Suara tangisan seseorang membangunkan Singto dari tidur nyenyaknya, dan kini dia melihat Krist yang tengah mendudukan dirinya di sofa berwarna peach yang berada di sudut ruangan kamarnya.
Mendengar suara-suara yang membuat merinding itu, Singto langsung memposisikan dirinya untuk duduk, sebelum menatap ke arah dinding kamarnya, ini masih pukul satu malam, kenapa Krist tiba-tiba menangis sendirian.
"Ada apa, Krist?" Tanya Singto, yang kini mulai berjalan ke arah Krist, tetapi remaja manis itu justru semakin menangis terisak-isak, tidak mau menjawab pertanyaan dari Singto.
Itu tentu saja membuat Singto khawatir, dan berjongkok di depan Krist, sebelum berlutut di hadapan Krist, lalu menggengam tangan remaja itu.
"Ada apa?" Tanya Singto lagi.
"Kit." Jawab Krist.
"Kit? Memang kucing itu kenapa?" Tanya Singto heran.
"Kit hilang." Jawab Krist, sambil menangis tersedu-sedu.
"Ya, ampun. Kau menangis tengah malam hanya karena kucing itu? Sudah kau cari di dalam rumah?" Tanya Singto.
"Sudah, tapi tidak ada, aku mau mencari keluar tapi kau tidak memperbolehkan aku keluar rumah." Jawab Krist, dengan lelehan air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.
Helaan nafas berat keluar dari mulut Singto, dia kira ada masalah apa, ternyata hanya perihal kucing, Krist menangis histeris di tengah malam.
"Biarkan saja, nanti kita beli lagi yang seperti itu ya." Bujuk Singto.
"Tidak mau, yang aku mau hanya kit tidak mau yang lain." Tolak Krist menatap Singto dengan kesal, dia hanya mau kucingnya kembali, bukan mau kucing yang baru.
"Tapi ini sudah malam, besok pagi kita akan mencarinya." Kata Singto.
"Tidak mau, aku mau mencarinya sekarang, kasian dia ada di luar sana tengah malam, pasti dia kedinginan." Jawab Krist.
"Tapi aku mengantuk." Ujar Singto.
"Aku tidak mengajak P', aku mau mencarinya sendiri." Sahut Krist.
"Tidak bisa, kau tidak ingat terakhir kali kau pergi sendirian?" Tanya Singto.
"Aku akan hati-hati." Jawab Krist, dengan memohon.
"Ayo, kita cari dia." Kata Singto, sambil bangkit dari lantai, dan berjalan keluar, tetapi langkah kakinya terhenti ketika melihat Krist masih terduduk di sofa, "Kenapa kau masih disana? Katanya mau mencari dia, kemari kita cari dia bersama, tapi ingat jangan jauh-jauh dariku, di luar sana bahaya." Lanjutnya, seraya melambaikan tangannya, ke arah Krist. Mengisyaratkan remaja itu untuk berjalan ke arahnya.
Krist tersenyum melihatnya, lalu berjalan menghampiri Singto, tangan Singto langsung merangkul bahu Krist, sebelum keduanya pergi keluar untuk mencari kucing kesayangan Krist yang hilang tadi.
____________
"Kit... Kit... Kit..."
Teriak Krist terdengar ke setiap sudut jalanan sepi di depan rumahnya, angin malam berhembus kencang ke arah keduanya, membuat Singto menggosok-gosokkan tanganya ke lengan Krist.
"Aku tidak akan kedinginan P." Ingatkan Krist.
"Aku tahu." Jawab Singto.
"Kit kemana? Kenapa dia tidak ada." Tanya Krist dengan sedih karena tidak bisa menemukan kucing peliharaannya itu.
"Kita cari saja sampai ke ujung jalan ini, jika tidak menemukannya, kita pulang saja, besok kita akan mencarinya lagi." Kata Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Viễn tưởng[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.