Suara tetesan air hujan yang perlahan mengalir turun dari atap sebuah toko, serta bau tanah yang basah itu membuat Krist menatap ke arah depannya dengan kesal.
Dia tidak suka hujan, tapi sekarang keadaan di depannya justru menunjukkan hal yang tidak di sukainya, tidak lucukan jika seseorang hantu kehujanan.
Remaja manis itu berjongkok di pinggiran emperan toko yang sedang tutup, tempatnya berteduh saat ini, Krist menatap pantulan dirinya di atas genangan air dengan raut wajah sedih.
Bagaimana dia tidak sedih, karena pria berkacamata itu justru mengusirnya, setelah menciumnya. Apalagi ketika pria itu menyangkal jika sudah menciumnya, lalu siapa yang mencium disini, apa Krist?
Padahal sudah jelas, pria itu yang tiba-tiba menimpa tubuhnya, dan membuat mereka berdua berciuman, dasar pria tidak bertanggung jawab.
Tangan Krist terulur untuk menyentuh genangan air di depannya, kenapa nasibnya seperti ini, tidak seperti yang lain, apa salah Krist, apa semasa hidupnya Krist selalu berbuat jahat, hingga saat sudah matipun sampai seperti ini.
Krist menatap orang-orang yang kini mulai berlarian ke arahnya, untuk berteduh sama seperti dirinya, remaja itu melihat mereka dengan pandangan iri, sebab dirinya masih semuda ini, tetapi sudah menjadi seorang hantu, sedangkan yang lainnya masih bisa hidup panjang, meskipun itu adalah sebuah takdir, dan terkadang takdir itu memang penuh kekejaman.
Tiba-tiba ada seseorang yang berlari ke arahnya dengan terburu-buru, membuat Krist menghindarinya agar tubuhnya tidak bertabrakan dengan tubuh orang itu, dan itu justru membuat Krist oleng dan hampir terjatuh, tetapi belum sempat tubuh Krist terjatuh ada seseorang yang menangkap tubuh Krist.
"Kau lagi." Krist menatapnya dengan wajah berbinar-binar, "Apa kau mengikutiku?" Tanya Krist ingin tahu.
Singto hanya menatapnya datar, dan melepaskan tubuh Krist yang di tangkapnya, hingga terjatuh ke genangan air, "Berhentilah bermimpi." Jawab Singto sinis.
Krist menatap Singto dengan cemberut, dan hampir menangis karena jatuh ke atas genangan air, apalagi kini dirinya kehujanan akibat ulah Singto.
"Kau jahat." Ujar Krist bersungut-sungut pada Singto.
Namun Singto tidak memperdulikannya, dan bersikap seperti tidak melihat Krist, tidak mau orang menatapnya dengan tatapan aneh dan mengganggapnya tidak normal.
Kesal kepada ulah Singto, Krist langsung memasuki kerumunan dan mendekati Singto, lalu memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya di punggung pria itu, Krist tahu Singto tidak akan berteriak ataupun mendorongnya karena disini banyak orang, bisa-bisa orang akan mengira Singto gila, jika pria itu sampai marah-marah sendirian di tengah kerumunan orang yang tengah berteduh.
"Lepaskan." Gumam Singto, yang masih bisa terdengar oleh Krist, dan remaja itu justru tidak menghiraukannya.
"Siapa namamu?" Tanya Krist ingin tahu, sambil menghirup aroma parfum singto yang terasa sangat manis baginya.
Singto tidak mau menjawabnya, membuat Krist semakin kesal, apa susahnya tinggal menjawabnya saja, jika pria itu bertanya akan dengan senang hati Krist akan menjawabnya.
"Kau mulai tuli, atau mendadak bisu, mmm?" Krist semakin mengeratkan pelukannya kepada Singto, bahkan tanganya mulai meraba-raba perut Singto, "Sepertinya tubuh mu bagus." Kata Krist.
"Jangan macam-macam padaku, jika tidak mau, aku melenyapkan mu sekarang juga." Gumam Singto.
"Oho, kau galak sekali, sayangku." Ujar Krist.
Tangan Singto menangkap tangan Krist, dan mengobati menyingkirkannya dari tubuhnya, tetapi Krist memeluk tubuh Singto dengan sangat erat.
"Sayang, sayang apanya? Dasar hantu tidak waras, cepat lepaskan aku." Keluh Singto tidak habis pikir, dirinya hanya ingin berteduh, tetapi justru bertemu lagi dengan hantu gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasy[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.