Al tersenyum dengan mengangkat satu alisnya, cukup takjub gadis manis ini sudah muncul di rumahnya pagi-pagi begini.
Terlebih lagi Anya membawa mobilnya sendiri.
Semua orang tahu, Anya paling malas menyetir sendiri. Makanya kemana-mana ia selalu diantar oleh Pak Iwan, kalau tidak dengan Al.
Cowok itu menuju pintu kemudi, namun ditolak mentah-mentah oleh Anya.
"Enggak, enggak, kali ini kamu duduk manis di kursi penumpang."
Al tertawa, dan dengan patuh menuruti keinginan gadisnya itu.
"Kita mau kemana sih Nya?"
"Udah diem ga usah bawel, nikmatin aja perjalanannya."
"Tapi aman kan? Sepanjang jalan kesini kamu belum nabrak trotoar atau apapun kan?" goda Al.
"Stt diem, jangan ganggu konsentrasi aku." desis Anya, lalu menginjak pedal gas.
Hm, ya sudahlah.
Al nikmatin aja, toh dengan begini ia bisa memandangi wajah Anya dengan leluasa.
Kapan lagi bisa begini kan? ;)
*
"Kamu tau tempat ini darimana?" tanya Al takjub.
Anya membawanya ke sebuah landasan pacu pesawat yang sudah tidak digunakan lagi.
Dari tempat ini mereka bisa memandang pantai dari kejauhan. Dan matahari yang bersinar masih cukup rendah, menghangatkan wajah mereka yang diterpa angin pagi.
"Hehehe tau dari Papa. Dulu waktu kecil sering dibawa kemari, sampai akhirnya Papa mulai sibuk dan ga sempat lagi ngajak aku jalan." celoteh Anya.
Memang Papanya dulu merupakan seorang pilot, sebelum akhirnya menjadi Direktur sebuah maskapai penerbangan seperti sekarang.
Mereka duduk di kap mobil dan memandangi pemandangan hamparan rumput serta pantai yang biru.
"Selamat ya Al, kamu peringkat tiga. Guru-guru pasti shock pas meriksa hasil ujian kamu." Anya terkekeh geli, mengingat saat pembagian raport kemarin para murid bersorak heboh saat nama Al dipanggil ke depan.
"Kamu juga hebat bisa masuk sepuluh besar, good job for us," Al mengacak rambut Anya yang memang sudah kusut diterpa angin.
Kebiasaan.
"Al, selama satu semester ini kamu udah banyak kasih aku kebahagiaan. Apalagi kalo kamu disini, disamping aku, kayak gini." ucap Anya tulus.
Ia ingin Al tahu, bahwa cowok itu dicintai. Karena cowok itu telah merasakan kehilangan dam rasa sakit lebih banyak daripada Anya.
Al merangkul bahu Anya, "Kamu salah satu kebahagiaan aku Anya, makanya jangan pergi tanpa izin lagi."
Anya tersenyum lebar, "Enggak, aku mau jalanin hari sama kamu. Sama Mahesa Almahendra si bandel yang mulai berhenti merokok," kekehnya.
"I'm trying. Seenggaknya selagi ga disamping kamu," cibir cowok itu.
"Eh, kamu mau tahu sesuatu ga?"
"Apa?"
"Aldo itu mantan aku," Anya nyengir.
"HAH???"
"Kita impas kan? Aku punya cerita sama Aldo, kamu punya cerita dengan Keira." goda gadis itu lagi.
"Ga lucu Anya." Al cemberut.
"Cuma beberapa bulan kok sayang." gadis itu tertawa terbahak melihat ekspresi Al, "Cuma cinta monyet, ga ada yang perlu kamu cemburuin."
"Mantan kamu kalo di kumpulin bisa jadi satu kelas kali ya," cibir cowok itu.
Anya mencubit pipi Al gemas. Hingga akhirnya Al tertawa juga.
Sudahlah semua itu kan hanya masa lalu. Lagian sekarang mereka sudah bahagia dengan pasangan masing-masing.
Well, tidak ada yang tau. Aksi nekat Al sore itu untuk mengajak Anya pacaran, langsung diiyakan oleh gadis manis itu.
Semesta tahu, mereka saling menyukai sejak lama. Dan semesta mengulurkan tangannya untuk membantu mempertemukan mereka kembali, untuk menjadi sepasang kekasih.
Another happy ending for Althea couple.
So, who's next?
*
Loves from double A
Anya Hanindya
&
Al Mahesa
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] ALWAYS ✔
Подростковая литература*BOOK FIVE* ALTHEA gempar! Gimana enggak kalo Anya murid pindahan yang famous mendadak jadian sama Almahendra si biang onar. Start : May, 31st 2018 End : July, 29th 2018 #altheaseries