28. Dah Lah Males

18 7 0
                                    

"Arghhh... Di mana sih dia?!"

Ashila sedang berdiri di balkon kamar tidur nya yang terletak di lantai dua rumahnya. Sedari tadi ia terus memperhatikan benda pipih berwarna hitam, ia terlihat murung sembari menikmati angin sore yang menembus kulit nya.

Ia sesekali menjambak rambutnya frustrasi.

Sudah beberapa panggilan dan beberapa pesan melalui apk dan sms di layangkan kepada nomer seseorang yang sedang ia cari seperti buronan.

"Kaaaaakkk!!!" teriakan itu menyadarkan Ashila dari lamunan nya.

Ashila menghela nafas dan tidak berniat menghampiri teriakan itu. Ia kembali pokus mengirimkan pesan kepada buronan itu. Iya, buronan. Buronan hati Ashila.

"Kaaakkk siniiiii!!" lagi-lagi terikan itu terdengar dari ruang bawah ke atas memerintah entah kakak nya yang mana untuk menghampiri nya.

"Siapa yang lo maksud? Kakak cewek apa kakak cowok?!" balas Ashila karena ia sudah geram kepada adik bungsu nya itu yang sedari tadi berteriak 'Kakak' itu.

"Ya kak Achilaaaa, bukan kakak Diaaarr," teriak nya lagi.

Tanpa menunggu lama untuk berfikir akhirnya Ashila menuruti permintaan adiknya itu, daripada ia terus berteriak. Bising. Dan terpaksa ia turun ke bawah.

"Apa sih Thayi," Ucap Ashila setelah sampai di lantai bawah dan melihat Athaya yang ia panggil 'Thayi=tai'.

Ashila sampai di lantai bawah lebih tepatnya di ruang keluarga.

"Enak aja panggil aku tai," Athaya pun menyuruh Ashila untuk duduk di sebelah nya.

"Apa manggil-manggil?" tanya Ashila jutek.

"Ish galak banget dah gua punya kakak cewek," ujar Athaya sambil bergidik ngeri.

"Cepetan ngomong! Mau ngapain!" teriak Ashila karena sang adik tak kunjung memberi tahu maksud nya memanggil Ashila.

Athaya menghela napas ia diam beberapa detik hingga akhirnya ia mencoba untuk berbicara kepada kakak nya.

"Jadi kak, gue pen bilang sesuatu yang penting ke lo," tutur nya sambil menatap Ashila dengan tatapan anak anjing.

"Penting? Adit?" tanya Ashila yang sedari tadi uring-uringan memikirkan orang itu.

"Bukan. Bukan itu," cela nya. Ashila mengerutkan kening tanda dia bertanya lebih lanjut.

"Jadi gin–,"

"Cepetan ngomong! Buang-buang waktu gue aja lo Thay!" Omel Ashila yang sudah kehabisan kesabaran nya menghadapi si bungsu yang satu ini.

"Minjem duit," ucapan Athaya sukses membuat Ashila kesal bukan kepalang dan jitakan maut yang keras itu sukses melayang pada jidat Athaya. "Aduh sakit," Athaya segera memegang jidat yang terkena jitakan itu lalu mengelus nya.

"Gue kira apa, astagfirullah ingin aku berkata kasar," Ashila mengusap wajah nya dengan prustasi menghadapi tikus ini.

"Hehe, mana duit nya?" tanya Athaya tanpa dosa.

"Gak! Gue gak nabung mulai sekarang!" Ashila melengos meninggalkan Athaya di ruang keluarga menuju kamarnya kembali.

Athaya pun bergegas menyusul. Tak perlu waktu lama untuk sampai di kamar Ashila karena Athaya berlari untuk mengejar kakak perempuan nya itu. Sesampainya di pintu kamar, Athaya memegang knop pintu lalu membuka nya.

"Di kunci masa!" gerutu Athaya. "Kak Achil yang ca'em, bahenol, buricak-burinong bukain pintu ne," seru Athaya dari luar kamar Ashila.

"Shit! Sekali lagi lo ngomong gitu gue sumpel mulut lo pake garpu taman!" teriak Ashila dari dalam kamarnya.

My Imagination Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang