kamu?" balas Al kalem, malah memasukkan tangan yang tidak lagi menggenggam tangan gadis itu kedalam saku celananya.

Anya melotot, maksa? Kapan? Anya ga pernah maksa Al, ya kecuali hari ini.

Selama ini dia sudah cukup bersabar bila malam minggu datang ia hanya di kamar menonton youtube, ia bersabar kalau melihat update-an teman-temannya yang sedang kencan dengan pacar masing-masing, terlebih lagi ia selalu bersabar kalau Al mendadak menghilang tak bisa dihubungi.

Jadi kapan ya dia maksain kemauannya sama Al?

Ah iya, dia lupa.

Walaupun cowok itu yang pertama mengajak pacaran, tapi kan dia duluan yang jatuh cinta.

Anya mengumpat dalam hati.

Dengan dongkol dia mengikuti langkah 'pacarnya' yang tampak tak peduli dengan wajah masam Anya.

Eh, tapi kok malah jalan ke arah bioskop sih?

"Jadi nonton?" tanya gadis polos ketika mereka tiba-tiba sudah berada di antrian tiket.

"Hm," respon Al nyebelin, tapi mampu membuat Anya tersenyum lebar.

"Yeyy jadi nonton film itu kan?" tunjuknya kearah poster film romantis yang ia idam-idamkan untuk ditonton.

"Bukan film itu Anya." Al menggeleng sambil nyengir, "Tapi itu," tunjuknya ke arah poster film superhero yang fenomenal.

"Ih gimana sih kok malah nonton itu?!" protes Anya kesal, lihat kan siapa yang sekarang maksain kemauan sendiri.

"Itu, atau ga nonton sama sekali," tandas Al.

Anya terdiam sejenak, "Ya udah deh." akhirnya ia mengalah.

Lagi.

Gadis itu merangkul lengan Al, "Nonton apapun aku mau, asal bareng kamu." batinnya.






















*























"Gila pantes reviewnya bagus, ternyata emang bagus banget. Endingnya plot twist banget ya?" Al antusias sekali membahas film yang baru saja mereka tonton, padahal Anya sama sekali ga mengerti cerita film tersebut selain penuh mahluk asing berwarna-warni.

Dan lagi, kakinya sakit banget.

Sepertinya lecet, sebab hari ini untuk kencan spesial mereka ia menggunakan heels barunya.

Demi Tuhan, Anya ingin sekali melepas heels sialan ini sekarang, tapi malu sama Al. Pasti diketawain.

"Eh tadi kita parkir dimana ya Nya?" Al menoleh kearah Anya, tepat saat cewek itu sedang meringis kesakitan.

Cowok itu menaikkan alisnya, "Kenapa Nya? Ada yang sakit?"

Dasar cowok ga peka, umpat Anya dalam hati.

Ga liat apa dari tadi Anya jalannya udah pincang. Tapi Anya lebih bego karena sok gengsi didepan Al.

Akhirnya ia menggeleng lemah, "Gapapa, tadi parkirnya di daerah sana deh kayaknya."

Al mengedarkan pandangan ke arah yang ditunjuk Anya. Dan dengan cepat menemukan pajero hitamnya.

"Oh itu dia, yuk Nya cepet udah malem, nanti Mama kamu marah." Tanpa sadar cowok itu berjalan dengan cepat meninggalkan Anya yang jalannya terseok-seok.

Sampai akhirnya, gadis itu terjatuh. Dan menangis, membuat Al segera berlari kembali kearah gadis itu.

"Anya kamu gapapa?" tanyanya panik.

"Huhuhu Gapapa gimana sih? Kamu ga denger tadi bunyinya keras banget!" jerit gadis itu disela-sela tangisnya.

Al berusaha sekuat tenaga menahan tawa, kenapa sih Anya ini lucu banget.

Ia berusaha mengangkat gadis itu untuk bangun. Tapi gadis itu menolak, ia menunjuk kakiknya yang merah dan lututnya yang lecet.



 Tapi gadis itu menolak, ia menunjuk kakiknya yang merah dan lututnya yang lecet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Perih," desisnya lirih.

"Heels kamu patah?" tanya Al bego melihat alasan Anya jatuh.

"Pake nanya lagi." Anya melotot kesal, kenapa sih Al hari ini ga pekaan banget.

Al mengulum senyum, dan tiba-tiba sudah mengendong Anya dalam pelukannya. Gadis itu kaget dan refleks mengalungkan tangannya di leher cowok itu.

Ia membenamkan wajahnya di dada Al.

"Udah ga usah malu, ga ada yang liat kok udah sepi." kat Al menahan tawa.

"Jangan nangis Anya, kan aku pernah bilang aku ga suka liat kamu nangis."

























*


























Sampai sekarang pipi Anya masih merona merah bila terbayang dramanya dan Al tadi.

Kenapa cowok itu mendadak jadi cowok-cowok idaman di drama korea sih. Buat Anya baper sebaper-bapernya.

Baru kali ini dalam hidup Anya diperlakukan seromantis itu.

Sebodo amat dengan film romantis yang tidak jadi ditonton, toh dia langsung mengalaminya sendiri. Dan itu dilakukan oleh cowok yang tidak pernah ia sangka bakal menjadi pacarnya.

Duh, bisa-bisa Anya ga bisa tidur karena terlalu senang.

Al emang brengsek.

Sesuka hatinya memperlakukan Anya dengan lembut, dan sedetik kemudian menghilang.

Seperti kali ini, ucapan terima kasih dan good night Anya hanya centang satu. Menandakan cowok itu mulai menghilang kembali.

Dan Anya hanya bisa bersabar menunggu sampai senin pagi, saat motor cowok itu terparkir manis di depan rumahnya.

Tapi itu pun sudah membuat Anya bersyukur, selama Al selalu berada disampingnya tanpa niat untuk pergi. Anya rela menahan semua kegundahan ini.

Ternyata Anya benar-benar jatuh cinta.







*  

[5] ALWAYS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang