Singto menatap Krist dengan curiga, namun yang di tatapnya itu kini menunjukkan wajah polosnya, pasalnya new tadi pagi pulang dengan ketakutan, entah apa yang terjadi pada temanya itu, tetapi Singto yakin itu adalah ulah Krist, memang siapa lagi jika bukan hantu jail itu.
"Ada apa kau menatapku seperti itu P'? Apa aku manis?" Tanya Krist, sambil tersenyum semanis yang dirinya bisa, supaya Singto tidak curiga padanya.
"Manis? Lihatlah wajahmu sendiri di cermin." Jawab Singto dengan datar dan menunjuk ke arah cermin yang berada di depan mereka saat ini.
Dan Krist tidak menampakan dirinya di dalam cermin itu, hanya ada Singto saja disana, "Tunggu aku belum menampakkan diri ku." Kata Krist, tetapi buru-buru di sela oleh Singto.
"Tidak perlu, ada atau tidak ada kau di dalam cermin itu semuanya tetap sama saja, kau adalah hantu jadi berhenti bersikap seperti itu lagi." Jawab Singto yang membuat Krist memanyunkan bibirnya.
"Kau jahat." Seru Krist.
"Aku memang jahat." Jawab Singto tidak memperdulikan Krist yang kini bersungut-sungut padanya.
Singto justru melangkahkan kakinya pergi meninggalkan remaja manis itu sendirian di dalam kamarnya.
Setelah Singto pergi, Krist langsung bangkit dari tempat duduknya, dan mengikuti Singto dari belakang.
"Sayang, kau mau pergi kemana, tunggu aku."
"Sudah aku bilang jangan memanggilku seperti itu."
Singto menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Krist dengan tajam, "Kau mau aku usir?" Tanya Singto dengan ketus.
"Jika kau mengusirku aku harus kemana?"
"Mana aku tahu."
"Bisa tidak sekali saja, jangan pandang aku sebagai arwah penasaran, pandang aku seperti yang lainya, kau selalu jahat padaku, padahal kau tidak mau membalas cintaku."
"Kaukan memang hantu, aku harus memandangmu seperti apa? Manusia? Berhentilah bermimpi, aku mau menerima cintamu, buang semua omong kosongmu itu, dan pergi dari sini."
"Kau mengusirku? Padahal baru kemarin kau mengijinkan aku tinggal disini."
Krist menatap Singto dengan berurai air mata, padahal baru saja dia senang, tetapi pria itu sangat jahat padanya.
"Jangan menangis, aku benci orang yang cengeng."
"Aku tidak perduli."
"Aku tidak akan mengusir mu, asal jangan macam-macam padaku."
"Aku tidak macam-macam, aku hanya melakukan satu macam saja supaya kau tidak marah."
Lirikan sinis langsung di layangkan kepada krist dari Singto, memang dia pikir itu lucu apa, dasar hantu garing.
"Terserah kau saja."
"Aku boleh berkeliling rumah ini, kan?"
"Boleh, asal kau jangan menggangguku."
"Padahal itu yang paling aku mau."
"Itu tidak boleh, apalagi seperti tadi saat aku bangun tidur, kau memelukku dari belakang, itu melanggar hak asasi manusia tahu."
"Hak asasi apa? Aku hanya memelukmu saja."
"Benarkah?" Singto berjalan mendekati Krist, dan mendekatkan wajahnya pada remaja itu, "Hanya memeluk?" Tanya Singto ingin tahu.
"Hanya meraba-raba sedikit saja." Akui Krist, sambil cengengesan pada Singto karena ketahuan.
"Dasar hantu mesum." Cela Singto.
![](https://img.wattpad.com/cover/148339503-288-k920595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[11]. Touch Love [ Krist x Singto ]
Fantasy[ COMPLETED ] Bagaimana jika ada seseorang arwah yang tiba-tiba selalu mengikutimu, dan ingin menjadikanmu kekasihnya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] Warning !! Cerita ini mengandung unsur Yaoi/BoysLove / Boyxboy.