Prolog

10.9K 702 58
                                    

Hujan rintik-rintik, kini menghiasi salah satu jalanan yang berada di kota Bangkok, membuat orang-orang yang tengah sibuk berlalu lalang lebih memilih untuk berteduh.

Dari pada melanjutkan perjalanan mereka, karena guyuran hujan itu semakin deras terasa, di sertai dengan angin kencang yang mampu menerbangkan segalanya yang dia lewatinya.

Membuat debu-debu berterbangan kesana kemari tidak tentu arah, membuat suasana jalanan yang tadinya padat sekarang mulai lengang.

Sementara di salah satu halte bus, terlihatlah seorang pemuda berkulit Tan, dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya. Pria itu mendudukan dirinya, di paling ujung halte itu, sambil mendekap beberapa buku yang di pegangnya.

Ekor matanya melirik tak tenang kesana kemari, saat halte yang tadinya sepi sekarang mulai padat, membuat kegelisahan terpancar dari wajah pria itu.

Yang bisa di lakukannya daritadi hanyalah memainkan jemarinya dengan tidak tenang, sampai sebuah bus berhenti di depan halte itu.

Membuat beberapa kerumunan orang, mulai memasuki bus itu, dan sebagian orang yang berada di dalam bis mulai turun, memadati halte itu.

Hal itu membuat bulir-bulir keringat dingin membasahi tubuh pria itu, wajah pria itu terlihat sangat gugup, dan tidak tenang.

Namun saat halte bus itu mulai sepi lagi, barulah keadaan pria itu normal kembali seperti waktu pertama kali dirinya duduk di halte itu.

Pria itu menengokan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sambil menatap ke arah jam tangan yang di pakainya, raut wajah kesedihan terpancar jelas dari pria itu.

Tidak lama kemudian pria itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan halte itu, pria berkacamata itu berjalan dengan gontai, menelusuri sebuah gang kecil yang sangat sepi.

Pria itu berjalan di bawah rintikan hujan yang menerpanya, membiarkan pakaian yang di kenakan basah begitu saja, mata pria itu memandang ke arah langit dengan tatapan sendu.

Hingga membuat dirinya tidak sengaja menabrak seseorang, pria berkacamata itu langsung menyatukan kedua tangannya untuk meminta maaf pada orang yang di tabraknya itu.

Sementara seseorang yang di mintai maaf oleh pria itu hanya terdiam mematung, remaja berseragam sekolah itu tercengang dengan apa yang di lakukan oleh pria itu.

Sampai akhirnya remaja berseragam sekolah itu, mengejar pria berkacamata tadi, untuk memastikan sesuatu hal, mungkin pria tadi adalah harapannya.

"Tunggu!" Teriak remaja yang di tabrak oleh pria berkacamata tersebut.

Reflek pria berkacamata tadi menengokan kepalanya kebelakang dan langsung kaget. Saat sadar siapa yang di tabrak olehnya tadi, membuat pria tadi mempercepat langkah kakinya, dan berpura-pura tidak mendengar teriakan remaja yang kini berada di belakangnya itu.

"Tunggu, aku bilang tunggu!" Teriak remaja itu tetapi tidak di idahkan sedikitpun oleh pria berkacamata tersebut, pria itu justru berlari secepat mungkin untuk menghindari remaja tadi sekarang.

"Kau bisa melihatku, kan? Hei, pria berkacamata. Kau bisa melihatku dan mendengarku, aku tahu itu. Berhenti sekarang juga." Teriak remaja itu lagi.

Karena di abaikan orang itu, remaja tadi langsung berlari secepat yang dirinya bisa untuk menggapai pria tadi, namun dirinya hanya bisa menyentuh angin.

"Berhenti kataku." Teriak remaja tadi dengan frustasi.

Namun tidak di perlukan oleh pria berkacamata tersebut, pria itu tahu, jika yang di lihat dan di mintainya maaf tadi bukanlah manusia, melainkan sebuah arwah gentayangan.

Membuat bulu kuduk, pria itu langsung merinding. Dan sekarang hantu remaja yang bergentayangan itu mengejarnya.

untuk apa?

Jangan-jangan untuk membawanya mengikutinya, membawanya ke alamnya. Entahlah yang terpenting sekarang dirinya harus kabur, karena perasaannya tidak tenang setelah bertemu dengan arwah barusan.

"Aish, awas saja kau. Aku pasti akan menemukanmu lagi. Dan kau harus membantuku nanti." Keluh arwah itu.

Remaja itu langsung pergi ke arah lain, saat pria berkacamata yang daritadi di kekarnya itu memasuki sebuah komplek perumahan.

Arwah itu hanya bisa mengumpat kesal, sebab tidak bisa memasuki daerah yang di lalui pria berkacamata tadi, di daerah sana banyak cenayang yang berkeliaran, dan ingin menangkap arwah-arwah yang belum tenang dan meresahkan seperti dirinya.





[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang