Deruman sebuah mesin mobil itu, mulai bergema di pekarangan rumah tua yang terlihat sepi dan juga tidak berpenghuni, dedaunan kering yang berguguran menghiasi setiap sudut rumah yang terletak di pinggiran kota itu.
Krist menatap rumah yang berada di depannya, dengan tatapan sendu, lalu beralih menatap Singto yang kini berada di sampingnya.
"Ini persis seperti rumah hantu yang selalu aku takuti ketika menonton film horor." Canda Krist, meskipun dia tahu jika ini tidak lucu.
"Maaf, setelah kau pergi. Ayahku memaksaku untuk pindah dari rumah ini, ke rumah yang P' tempati sekarang." Kata Singto, sambil menundukkan kepalanya, merasa bersalah pada Krist.
Dia tidak ingin Krist berpikiran jika Singto sengaja melakukannya, agar bisa melupakannya. Sebab jujur saja semua ini bukanlah maunya, tetapi orang tuanya, yang tidak ingin dia terus bersedih memikirkan Krist.
"Tidak apa-apa, lagi pula jika P' tinggal disini sendirian, pasti akan ada hantu lain yang mengambilmu dariku." Jawab Krist.
"Untuk apa kita kesini?" Tanya Singto.
"Bukankah, aku sudah bilang padamu." Jawab Krist.
"Tidak, kau hanya menyuruhku untuk mengikuti mu. Dan tidak mau memberitahuku untuk apa kita kesini, Krist sebenarnya orang itu siapa? Tidakkah lebih mudah kau mengatakannya saja padaku?" Tanya Singto.
"Emm, ada sesuatu yang tidak bisa aku beritahukan padamu, sebab kau tidak akan percaya padaku nantinya." Jawab Krist.
"Apa maksudmu?" Tanya Singto.
"Nanti juga kau tahu." Jawab Krist.
"Jadi sekarang kita mulai main rahasia?" Tanya Singto.
"Iya, tapi hanya sebentar." Jawab Krist.
"Aku penasaran." Kata Singto.
"Jika seperti itu, ayo turun." Ajak Krist.
"Tunggu, jangan turun dulu." Seru Singto, ketika Krist mulai ingin membuka pintu mobilnya.
"Ada apa, sih?" Tanya Krist heran.
Pria itu turun lebih dulu dari mobilnya, sebelum berjalan ke sisi lain mobil, dan membukakan pintu untuk Krist, tidak hanya itu Singto langsung merengkuh tubuh Krist, kemudian menggendongnya.
"Aku ini bisa berjalan." Kata Krist.
"Tapi cuacanya panas." Ingatkan Singto.
"Tumben, biasanya kau tidak perduli padaku. Dan senang sekali menyuruhku pergi." Keluh Krist, pada sikap Singto yang selalu acuh padanya.
Sekarang karena Krist ingat semuanya, pria itu berubah menjadi baik, dan perhatian padanya. Entah mengapa Krist bukanya senang justru menjadi kesal dengan hal itu.
Namun Singto tidak memperdulikan ocehan yang di keluarkan oleh Krist, sebab jika dia menjawabnya mereka pasti akan terlibat percekcokan, dan Singto tidak mau itu terjadi, karena ada hal penting yang harus mereka lakukan.
Krist menatap debu yang menempel di kaca rumah itu dengan tatapan sedihnya, dulu dia dan Singto tinggal berdua dirumah ini, semua kenangan mereka ada disini, dan sekarang sama seperti dirinya semua ini akan menjadi masa lalu.
Melihat kenyataan yang ada membuat hati Krist terasa sakit, sadar akan posisinya sekarang, mereka memang sudah berbeda dunia, jika saja Krist tidak mengganggu Singto lagi pasti pria itu sudah melupakannya, dan melanjutkan hidupnya sekarang.
Tapi kenapa Krist justru menemuinya lagi, bukankah itu yang Krist inginkan, meskipun sekarang Krist tahu apa alasan dia masih disini dan tidak bisa pergi, semua itu karena Singto,dia alasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasía[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.