Karena terlalu lama berdebat soal hujan tadi. Ketika mereka berdua sampai ternyata mushola sudah ramai. Alamat mereka harus ikut jamaah kedua. Karena mushola mungkin akan tidak muat. Harus ada yang mengalah.
Dan disinilah mereka berdua menunggu jamaah pertama selesai. Berdiri di pembatas tempat wudhu dan mushola.
"Kamu sih Sil, pake acara ngetes hujan segala. Jadi nunggu kan. Padahal aku mau cepet-cepet sholat dan bisa santai dulu di kelas sebelum pelajaran dimulai." cerosos Ema sembari menyandarkan tubuhnya di dinding dan tangannya mendekap mukena.
"Ya maaf lah Ma, kita hanya bisa berencana tapi Allah lah yang mengehendaki." ucap Sila dengan nada bersalahnya. Iya memang mereka setiap sholat selalu dapat sholat jamaah pertama. Terkadang juga dua tergantung kecepatan mereka menuju mushola.
"Iya deh. Serah udah kejadian juga kan ini." Sila tersenyum tipis menanggapi Ema yang lucu menurutnya kalau sedang ngambek.
"Woy, diem-diem bae?" Iha datang menghampiri Sila dan Ema. Iha atau yang mempunyai nama Saliha itu adalah teman dekat Ema dan Sila. Walau mereka tidak sekelas tapi pertemanan mereka sudah dimulai dari mereka kecil. Karena jarak rumah mereka tidak terlalu jauh.
"Eh Iha, belum sholat juga?" tanya Sila kepada Iha.
"Belum nunggu yang kedua ini." balas Iha sembari membenarkan lengan kemeja seragamnya yang tadi ia lipat saat berwudhu.
"Oh sama."
"Nanti jadi ke toko buku kalian? Pengen ikut aku tuh. Tapi apa daya." Iha memasang wajah memelasnya seolah-olah uang jajannya kena potong.
"Enggak jadi Ha, nanti aku ada acara." Sahut Ema.
"Oh, yes. Berarti aku bisa ikut kapan-kapan."
"Oh iya. Kamu naik apa hari ini Ha?" tanya Ema.
"Motor. Kenapa?"
"Sip. Barengin Sila ya nanti aku langsung dijemput bunda. Sila enggak ada temen pulang. Kasian kalo sendiri."
"Iya gapapa bareng aku aja Sila gapapa."
"Eh enggak usah nanti ngerepotin kamu." ucap Sila tak enak.
"Udah Sila, sama temen itu enggak usah malu-malu. Rumah kita juga deket. Kalau ada orang yang mau bantuin itu harus diterima Sil."
"Enggak papa nih aku ngerepotin kamu."
"Enggak ada Sila."
Sila nampak berpikir sejenak lalu kemudian ia mengangguk. "Yaudah deh."
Ema menjentikkan jarinya di depan wajahnya. "Nah gitu. Aku jadi tega kan ninggalin kamu." katanya.
"Nanti tunggu aja di depan kelas kamu. Kan ke parkirannya lewat kelas kamu dulu aku." ucap Ica sembari membenahkan jilbabnya yang sedikit bergeser dan tidak nyaman.
"Oke siap!" seru Sila.
Lalu tiba-tiba segerombolan orang keluar dari dalam mushola membuat ketiga orang tersebut menoleh ke pintu mushola. "Eh udah selesai yuk buruan masuk sebelum rame lagi." setelah itu mereka masuk dan mempersiapkan diri untuk sholat berjamaah sesi dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memintamu Dalam Doa
Teen FictionMemintamu dalam doa adalah cara terbaikku untuk berusaha. Menjadikanmu yang belum halal untukku menjadi halal setelah kuucapkan qobiltu. Memintamu dalam doa adalah cara sederhana walau efeknya begitu luar biasa. Kusebut namamu di setiap malam mengud...