MDD - 11

3K 178 0
                                    

Maaf kemarin tidak update. Wattpad saya lagi error karena jaringan sedang tidak bisa maksimal. Terima kasih sudah sabar menunggu buat yang menunggu. Selamat membaca. Jangan lupa vote dan komen.
.
.
.

"Sila, nanti aku tunggu kamu di depan pintu aula ya," ucap Ema sembari memasukkan buku-buku pelajarannya ke dalam tas ranselnya itu.

"Enggak bosen? Kalau kamu mau pulang, pulang aja duluan." balas Sila dengan tatapan yang meneduhkannya itu.

Ema menggeleng cepat, "enggak! Aku mau nunggu kamu." Ema menunjuk Sila menggunakan telunjuknya.

"Nunggu aku? Apa nunggu Rere?" tanya Sila sembari mengeluarkan senyuman menggodanya.

"Dua-duannya." Ema dan Sila kemudian terbahak. Beberapa murid sudah keluar jadi mereka bisa bebas tertawa sepuasnya tanpa harus menanggung malu karena dilihat oleh teman-temannya atau tak harus dimarahi karena suara tawa mereka menggema di dalam kelas.

"Yaudah deh. Tapi nanti kalo kamu bosen, pulang aja duluan gak papa." Sila beranjak berdiri sembari menenteng tasnya.

Ema pun juga ikut berdiri, "Enggak, demi imam masa depan mah, Ema tak akan bosan." guraunya membuat Sila terkekeh.

"Masih jam dua seperempat. Dimulainya jam setengah tiga kan? Ke kantin dulu yuk."

Sila tersenyum, "Boleh, ayo!"

Sila dan Ema berjalan menuju kantin yang tak jauh dari kelas mereka. Sambil berjalan sesekali mereka bercerita masalah apa saja yang terjadi hari ini kemarin. Entah soal pelajaran yang makin susah saja. Entah tetangga mereka yang mau nikah. Sesekali mereka juga tertawa bila dirasa obrolan mereka lucu.

Tak terasa pun sampai di depan pintu kantin. Sila menyapu pandangannya dan dilihatnya Iha sedang duduk seorang diri. Bukan seorang diri juga sih, ada Rega dan Danu yang duduk di meja sebelah Iha. Mungkin saja mereka ke kantin bersama. Tapi menjaga jarak kepada yang bukan muhrim.

"Eh ada Iha, kesana yuk. Gabung saja Iha." Ema menggeret lengan Sila agar mengikutinya menghampiri meja Iha.

"Assalamualaikum Iha," Ema menarik kursi plastik yang berada di seberang Iha. Iha mengerjap kaget lalu kemudian membalas salam Ema.

"Sendirian aja." Tanya Ema. Iha menggeleng lalu menunjuk Rega dan Danu dengan dagunya.

Ema terkekeh."Eh baru sadar ada mereka."

Sedangkan Sila duduk di sebelah Iha pun hanya tersenyum.

"Eh mau makan apa Sil?" tanya Ema kepada Sila.

"Bakso aja deh."

"Oke aku pesenin dulu." Ema melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Sila dan Iha berdua menuju penjual bakso yang tak jauh dari duduknya.

"Ikut acaca baksos juga kamu Sil," tanya Iha lalu meneguk es jeruknya yang tinggal setengah gelas.

"Iya seperti biasa Ha," jawabnya sembari menganggukkan kepala.

"Oh bagus deh aku jadi ada temen yang sudah akrab."

"Kami juga ikutan?"

"Iya, tuh orang yang daftarin tadi," Iha menunjuk Rega yang berada di sebelah mejanya dengan dagunya.

Sila ikut menoleh ke arah Rega yang sedang memakan baksonya dengan nikmat. Sedangkan Danu tampak sesekali bicara dan Rega hanya menggelang atau mengangguk sebagai responnya.

Lalu ia kembali menghadap Iha. "Oh ya gapapa dong."

"Iyalah udah terlanjur juga kan." Iha mengedikkan bahunya.

Memintamu Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang