Krist perlahan mulai membuka matanya, tangan remaja itu memegangi kepalanya yang terasa pusing, seraya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.
Seingatnya dia pergi untuk mengantar anak kecil itu, dan berhasil mengantarnya ke tempat tujuan dengan selamat, setelah itu dia pulang, Krist merasa ada yang mengikutinya, namun saat dia mencarinya tidak ada seorangpun yang melewati jalanan sepi dan sempit itu, hingga munculah beberapa remaja mungkin seusianya, yang tiba-tiba entah mengapa menyerang dan mengeroyoknya begitu saja.
Mereka dalam jumlah banyak, sehingga Krist tidak bisa melawan mereka semua, membuatnya hanya bisa pasrah ketika para hantu itu memukulnya.
"Apa aku masih hidup? Akukan roh, bagaimana bisa hidup, apa ini surga? Tapi kenapa mirip kamar P'Sing." Gumam Krist bingung.
Tiba-tiba Krist merasa ada sedikit guncangan, pada tempat tidur yang di tidurinya, membuatnya menengokan kepalanya ke arah belakang, dan mendapati Singto yang kini duduk di belakangnya.
"P'Sing..." Panggil Krist, seraya langsung memposisikan dirinya untuk duduk, lalu memeluk Singto, sebelum mulai menangis sesenggukan.
"Kau kenapa?" Tanya Singto yang heran ketika melihat Krist tiba-tiba saja memeluknya dan menangis.
"Aku takut, mereka jahat, mereka mau melenyapkan ku, dan mengambil energiku supaya mereka lebih kuat, aku tidak mau pergi sekarang, aku masih mau bersamamu." Jawab Krist sambil menangis terisak-isak.
Singto mengusap-usap punggung remaja itu, mencoba untuk menenangkannya, supaya Krist tidak ketakutan lagi.
"Tenanglah, lagipula kau sudah tidak apa-apa sekarang." Tenangkan singto.
Krist menganggukan kepalanya, lalu kemudian menatap wajah Singto, "P'Sing, kenapa aku ada disini? Kau mencariku? Kau mengkhawatirkan ku dan membawaku kesini?" Tanya Krist penuh harap pada Singto.
"Tidak, aku menemukanmu di pinggiran jalan, untuk apa aku mencari mu, memang aku kurang kerjaan apa." Sangkal Singto.
Raut wajah Krist yang tadinya sangat senang sekarang berubah menjadi meredup, apalagi saat mengingat jika Singto mengusirnya, ketika dia hanya ingin mengantarkan seorang hantu anak kecil untuk pulang.
Tangan Krist langsung terlepas dari pinggang Singto, dan menjauhi pria itu, sebelum bangkit dari tempat tidur, dan ingin pergi, namun tangan Singto memegangi lengan Krist.
"Mau kemana?"
"Pergi, untuk apa aku disini, kau kan tadi mengusirku."
"Pergilah, jika kau mau pergi." Tangan Singto melepas lengan Krist, dan menatap Krist dengan acuh, membuat Krist bertambah sedih melihatnya, "Kenapa kau diam saja? Cepat pergi." Usir Singto.
"Kau jahat." Kata Krist, seraya melangkahkan kakinya, tetapi lagi-lagi tangan Singto meraih lengan Krist, tetapi kali ini menariknya ke arahnya, hingga tubuh Krist oleng dan terjatuh di atas tempat tidur.
"Kau mau tidur di jalanan?" Tanya Singto.
Krist tidak menjawabnya, dan kini justru menatap ke arah dinding di sampingnya, lebih memilih dinding itu untuk di lihat daripada Singto.
"Jadi ceritanya sekarang, kau marah?" Krist tetap tidak menjawab, dia kesal pada Singto, semua yang dia lakukan selalu saja salah dimata pria itu, "Harusnya aku yang marah, karena kau tidak mau menuruti kataku, di luar sana itu berbahaya, meskipun kau berasal dari luar sana, jangan membantu sembarangan orang karena kau sendiri nanti yang akan mendapatkan masalah."
"Kau berkata seolah kau pernah mengalaminya." Kata Krist.
Kedua tangan Singto terulur ke arah Krist, dan memagangi bahu Krist, sebelum mengarahkan remaja itu untuk menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasía[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.