Diam-diam Krist menatap Singto, yang kini tengah sibuk dengan tugasnya, bersama dengan New yang kini duduk di samping pria itu.
Perlahan Krist mendekati New, dan meniup-niup kertas tugas yang tengah New kerjakan, membuat bulu kudug pria berkulit putih itu merinding seketika, dan langsung beralih menatap Singto, sambil menyenggol lengan pria tampan itu agar menengok ke arahnya.
"Apa?"
Singto hanya menatap pria itu datar, tetapi new menatap kertasnya yang kini terlihat seperti tertiup oleh sebuah angin yang cukup kencang, dari sisi lain yang tengah di pengang oleh New, supaya kertas itu tidak benar-benar terbang dan jatuh, hanya saja New tidak berani memegang sisi lain yang kini tengah tertiup angin itu, sebab ia tahu pasti ada hantu disitu.
"Krist, jangan seperti itu."
Krist langsung berhenti meniup kertas new, dan menghampiri Singto, remaja itu mendudukkan dirinya di pangkuan Singto.
"Aku bosan."
"Sebentar lagi selesai, kita bisa pergi."
"Terlalu lama."
"Sebentar lagi ya."
"Tidak mau."
"Sebentar lagi, setelah itu kita bisa pergi berdua."
"Terserah."
"Jangan marah, sebentar lagi kita akan pergi, sungguh."
Krist hanya diam dan menatap Singto dengan cemberut, remaja itu bangkit dari pangkuan Singto dan mendudukkan dirinya di atas sofa, sambil menatap keduanya dengan cemberut.
Sementara New menatap Singto dengan tidak percaya, dia masih ragu jika yang dikatakan oleh pria itu adalah kebenaran, siapa tahu Singto berbohong.
Mana ada orang gila yang mengaku jika dirinya itu gila, mungkin jika yang lain New akan biasa saja, namun ini adalah Krist. Dia tahu apa yang terjadi pada mereka berdua, dia mengenal Krist tetapi New tidak yakin Singto berbicara dengan Krist.
Saat ini dia ingin menyela Singto yang berbicara sendirian, tetapi temannya itu menyuruhnya untuk tutup mulut, sebenarnya New ingin berteriak pada hantu itu, dan bertanya apa dia benar Krist, namun tidak bisa, dia tidak ingin Singto jadi seperti dulu, dia kasian pada pria itu.
"Sing..."
"Apa?"
"Dimana dia?"
New bertanya sambil menengokan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan hantu itu, tetapi dia tidak bisa melihat apapun.
"Kenapa kau ingin tahu?"
"Dia selalu menggangguku."
"Biarkan saja, yang penting dia tidak membunuh mu."
"Aku akan memanggilkan cenayang supaya bisa mengusirnya darisini sebelum dia bisa membunuhku."
"Sebelum kau bisa keluar dari sini, aku yang akan membunuhmu, jika kau berani menyentuhnya."
"Dia itu sudah..."
"New!!"
"Baiklah aku diam."
"Diam itu lebih baik untukmu, jika tidak kau berani membuka mulut sedikit saja, jangan menganggapku teman lagi."
Krist hanya menatap kedua orang itu yang berbicara dengan berbisik-bisik dengan kesal, apasih yang keduanya bicarakan, hingga akhirnya Krist ikut menyempil di antara keduanya, sampai new tidak sengaja jatuh kesamping sebab Krist dengan sengaja mendorongnya.
"Tidak baik seperti itu."
Lagi-lagi Singto harus mengingatkan Krist agar tidak mengganggu orang lain, padahal baru saja dia mengingatkannya, katanya Krist itu selalu bersikap baik, tetapi nyata tidak. Dia itu hanya hantu usil yang suka mengganggu orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasi[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.