Assalamualaikum...
Alhamdulillah bisa balik lagi untuk melanjutkan cerita ini. Maaf teman-teman dibuat menunggu cerita ini. Dan akhirnya kalian bisa kembali membaca kisah mereka. Terima kasih... Jangan lupa vote dan komen..
.
.Tak terasa beberapa bulan telah terlewati setelah acara baksos tersebut. Dan semester dua pun akan dimulai pada esok hari. Jangan tanya selama 2 minggu libur Sila apa yang iya lakukan. Tidak jauh-jauh dari tidur, makan, sholat. Kalau tidak, hari-harinya diisi dengan perdebatannya dengan Adam.
Saat Sila tengah mempersiapkan perlengkapan buat sekolah besok tiba-tiba Ibra melenggang masuk dan merebahkan dirinya di atas kasur Sila. Sila hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan menata apa saja yang harus dibawa besok ke sekolah.
"Dek?" Panggil Ibra kepada Sila, Sila pun menoleh ke samping.
"Apa bang?"
"Abang lihat-lihat kamu akhir-akhir ini deket ya sama Saka."
"Deket gimana? Perasaan biasa aja tuh bang." Sila pun berdiri lalu berjalan mendekati abangnya dan ikut rebahan di atas kasur dengan kaki yang masih menapak pada lantai kamar.
Ibra memiringkan tubuhnya ke kiri ke arah Sila dan menyangga kepalanya dengan salah satu tangannya, "Ya keliatannya aja deket, tiap kita jogging pagi kita selalu ketemu kan. Malah kadang dia jogging sama abang sama Adam terus kamu di belakang."
"Ya terus gimana? Toh sama tetangga kan harus akur kan."
"Aih abang gemes deh. Kamu tuh gak peka atau gimana sih. Maksutnya abang kalian tuh makin deket, kelihatannya Saka suka sama kamu. Kayak lagi ngedeketin kamu gitu."
Seketika Sila menerawang kejadian-kejadian beberapa bulan ini. Seperti saat Sila dan Ibra jogging pagi bertemu dengan Saka lalu jogging bersama. Atau enggak saat Adam dan Sila lagi beli nasi goreng di dekat rumah Saka tiba-tiba Saka muncul untuk menbeli nasi goreng.
Tak hanya itu kadang setelah acara baksos Sila dapat melihat Saka di sekolahnya bersama Rega, entahlah apa yang mereka bahas tapi yang jelas kadar pertemuan Sila dan Saka akhir-akhir ini semakin sering terjadi.
"Ya biarin aja sih. Suka-suka dia aja bang." Jawab Sila akhirnya dia juga tidak tau hatus merespon apa. Yang penting Saka tidak melenceng dari aturan agama biarkan saja toh tidak merugikan Sila. Tapi kadang Sila ada sedikit rasa risih juga sih. Tapi biar lah.
"Terus sama siapa itu, Rega? Gimana?" Tanya Ibra membuat Sila juga bingung.
Sila menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran melayang. Kalau kadar pertemuannya dengan Saka semakin banyak, berbanding terbalik dengan kadar pertemuan Sila dengan Rega. Bahkan bisa di bilang minim. Rega yang mungkin terlalu sibuk. Bahkan seminggu Sila hanya bisa bertemu Rega sebanyak 3 kali itupun di mushola saat sholat dhuhur.
"Ya gak tau, gini-gini aja. Sila gak berharap bang, biarkan takdir yang bicara. Gimana aja kehendak Allah. Sila gak tau jodoh Sila. Siapapun orangnya nanti yang mau meminta Sila harus langsung bertemu Ayah dan ngomong langsung."
Ibra menepuk-nepuk puncak kepala Sila pelan, bangga dengan adiknya tersebut.
"Yaudah, abang keluar ya, cepetan tidur besok mau sekolah." Sila hanya mengangguk dan tersenyum.
Ibra pun keluar dan menutup pintu kamar Sila dari luar.
Pikiran Sila melalang buana entah kemana. Bukannya dia mau gimana, Sila sudah tau bahwa Saka menyukainya. Bahkan Saka pernah mengungkapkannya.
Flashback on
Waktu itu masih pukul setengah 7, seperti biasa Sila dan Ibra melakukan kegiatan mereka untuk jogging pagi di sekitaran komplek. Namun seperti biasanya juga kadang mereka bertemu dengan Saka yang kebetulan sedang jogging pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memintamu Dalam Doa
Ficção AdolescenteMemintamu dalam doa adalah cara terbaikku untuk berusaha. Menjadikanmu yang belum halal untukku menjadi halal setelah kuucapkan qobiltu. Memintamu dalam doa adalah cara sederhana walau efeknya begitu luar biasa. Kusebut namamu di setiap malam mengud...