17.Menunggu

54 22 1
                                    

Mata Ashila terasa panas dan membentuk butiran kecil di pelupuk matanya tapi dengan cepat ia menyeka nya agar air mata itu tidak jatuh dan membentuk sungai kecil di pipinya yang mulus.

Ashila meremas-remas pesawat kertas itu dengan kuat. Dengan langkah cepat ia menuju rumahnya dan masuk ke kamarnya, ia tak mampu lagi menahan air matanya dan akhirnya air mata itu keluar dengan lancar membobol pertahanan Ashila.

Ashila mengambil kotak yang berukuran sedang di dalam lemarinya ia mendudukkan dirinya di atas ranjangnya lalu membuka kotak itu dan menaruh pesawat kertas yang sekarang berbentuk bulat akibat ulahnya sendiri dan menutup nya rapat-rapat.

Tok...tok...tok...

"Sebentar,"Ashila cepat-cepat menghapus air matanya dan membuka pintu kamarnya.
"Ada apa bang?"Ucap Ashila menahan dirinya agar tidak bergetar.

"Bang...bang!emang gue bangke"balas Diar berniat ingin bercanda, ia segera memperhatikan adik perempuan satu-satunya itu dan ia baru menyadari keganjalan di mata Ashila.

"Lo kenapa dek? kok matanya bengkak? abis nangis ya? kenapa cerita sama abang, abang siap kok jadi tempat curhat adek"lanjutnya.

"Mau ngapain sih lo, kalo nggak ada kepentingan mending keluar aja!"usir Ashila yang mulai geram dengan kakaknya itu.

"Dih orang punya niat baik, mau bantuin juga malah di usir! gue mau masuk titik"bantah Diar dan langsung nyelonong masuk kedalam kamar Ashila.

"Kak please gue lagi nggak mood buat berantem,"Ashila hanya pasrah dan geleng-geleng kepala melihat tingkah kakaknya yang menurut nya seperti anak SD."Lo kenapa pulang sih! biasanya juga pulang malam!"Ashila sebenarnya sudah muak dengan sikap kakaknya yang ceroboh, bengal, suka keluyuran, nggak jelas, bodoh tetapi di balik sikapnya itu Diar adalah sosok kakak yang sangat menyayangi adik-adik nya dan Diar juga adalah sosok yang sangat baik di mata teman-temannya walaupun pecicilan tetapi ia baik hati dan peduli sesama maka pantas saja temannya atau bahkan fansnya lumayan banyak.

Diar melihat kotak itu dan mengeluarkan semua yang ada di dalam kotak itu. Ia melihat satu persatu barang yang berserakan di ranjang Ashila diantaranya ada gantungan kunci berbentuk bola basket lalu kalung yang berbentuk tengkorak bertuliskan 'Avenged Sevenfold' Diar hanya geleng-geleng kepala melihat koleksi adiknya itu dan ia melihat barang berikutnya yaitu sebuah foto 2 anak kecil yang usianya sama sekitaran 5 tahun. Ia mengamati dengan seksama, Diar tahu betul bahwa itu adalah adiknya Ashila dan ia sedikit familiar dengan seorang anak cowok yang rambutnya seperti boy band korea.

Ashila mengambil posisi duduk di sebelah kakaknya dan ia hanya menghela napas pasrah.

"Siapa ini dek?"tanya Diar dan ia membalik fotonya dan terdapat tanggal-bulan-tahun di foto itu.
"Tanggal dua puluh Februari tahun dua ribu sembilan.Wow lumayan lama juga nih foto."

"Dia itu Adit tetangga kita yang cuma tinggal 8 bulan doang di sini"jawab Ashila dengan suara pelan tetapi masih bisa terdengar oleh Diar.

"Oh gue inget sekarang,yang dulu ngasih robot Spiderman kan sama lo?kalo nggak salah nama kakaknya Naufal yah?"Ucap Diar menatap Ashila.

"Ya."balas Ashila singkat.

Dan mereka pun melanjutkan cerita masa lalunya.

°•°•°•°•°•°

Pagi pun tiba dan Ashila sedang memakai sepatunya bersiap-siap pergi ke sekolah. Sekarang Ashila selalu berangkat sekolah bersama Diar karena mereka satu Sma sementara Atha selalu di turunkan di depan gerbang sekolah Smp nya.

"Kak udah belum?Achil udah siap nih,"tanya Ashila sedikit teriak takut kakaknya itu tidak mendengarnya.

"Iya bentar gue ngambil kunci mobil dulu"jawab Diar.

°•°•°•°•°•°

Setelah berjalan menyusuri koridor akhirnya Ashila sampai depan pintu kelasnya, ia mendekati tempat duduknya itu dan mendudukkan diri di bangkunya. Kelas masih terlihat kosong hanya ada dua manusia di sana Ashila dan cowok yang sedang sibuk menatap buku pelajarannya.

Ashila mengambil Smartphone nya di saku rok, kemudian dengan gerakan lihai ia menekan aplikasi chat dan melihat chataannya bersama seseorang.

"Kenapa belum di bales juga sih?boro-boro di bales di liat aja kagak"Ucap Ashila kepada dirinya sendiri.

Bel masuk berbunyi dan murid-murid pun mulai memasuki kelasnya masing-masing, setelah membaca doa guru B.inggris pun memasuki kelas, ya pada jam pelajaran pertama Ashila memang pelajaran B.inggris konon gurunya itu tidak bisa di ajak kompromi dan keras kepala.

"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak."sapa guru Inggris itu

"Wa'alaikum salam,pagi juga bu."jawab mereka serempak.

"Perkenalkan nama ibu Sriani, langsung saja ke topik pembicaraan. Di sini ibu paling anti sama anak yang datangnya telat, jika di sini ada anak yang telat masuk pelajaran saya, saya tidak segan-segan memberikan hukuman untuk anak itu dan–"

'bruughh'

Belum sempat Ibu Sriani menyelesaikan kalimatnya tiba saja ada yang membuka pintu dengan sangat keras.

Lelaki itu langsung di berikan tatapan yang sadis oleh Ibu Sriani, alamat sudah anak itu baru saja beberapa hari sekolah tetapi ia sudah banyak berbuat kesalahan dan pasti sekarang ia di hukum kembali.

°•°•°•°•°•°

Hari demi hari sudah terlewati dan kini saatnya Ashila bertemu dengan seseorang yang ia tunggu selama satu minggu ini. Ashila merelakan aktivitas hari minggunya demi bertemu seseorang. Saat ini Ashila sedang berada di lapangan basket lebih tepatnya di rumah pohon, sesekali ia melirik kebawah tetapi masih tidak ada orang di sana.

Ashila membuka remasan kertas yang sudah menjadi bulat sebelumnya kertas itu berbentuk pesawat, mata Ashila dengan detail membaca pesan yang ada di kertas tersebut.

Dengan sabar ia menunggu tapi orang yang di tunggu tak kunjung menampakkan dirinya. Sudah tiga jam Ashila menunggu orang itu, ia pun turun dan berjalan menuju rumahnya.

"Udah gue duga pasti lo ngingkarin janji lagi kan."Ucap Ashila pelan dan kembali ke kamarnya. Sungguh hati kecil Ashila kecewa akan sosok itu yang ia tunggu itu, tetapi Ashila mencoba bersabar, siapa tau besok ia bertemu dengan orang itu.

Ashila merebahkan tubuhnya di ranjang tercinta baru saja ia akan memejamkan matanya tiba saja pintu kamarnya terbuka dan Athaya lah yang memasuki kamarnya itu, Atha memegang pesawat kertas dan memberikannya kepada Ashila yang langsung di sambar oleh kakaknya itu.

"Napsu banget da lo Kak, cie ada yang ngirim surat cinta nih,"setelah berbicara Atha lalu bersiul.

"Dapet dari mana lo pesawat mainan ini dek?"tanya Ashila.

"Dapet dari depan gerbang, tenang aja nggak usah tegang gitu gue enggak ngebaca isinya kok, gue tau itu buat kakak karena di sisi pesawat nya ada nama kakak,"jelas Athaya dan Ashila langsung memberi kode dengan dagunya agar Athaya segera keluar. Dengan perasaan yang berdebar Ashila membuka pesawat kertas itu.

Tunggu besok Senin kalo besok gue nggak dateng lagi, lo boleh bilang gue penipu atau segala macem.
_AAA

"Gila ya ini orang gue udah capek-capek nunggu eh malah di suruh nunggu lagi! Dipikir nunggu itu enak kali ya, sakit tau sakit nunggu itu! Au ah ge lap."

«°•°»

-

-

-

*To be continue

"Makasih buat pembaca yang setia membaca my story...aseek 'my story':v, jangan pernah bosen membaca cerita ini, harap comment jika ada yang mau memberi kritikkan atau pun sarannya, sebelum lanjut ke part berikutnya jangan lupa klik tombol bintang⭐nya"

@asri6050


My Imagination Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang