30. Abang Yang Bijaksana

24 5 1
                                    

"ABANG!"

Mata Ashila memerah saat melihat kakak nya di hajar oleh 5 orang sekaligus. Ia tidak tinggal diam, ia berniat akan menghabisi siapa saja yang berani memukul Abang tercintanya itu.

Baru saja Ashila akan menghampiri mereka tetapi lengan nya di cekal oleh seseorang yang berada di belakangnya dan ia melihat Junet sepupu nya yang botak lalu di samping sepupunya ada cowok yang sejak tadi Ashila hindari.

"Lepasin gue net!" Ashila berhasil melepaskan tangan nya dari cekalan tangan Junet dan berlari menghampiri kakak nya yang sudah terdapat luka tonjok di sebelah matanya.

Tanpa berfikir panjang dan dengan napas terengah-engah kepalan tangan Ashila sukses mendarat pada wajah tampan yang tadi menyentuh nya.

Satu detik!

'BUGH!'

Sampai dengan sepuluh detik Ashila mampu membuat wajah para mahasiswa itu babak belur.

"Anjir kabur woy!" seru pemuda berambut sebahu.

"Awas ada macan betina ngamuk!" Ucap laki-laki berkulit hitam.

Mereka pun pergi. Sebelum pergi pemuda yang berambut klimis menatap Ashila dengan tajam, "Gue bales lo nanti macan betina!" lalu bergumam kecil namun masih mampu di dengar oleh Ashila.

Ashila meneguk ludah nya. Ini kali pertama ia takut kepada manusia. Yah, sebelumnya kan manusia nya yang takut kepada Ashila. Ashila menilai dia tidak akan main-main dengan ucapan nya. Ia pun menangkap tatapan iblis dari pemuda tampan itu.

Tersadar dari lamunannya Ashila berbalik dan menemukan Diar yang berdiri di belakangnya sambil menyeka darah dari sudut bibir nya. Bagaimana pun ia adalah kakak kandung Ashila. Semenyebalkan nya pun Ashila tetap peduli dan sangat menyayangi Diar. Ashila sangat tidak mampu melihat kakak nya sakit. Dulu saja waktu Ashila masih kecil ia selalu menangisi kakak nya ketika kakak nya terluka.

Dan yah. Sampai sekarang mungkin kebiasaan nya tidak akan pernah hilang. Terbukti kini Ashila menatap Diar dengan mata yang berkaca-kaca dan langsung memeluk sang kakak.

Junet pun diam dengan santai mengunyah permen karet nya sambil menatap kedua sepupu nya itu.

Junet memalingkan tatapan nya dari mereka berdua ke arah samping kanannya melihat Adit yang speechles melihat kesangaran Ashila dan kelemahan Ashila dalam satu waktu.

"Napa? Lo baru tau Ashila kaya gini? Sangar dan lemah. Haha, " hardik Junet dengan pandangan menyelidik. "Nih Adit, gue kasih tau. Sebenernya anak ini tuh cengeng banget kalo kakak atau adik nya luka kaya gini,"  terang Junet yang sangat mengetahui hal tersebut dan Adit hanya melongo.

Terlepas dari obrolan Junet dan Adit ternyata Ashila masih menangis sambil memeluk Diar.

Diar terkekeh mendapatkan perlakuan dari Ashila yang menurut nya sangat lucu. Iya, lucu melihat wajah sang adik yang matanya sembab akibat menangisi nya. Diar membalas pelukan Ashila dengan mengelus rambut panjang Ashila yang tergerai.

Diar mencoba melerai pelukan nya tetapi tidak bisa karena Ashila memeluknya sangat erat, lalu Diar pun memalingkan wajah nya kebelakang meminta bantuan kepada Junet agar bisa memisahkan Ashila dari dirinya.

"Udah-udah lepasin Diar," Ucap Junet mencoba memisahkan Ashila dari Diar.

"Ih Juneeettt!! Ga mau ngelepas Diar!" Ashila menangkup kan wajah nya di dada bidang sang kakak.

"Diar nya mau di bawa ke UKS Cilok!" tegas Junet membuat Ashila menatap nya penuh kebencian. Junet mengedip kan matanya kepada Diar menyuruh nya agar terlihat kesakitan. "Tuh Diar nya kesakitan gara-gara ga boleh ke UKS sama lo,"

My Imagination Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang