"Aku mau menjadi kekasihmu."
Wajah Krist berbinar-binar ketika mendengar apa yang baru saja Singto katakan, dengan cepat Krist menatap ke arah Singto.
"Benarkah?"
"Iya."
"Kau tidak bohong kan?"
"Tidak."
"Kita berpacaran?"
"Iya."
"Kau benar-benar menerimaku?"
Helaan nafas berat keluar dari mulut Singto, pria itu menatap Krist dengan tajam, kenapa Krist selalu saja bisa membuatnya naik darah.
"Jika kau terus bertanya, lebih baik lupakan saja."
Dengan cepat Krist menggelengkan kepalanya, dan mengigit bibir bawahnya sendiri, lalu mengisyaratkan pada Singto, jika dirinya akan menutup mulutnya.
"Tapi ingat! Jangan mengambil kesempatan padaku."
"Kaukan kekasihku, apa salahnya jika aku mengambil kesempatan darimu."
"Tapi kau itu tidak hidup."
"Iya, iya. Aku hantu! Cukup, mengingatkan aku terus tentang itu, aku sangat sadar akan hal itu, sebenarnya kau itu mau jadi pacarku atau musuhku sih."
"Menurutmu?"
"Mmm, dua-duanya."
"Salah, aku ingin menjadi musuhmu supaya kau tidak menggangu ku lagi."
"Tapi itu tidak akan pernah terjadi." Krist menjulurkan lidahnya pada Singto, "Aku tidak akan pernah memusuhi mu ataupun membencimu, aku akan terus menyayangi mu, supaya kau tidak bisa lepas dariku."
"Ingat suatu saat nanti kau pasti akan pergi."
"Biarkan saja, asalkan aku sudah menghabiskan sisa waktu ku bersama dengan mu, itu tidak apa-apa."
"Kau keras kepala." Tangan Singto memijit pelipisnya, "Aku jadi pusing berbicara dengan mu."
"Karena itu, sudah jangan ingat lagi jika aku ini hantu dan tidak hidup, aku bosan dengan itu, lihatlah aku sebagai kekasihmu."
"Baiklah, aku juga sudah lelah, bertengkar dengan mu, tidak ada hasilnya."
Krist hanya tertawa saja melihat Singto, jika pria itu bersikap keras kepala, Krist akan jauh lebih keras kepala, jika dia terus menolak Krist, maka yang harus Krist lakukan adalah terus mendekatinya supaya Singto bosan terus menolaknya, karena Krist tidak akan pernah mau menyerah sebelum mendapatkan apa yang dirinya mau.
"P'Sing..."
"Apa? Berhenti memanggilku dengan nada menggelikan itu."
Sungguh dia tidak bisa, bersikap biasa saja ketika Krist memangilnya dengan nada manja seperti itu, bukannya senang Singto justru merinding mendengarnya.
"Haruskah aku berteriak, jika memanggil namamu."
"Tidak harus seperti itu juga, kau harus memanggilku dengan nada biasa saja."
"Aku tidak mau."
"Harus mau."
"Tidak."
"Terserah kau sajalah, aku selalu kalah jika berdebat denganmu."
"P' ayo kita pergi."
"Kemana?"
"Berkencan, bukankah sekarang kita berpacaran?"
"Apa yang akan orang katakan jika aku berkencan dengan mu."
"Bersikaplah biasa saja agar orang tidak curiga."
![](https://img.wattpad.com/cover/148339503-288-k920595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasy[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.