32. Perdebatan

17 3 0
                                    

Dua hari sudah Ashila tak kunjung mendapatkan kabar dari Adit, dan dua hari sudah Adit tidak berada di rumah. Diar yang melihat adik perempuan nya hanya komat-kamit tidak jelas dan hanya tersenyum.

"Gimana? Masih belum ada kabar dari Adit?" tanya Diar yang kemudian duduk di sebelah Ashila.

"Belum. Dia ada bilang apa gitu ke lu bang? Ada ga?" Ashila mencoba bertanya kepada kakak nya mana tah kakak nya itu yang di kasih kabar oleh Adit.

"Mana ada," elak Diar.

"Awas lu bang kalo bohong!" ancam Ashila yang galak nya mulai kumat.

"Ett dah giliran gua udah sembuh aja di marah-marahin lagi. Giliran sakit malah di nangisin terus, kaya nangisin orang meninggal,"

"HUSH! ABANG GABOLEH NGOMONG GITU! Omongan itu doa! Bego banget gue punya ABANG!" teriak Ashila sambil mengeluarkan puppy-eyes nya.

"Eh iya astagfirullah, nauzubillah," Diar berlagak mengusap dada nya sambil menatap langi-langit atap rumah nya.

Ashila bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju kamar nya di atas Diar yang melihat kepergian Ashila hanya tersenyum penuh arti, sepertinya ia menyimpan sesuatu.

Tak lama kemudian Ashila turun mengenakan hoodie berwarna seagreen dan berjalan ke arah pintu keluar. Tanpa permisi ia melewati kakak nya begitu saja dan tentu membuat Diar ingin sekali menjambak rambut nya yang sedang di kuncir kuda tersebut.

"WOI! Kebiasaan ga pernah pamit lo sama gue! Mau kemana sini dulu, ada yang mau gue omongin," Ucap Diar menghentikan laju Ashila.

Ashila memutar bola matanya bosan dan menuruti perintah abangnya yang baru sembuh dari sakit itu. "Apaan sih bang, cepetan ngomong!" Ashila menurunkan bahunya lemas.

"Lo nya aja belum selesai ngomong! Udah diem dulu biar gue yang ngomong," Diar menatap Ashila dengan intens. "Jawab dong, kok malah diem,"

Ashila geram dan bertingkah akan mencakar wajah Diar. "Iya astagfirullah,"

"Okey nih duit,"

"Wah tumben ngasih duit," mata Ashila langsung hijau jika melihat uang.

"Tidak semudah itu Maryani. Beliin gue sempolan dua puluh ribueun, harus dua puluh ribuen gaboleh kurang! Kalo lebih sih boleh,"

Setelah mengatakan itu Diar langsung cengengesan dan membuat Ashila kesal bukan kepalang hingga Ashila loncat-loncat geregetan.

"Babi lo!" hardik Ashila dan Diar hanya tertawa puas sambil menekan tombol remot untuk mengganti channel.

"Hei kasar gue bilang mamah nih!" ancam Diar yang sepertinya tidak di hiraukan Ashila yang mulai membalikan badannya.

"Kumaha anjeun weh Kabayan!" lalu Ashila melangkah dengan langkah yang di hentakan ke lantai. Kumaha anjeun = gimana kamu.

°•°•°•°•°•°

Derap langkah kaki terdengar bergesekan dengan aspal. Seorang gadis berjalan dengan tenang sembari mendengarkan musik menggunakan headset.

Ia berjalan menuju gerbang utama perumahan dimana tempat ia tinggal.

Gadis itu Ashila. Yaps, ia sedang membelikan sempolan untuk kakak nya tercinta.

Dari jauh ia melihat gadis yang bersama Adit di video itu sedang membeli sempolan, kebetulan sekali bukan? Ashila berpikir bahwa ia sedang bermain di rumah Adit, memang ia terlalu berlebihan mungkin.

Gadis itu menatap Ashila dan menyeringai.

Ashila terkejut tapi dia bisa menetralisir perasaan nya itu. Dan ia kembali mendekati nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Imagination Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang