Jadi, Bagaimana?

683 140 12
                                    

Jungkook menguap ketika rasa kantuk mulai menyerang seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lelah dan penat hanya akan terbebas kalau ia masih bisa bertahan menunggu detik - detik kepulangan yang ditandai dengan terbaliknya tanda 'BUKA' menjadi 'TUTUP' di pintu.

"Yeah! Saatnya toko ini tutup. Mari bersiap pulang" Jungkook tersenyum lebar hingga memperlihatkan giginya yang seperti gigi kelinci saat tangannya membalikkan tanda tersebut.

Ia juga sudah merapikan segala barang di toko ini, hanya tinggal mematikan lampu dan melangkah pergi dari tempat tersebut. Namun, mendadak niatan pulang ke rumah teralihkan begitu sudut matanya melihat si pemilik toko masih sibuk berkutat dengan  pekerjaannya.

Di dalam hati Jungkook ada semburat perasaan kecewa ketika ia akhirnya mau tidak mau harus menunda sebentar kepulangannya. Karena sebagai sahabat Jimin, sudah tentu Jungkook tahu hampir segala hal tentang Park Jimin.

Jarang sekali Jimin sesibuk ini, tidak biasanya majikannya itu rela lembur kerja demi membuatkan sebuah pesanan.

"Bukankah dia terlalu memaksakan diri? Ini kan sudah larut malam" gumam Jungkook.

Ia kemudian mendekat ke arah ruangan yang masih memancarkan cahaya lampu tersebut.

"Kau tidak pulang? Toko sudah tutup" kata Jungkook. Jimin hanya mengangguk sambil menoleh sekilas padanya.

"Wah!! Ternyata kau benar - benar serius dengan ucapanmu" kata Jungkook lagi saat mendapati Jimin berusaha keras membuat bentuk vas pesanan Taehyung.

"Mau bagaimana lagi? Aku sudah tidak tahan terus mendengar anak itu mengomel. Tentu saja aku frustasi melihat dia datang kemari setiap hari" jawab Jimin tanpa menoleh.

"Ah jadi inikah alasanmu harus lembur hari ini?" Tanya Jungkook memastikan.

"Tentu saja, kalau saja bukan karena anak merepotkan itu, mana mungkin aku mau kebut - kebutan mengerjakan ini"
Jawab Jimin berdecak memandang bentuk vas yang baru jadi separuh.

Jungkook terdiam menatap Jimin yang belum juga mau berkemas pulang, padahal sekarang ini sudah lewat jauh dari jam pulang seharusnya.

"Kau rela melakukan semua ini untuk Taehyung? Walaupun harus lembur untuk menyelesaikannya?" Tanya Jungkook sebari melirik jam yang sudah menunjuk pukul 11 malam.

"Tidak masalah. Tapi kalau kau lelah, pulanglah duluan. Aku-"

"Dan meninggalkanmu yang sedang lembur disini sendirian? Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu" sahut Jungkook cepat. Membuat Jimin sontak melihat nya dengan tatapan sedikit terkejut. Sebelah alisnya terangkat mencoba menguji kebenaran perkataan Jungkook tadi.

"Tumben" kata Jimin memperhatikan sikap karyawannya yang saat ini sudah berlagak seperti pahlawan di film laga.

Kemudian tanpa permisi Jungkook mengambil tempat untuk duduk di sebelah Jimin, dan memantapkan hati untuk mengurungkan niatnya bergegas pulang.

"Kau yakin ingin menemaniku di sini? Sekalipun itu sampai besok pagi?"

"Tentu. Aku akan melakukannya jika perlu, lagipula aku juga tidak ingin anak itu terus menggantikan posisiku disini sebagai karyawan terbaik" sambung Jungkook sambil tersenyum lebar,

yang hanya  dibalas Jimin dengan tatapan datar.

"Ku kira kau memang tulus melakukannya. Yah.. ternyata ada udang di balik batu" kata Jimin kembali fokus pada pekerjaannya.

Entahlah mungkin Jimin harus bersyukur mempunyai Jungkook sebagai patner setianya, meskipun ini adalah kali pertama bagi lelaki itu untuk menyanggupi lembur tanpa dipaksa.

Walau ia mengatakan alasannya demi posisi, Jimin bisa menebak dan yakin dengan tebakannya jika alasan Jungkook bukan semata - mata menjadi karyawan terbaik di toko ini, tetapi karena tidak tega dan tidak enak hati untuk meninggalkannya lembur di sini sendirian. Meskipun, Jimin yakin ia akan tetap baik- baik saja tanpa Jungkook.

"Kira - kira kapan vas ini bisa selesai?" Tanya Jungkook lagi, memecahkan keheningan sambil terus memperhatikan kedua tangan Jimin yang membentuk tanah liat dengan cekatan.

Sesaat Jimin tampak tersadar dari lamunannya sendiri. Begitu mendengar pertanyaan Jungkook tadi, ia jadi berpikir akan menjawab apa.

Keheningan kembali melingkupi mereka sampai akhirnya Jimin menghentikan kegiatannya. Ia menatap Jungkook dengan raut yang sulit ditebak, seperti menimbang - nimbang sesuatu.

kemudian ia membuka suara,

kemudian ia membuka suara,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


























"Hm.. dalam waktu dekat?"

Kim Brothers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang