20.Perlahan Terkuak(2)

42 16 2
                                    


"AYOKK SEMUANYA KITA NYANYI BARENG-BARENG!"

Teriakan Devan yang sangat menggelegar di seluruh penjuru kelas membuat penghuni yang berada dalam kelas itu menggeleng kan kepala dan ada juga yang ikut nimbrung ke depan kelas untuk bernyanyi bersama sisanya duduk di lantai. Devan yang saat ini sedang memegang penggaris panjang, dasinya ia pakai di kepalanya, baju acak-acakan dan tangan kirinya ia lambai-lambai kan ke atas seperti bintang terkenal yang sedang konser di depan jutaan orang. Viks penampilan Devan sekarang sangat mirip dengan penyanyi rock.

"Tu wa ga pat!
Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya..aa.aa
Menahan rasa ingin jumpaa.aa
Percayalah pada ku aku pun rindu kamu ku akan pulang. Melepas semua kerinduan..yang terpendam..🎶"

Di saat reff berhenti dan pintu kelas terbuka tiba-tiba Devan langsung berlutut di hadapan seseorang sambil memegang tangannya dengan mata tertutup.

"yo wes ben nduwe bojo sing galak
yo wes ben sing omongane sengak
seneng nggawe aku susah
nanging aku wegah pisah...🎶"

"Apa-apaan kamu!" Ternyata tangan yang di pegang Devan adalah tangan Bu Ngatimah guru Geografi terkiller. Dengan mata terpejam Devan tersenyum miris dan membuka matanya pelan-pelan.

"Eh ibu, aduh ibu aku teh kangen sama ibu," Devan pun langsung melesat ke arah tempat duduknya kembali.

"KAMU KELUAR SEKARANG! BERSIHKAN TAMAN BELAKANG DENGAN SEBERSIH-BERSIHNYA!!!" Teriak Bu Ngatimah.

Semua yang baru saja mendengar teriakan Bu Ngatimah pun langsung bergegas duduk rapih, ada yang terkejut, ada yang cuek tiduran di atas meja, dan ada yang kejang-kejang.

Pelajaran pun di mulai.

°•°•°•°•°•°

Ning Bingbing Ning Bingbing

Suara telepon dari seorang gadis berbunyi saat dia sedang berada di kantin bersama ke dua temannya.

"Siapa Chil?" Tanya keira yang sedang memakan mie Xp nya.

"Kaga tau gua, no tidak di kenal belakangnya 86, lu tau gak?" Tanya Ashila balik.

"Enggak tau tuh gue,"

"Temen kamu kali Chil, coba angkat aja siapa tau penting," Saran Catherine yang sedari tadi anteng dengan eskrim nya.

Ashila pun mendengar kan saran Catherine dan ia mengangkat panggilan tersebut. Beberapa detik kemudian sang penelepon di sebrang sana seperti enggan berbicara, tentu saja Ashila bingung.

"Halo? Siapa ini?" Tanya nya lagi untuk kesekian kalinya.

Keira memberikan isyarat seolah-olah iya menanyakan bagaimana, siapa, dan kenapa sedangkan Ashila hanya menggeleng kan kepala nya tanda tidak tahu.

Dan tiba saja panggilan itu berhenti hanya untuk beberapa detik saja. Ashila tak menghiraukan kejadian tadi iya langsung melanjutkan makan siang nya.

My Imagination Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang