10

271 18 0
                                    





"Seriously Al?" pekik Anya ketika melihat tempat tujuan mereka hari ini.

Iya hari ini akhirnya pertama kali setelah tiga bulan jadian, Anya sama Al ngedate di hari minggu.

Pagi-pagi cowok itu sudah muncul didepan rumah Anya. Dengan mobil tentu saja, sebab gadis ini kalo pergi lebih suka pake rok pendek yang membuat Al capek ngomelinnya.

Maka dari itu, biar rok Anya tidak tersibak kemana-mana, Al mengalah untuk membawa mobil setiap mereka pergi selain ke sekolah. Soalnya kalo seragam sekolah mereka roknya panjang, jadi aman kalo dibawa naik motor.

Seharusnya Anya menyadari gimana cintanya cowok itu dengan motor gede hitamnya, tapi tetap mengalah untuk membawa mobil demi Anya.

Liat saja hari ini gadis itu tampak manis dengan t-shirt putih dan rok jeansnya.

Ralat, Anya selalu tampak manis, setidaknya di mata Al.

Al memarkir mobil dengan mulus di parkiran museum yang sepi. Iya museum.

Untuk date yang bagi Anya sangat sakral ini, dan setelah bangun pagi-pagi untuk memblow rambutnya secantik mungkin, cowok ini membawanya ke museum.

"Ayo turun," cengir cowok itu.

Anya turun dengan ogah-ogahan. Harusnya hari ini jadi momen bersejarah buat mereka, bukannya malah dateng ke tempat sejarah.

Tapi wajah cemberutnya berubah menjadi senyum tertahan, saat Al menggandeng tangannya.

Yah, not bad lah.
Selama itu sama Al, ke ujung dunia pun Anya mau.


















*

















"Gila gila gila, aku ga nyangka kalo ternyata museum tu bisa bagus banget!" sedari mereka keluar tadi, memang gadis ini tidak berhenti berdecak kagum.

Membuat Al tidak tahan untuk mengacak rambutnya gemas.

"Ih jangan, susah lho aku ngeblownya sejam," protes gadis itu tapi dengan tawa riang.

Saat ini mereka sedang berjalan kaki menuju sebuah taman tak jauh dari Museum tersebut.

Dibawah sebuah pohon rindang, Al mengajak Anya untuk duduk diatas hamparan rumput.

"Duduk sini dulu deh,"

Anya tampak kesusahan untuk duduk karena roknya yang pendek, tanpa banyak bicara Al membuka kemejanya dan memberikannya pada Anya.

"Makanya jangan suka pake rok pendek, ngeyel sih kalo dibilangin," kata cowok itu setelah Anya duduk disampingnya, "Untung hari ini ga pake heels lagi."

"Diem deh, beauty is pain."

"Ga usah cantik-cantik nanti banyak yang naksir,"

"Lah emang kan, kamu buta ya. Yang naksir aku kan emang banyak," cibir Anya, moment lagi bagus nih.

Siapa tau Al jadi kepancing buat bilang sayang sama dia.

Al tertawa, "Cowok-cowok itu yang buta. Mereka naksir karena kamu cantik, artinya mereka cuma lihat kamu dari fisik."

"Emang kamu enggak?"

"Enggak apa? Enggak naksir?" tawa cowok itu makin keras, "Kalo ga naksir, ga mungkin aku minta kamu jadi pacar aku Anya."

Anya blushing.

Tapi bukan ini yang dia inginkan. Dia ingin Al bilang sayang kepada dirinya.

"Kamu enggak naksir aku karena fisik?" tanyanya dengan suara bergetar.

Al menggeleng, "Aku kenal kamu dari jaman kamu belum secantik ini Anya, dan dari dulu aku udah suka." aku cowok itu jujur.

Anya terperangah, "Maksud kamu???"

"Kelas Matahari di Althea Kindergarten? Ada cowok yang suka narik kuncir kamu?" Al tersenyum melihat ekspresi bego Anya, "Iya itu aku."

"Heh kamu naksir aku dari TK?"

"Ya enggak juga, cuma iseng aja ngejahilin kamu. Dulu kamu gendut banget, bunder, gemesin." kekeh cowok itu, Anya memukulnya kesal.

"Terus kita ketemu lagi pas SMP kamu jadi cantik banget sampe pangling. Kayaknya setelah tau kamu Anya si chubby temen TK aku dulu, aku jadi sering merhatiin kamu. Dan yah, sampai kita ketemu lagi di depan gerbang saat kamu lagi gambar doraemon,"

Mereka berdua tertawa.

"Aku juga mau ngaku," ucap gadis itu dengan wajah merona merah, "Aku udah naksir kamu dari MOS SMP."

Al mengangkat sebelah alis, "No wonder, aku emang ganteng."

"Ih serius," Anya mencubit lengan cowok itu sebal, "Tapi setelah tau kamu berandalan dan anti cewek, aku buang jauh-jauh pikiran aku. Lagian waktu itu aku sibuk modelling dan kita ga pernah sekelas. Jadi yah gitu.."

Al tersenyum, "Jadi makanya kamu langsung jawab iya pas aku tembak, karena kamu udah naksir aku duluan." godanya.

"Enggak ih, kan kamu naksir aku dari TK!" cibir Anya.

"Aku ga bilang naksir kok," sahut Al kalem.

"Ih, ya udah. Aku naksir duluan." Anya memalingkan wajahnya dengan kesal, sekaligus menyembunyikan rona wajahnya yang memerah.

Dan itu bukan karena cahaya matahari sore ini.

Al meraih pipi Anya untuk menatap kearahnya kembali.

"Tenang aja, walaupun kamu naksir duluan, tapi aku yang sayang duluan."
















[5] ALWAYS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang