Spesial Chapter

6.3K 527 220
                                    

Suara decakan penuh kekesalan kini yang di keluarkan oleh Singto, ketika melihat Krist yang daritadi hanya diam saja dan tidak menjawab satu pertanyaanpun yang singto berikan padanya.

"Ini hampir setengah jam, tapi tidak ada satu pertanyaan pun yang bisa kau jawab. Apa yang kau pelajari tadi malam?"

"Tidak ada."

Krist menjawabnya dengan santai, tanpa memperdulikan kekesalan yang Singto tunjukan padanya. Daritadi pria itu hanya mengomel dan terus mengomel tidak sama sekali membantunya, memang Singto kira ini mudah apa, kepala Krist saja sampai mau pecah sekarang, tetapi tidak ada satupun yang bisa Krist kerjakan.

"Kau ini." Tangan Singto menjitak kepala Krist, tanpa memperdulikan rengekan kesakitan yang di keluarkan oleh pria manis itu, "Cepat kerjakan! Kau tidak mau lulus memang?"

"Tentu aku mau, tapi ini susah tahu. Kau saja yang mengerjakan ini, jika tidak percaya."

"Aku bisa menyelesaikan itu kurang dari setengah jam."

"Ck, sombong."

"Aku tidak sombong, aku menjawabnya dengan jujur."

"Ini susah. aku pusing, sayang."

"Cepat kerjakan!"

"Iya, dasar jahat."

"Aku tidak jahat, ini untuk kebaikan mu. Bagaimana jika kau tidak lulus ujian itu?"

"Tidak apa-apa, paman bilang jika aku tidak lulus tahun ini, aku bisa ikut ujian lagi nanti, sampai aku lulus."

"Jangan mengikuti kata ayahku. Aku tidak mau punya kekasih yang bodoh."

Bibir Krist mengerucut kesal mendengarnya. jadi maksud Singto, Krist itu bodoh. Krist tidak bodoh, hanya saja pertanyaan itu saja yang tidak mau di jawab olehnya, mungkin jawabannya tidak ada.

"Jangan memasang wajah seperti itu."

"Aku tidak perduli."

"Krist!"

"Apa? Apa? Inikan wajahku."

"Tapi..."

"Tapi apa? Apa aku kelihatan manis? Apa aku terlihat menggoda?"

Krist mencondongkan tubuhnya ke arah Singto, dan menatap pria itu dengan tatapan menggodanya.

"Jika kau melakukan ini lagi, tidur di luar!"

Kaki Krist menghentak-hentak kesal, dan beralih menatap lembaran pertanyaan yang di tulis Singto untuknya, tetapi meskipun Krist mencobanya berulang kali. Dia tetap tidak bisa mengerjakannya.

"Argghhh..."

Dengan kesal Krist memukul kepalanya sendiri, daritadi dia pusing memikirkan pertanyaan itu. Krist meletakan kepalanya di atas meja dan menyembunyikan wajahnya di balik lipatan kedua tangannya.

Tidak lama kemudian ada sebuah tangan yang menyentuh bahunya, dan memijit bahunya dengan pelan.

"Jangan menyentuh ku."

"Kau marah lagi?"

Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari dalam mulut Krist, pria manis itu tetap diam tidak bergeming untuk menatap ke arah Singto sedikitpun.

"Ini untuk kebaikan mu."

"Tapi aku tidak bisa, apa aku terlalu bodoh? Hiks... Hiks..."

"Jangan menangis, kau tidak bodoh."

"Bohong. Tadi kau bilang seperti itu."

"Aku tidak sungguh-sungguh mengatakannya."

"Aku tidak percaya."

[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang