Di sebuah tempat asing yang terlihat remang-remang, ada seorang pria berkulit Tan yang kini masih tertidur pulas di atas tempat tidur miliknya, pria itu menggeliat dalam tidurnya, sebelum perlahan mulai membuka kelopak matanya dengan perlahan.
Ekor matanya menatap ke setiap sudut ruangan tempatnya berada sekarang, pria itu menengokan kepalanya ke arah sampingnya, dan mengambil sebuah kaca mata di atas nakas mejanya.
Setelah itu mengenakan kaca mata itu, perlahan pria itu turun dari atas tempat tidurnya, lalu kemudian berjalan ke arah jendela kaca kamarnya itu, sebelum tanganya menyibak tirai panjang yang menutupinya.
Hingga kini cahaya matahari mulai menerangi ruangan itu, kemudian pria itu membuka jendela kaca yang tertutup, membuat udara dingin di pagi hari itu memasuki kamarnya dan menggantikan hawa hangat di dalam ruangan menjadi hawa dingin.
Pria berkacamata yang bernama Singto itu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya, dan langkahnya terhenti di dekat penyangga balkon kamarnya itu, mata pria tampan itu memandang lurus ke depan, menerawang jauh entah kemana.
Hanya helaan nafas berat yang kini keluar dari mulut pria itu, sambil menatap ke arah langit dengan tersenyum, meskipun setelah itu senyumnya di gantikan oleh tatapan kesedihan.
Sebelum pria tampan itu melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamarnya lagi, dan menutup balkon kamarnya, kemudian Singto mengambil handuk yang tergantung di lemari pakaiannya, setelah itu memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
.
.
Setelah beberapa waktu kemudian, Singto keluar hanya dengan handuk yang melingkari pinggangnya, rambutnya yang basah membuat air itu menetes dan mengalir di setiap lekukan tubuhnya, hingga kemudian meresap masuk kedalam handuk yang di kenakannya.
Pria itu langsung berjalan ke arah lemari pakaiannya, dan membuka lemari itu, lalu mengambil sebuah seragam dari dalam saja, Singto melepaskan handuk yang melingkari pinggangnya, dan memakai seragam itu, dan bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya.
.
.
.
Sedangkan di tempat lain, ada seorang remaja manis dengan seragam sekolah yang di kenakannya, kini tengah duduk sendirian di dalam salah satu kafe dengan melamun, dan terlihat seperti menuggu seseorang.
Namun tidak lama kemudian, remaja manis itu tersenyum ketika melihat seseorang yang di tunggunya datang, remaja manis itu dengan semangat melambaikan tangannya ke arah gadis yang kini tengah melambaikan tangannya juga kearahnya, hingga membuat remaja manis itu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri gadis itu.
Tetapi anehnya, ternyata bukan gadis yang melambaikan tangannya tadi yang ingin di hampiri oleh remaja manis itu, melainkan sosok lain di belakang gadis itu, dan yang lebih mengherankan remaja manis itu tadi berjalan melewati gadis tadi dengan cara menembus tubuh gadis itu.
Tubuhnya terlihat seperti asap yang berbentuk, namun tidak bisa di lihat manusia ataupun di sentuh oleh manusia, karena remaja manis tadi ternyata adalah sebuah arwah gentayangan.
"Kenapa wajahmu murung, krist?" Tanya seorang pria dengan wujud agak menyeramkan, itu adalah tam, arwah gentayangan teman Krist.
"Aku kemarin bertemu dengan seseorang yang bisa melihatku, dan dia bukan seorang cenayang atau peramal, aku yakin dia bisa membantuku, tetapi dia ketakutan dan langsung lari ketika melihatku." Jawab remaja manis yang bernama Krist itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasy[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.