[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]

Touch Love - Part 16 [ Ending ]

🎵 Lee Sun Hee - Fox Rain
[ Ost, My Girlfriend Is A Gumiho ]

***

Cahaya matahari mengintip malu-malu ke cela sebuah ruangan, membuat ruangan yang tadinya remang-remang berubah menjadi sedikit lebih terang dari tadi.

Krist menggeliat di atas tempat tidur, dan sebelum mulai membuka kelopak matanya secara perlahan-lahan, Krist menatap ke arah sekelilingnya, kemudian mengumpulkan semua memorinya yang tertinggal ketika dirinya tidur tadi.

Remaja itu melihat Singto yang kini masih tertidur dengan pulas di sampingnya, membuat Krist beringsut mencoba untuk mendekati Singto.

Setelah itu tangan Krist terulur ke arah pria itu untuk memeluknya, tetapi saat tangan Krist ingin menyentuh pinggang Singto, tangan remaja itu bagaikan asap yang menembus tubuh Singto.

Krist langsung kaget dan menatap tanganya yang kini terlihat tak terlihat lagi, membuat Krist menatapnya dengan sedih, dan mencoba untuk menyentuh Singto lagi, tetapi lagi-lagi tidak bisa, dia bagaikan udara yang berhembus kearah Singto dan menghilang begitu saja.

Karena itu Krist memutuskan untuk membalikan badannya, sambil memegangi tangannya sendiri, lelehan air mata mulai membasahi pipinya, tangan Krist langsung membekap mulutnya, agar suara isakannya tidak terdengar oleh Singto yang masih tertidur.

"Sekarang aku bahkan tidak bisa menyentuhmu, sayang."

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar erat di perutnya, saat Krist ingin membalikan badannya, Singto menahannya, tidak memperbolehkan Krist berbalik.

"Biarkan seperti ini, sebentar saja."

Kepala Krist mengangguk pelan, sambil memeluk tangan Singto yang melingkar manis di perutnya, yang kini mulai bisa dia sentuh kembali, hingga Singto semakin mengeratkan pelukan keduanya.

"Meskipun kau tidak bisa menyentuh ku, tapi aku bisa memelukmu."

"Tapi aku tidak nyata."

"Memang kenapa? Nyata atau tidaknya dirimu itu, tidak berarti untukku, yang terpenting kau harus bersamaku selamanya."

"Aku ini hanya roh, kau mau dianggap gila. Bersama denganku selamanya?"

Singto hanya tersenyum pahit, sebelum mulai menjawab, "Biarkan saja, orang-orang sudah mengganggap ku gila dari dulu."

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada."

"Aku masih merasa kau menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku tidak tahu apa."

"Memang apa yang aku sembunyikan? Sudahlah Krist jangan berpikiran yang aneh-aneh tentangku."

"Tapi aku merasa..."

"Merasa apa?"

"Entahlah, aku tidak tahu."

"Kau mulai menangis lagi, kan?"

"Tidak, aku tidak pernah menangis lagi. Karena kau tidak suka itu."

"Aku bukannya tidak suka, hanya saja itu membuat ku sedih."