Kicauan-kicauan burung yang bertengger di atas atap di pagi hari itulah yang membangunkan Krist dari tidurnya, remaja manis itu menggeliat dari dalam tidurnya, sebelum mulai membuka kelopak matanya dengan perlahan-lahan.
Krist mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan, sebelum memposisikan dirinya untuk duduk, remaja itu membentangkan tangannya, sambil menguap dan mengucek-ngucek matanya.
Di lihatnya Singto yang masih tertidur dengan pulas di sampingnya, Krist langsung membaringkan tubuhnya lagi, dan memeluk Singto.
"Tidak biasanya, kau belum bangun, sayang."
Krist membungkukkan tubuhnya ke arah Singto, sebelum mendekatkan wajahnya pada wajah pria itu, lalu mengecup Singto dengan lembut.
Bertepatan dengan singto yang kini membuka matanya, pria itu hanya menatapnya dengan malas, karena Krist selalu saja mencari kesempatan untuk mencium dan juga memeluknya.
"Pagi, sayangku."
"Mmm."
Singto memposisikan dirinya untuk duduk, dan ingin bangkit dari atas tempat tidur, namun Krist menahan lengannya.
"Ada apa lagi?"
"Morning kiss untukku mana?"
"Bukankah tadi kau sudah menciumku."
"Itukan tadi aku, yang aku mau kau menciumku."
"Permintaan mu banyak sekali, membuatku pusing."
"Jika aku diam saja, kau akan kesepian nanti."
"Kemarilah."
Singto melambaikan tangannya kearah Krist, mengisyaratkan supaya remaja itu untuk mendekat ke arahnya, dan Krist tanpa berpikir mendekatkan dirinya ke arah Singto.
Cup.
"Sudah jangan ganggu aku, aku sedang buru-buru." Kata Singto, seraya mengusap rambut Krist.
"Kau mau kemana?" Tanya Krist ingin tahu.
"Kuliah." Jawab Singto, sambil berjalan ke arah lemari pakaiannya, dan mengambil handuk yang tergantung di luar lemari.
"Aku ikut." Pinta Krist.
"Tidak bisa, nanti kau pingsan lagi, itu menyusahkan tahu." Tolak Singto.
"Cuacanya panas, jadi kepala ku pusing. Aku akan jadi anak baik." Bujuk Krist, dengan wajah memelasnya, berharap Singto akan luluh dan mengajaknya.
"Tapi ingat jangan pergi terlalu jauh, aku tidak bisa mencarimu." Ingatkan Singto.
"Iya, aku akan terus berada di dekat mu." Kata Krist.
"Jangan dekat-dekat, aku juga." Jawab Singto.
"Sebenarnya apasih maumu." Keluh Krist.
Namun Singto tidak menjawabnya, pria itu justru melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi, tidak memperdulikan keluhan yang di keluarkan oleh Krist.
.
.
Beberapa menit kemudian, Singto keluar dari dalam kamar mandi, hanya mengunakan handuk yang melilit di pinggangnya, serta air yang menetes-netes dari rambutnya, yang kini memulai menuruni bahunya dan mengalir ke setiap lekukan tubuhnya, sebelum meresap masuk kedalam handuk yang di kenakanya.
Krist menatapnya tanpa berkedip sedikitpun, remaja itu hanya melongo menatap Singto, sedangkan Singto tidak memperdulikan Krist yang kini mulai mengeluarkan tatapan mesum padanya, Singto berjalan ke arah lemari pakaiannya, dan mengambil seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasy[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.