"Hai Taehyung! woah... Kau belanja banyak sekali" sapa Hoseok begitu Taehyung sampai di meja kasir.Tidak ada lagi tatapan mengejek atau apapun yang terkesan mengoloknya. Yoongi juga tampak ramah seperti menerima kedatangannya ke toko.
"Apa kabar, Taehyung? kau yakin bisa membawa belanjaan ini sendiri?"
Yoongi bertanya dengan rasa khawatir yang tidak di buat-buat.
"Ah tenang saja, hyung. Aku bisa membawanya kok"
Taehyung tersenyum membalas kebaikan mereka.
"Jin pasti sedang masak besar-besaran, bukan?" tanya Jungkook yang juga sedang berada di sana.
"Iya, dia bilang akan memasak dulu sebelum berangkat seminar"
"Wah... Kalau begitu, biar kubantu kau membawanya. Kau tahu? masakan Jin hyung itu selalu enak, beruntung sekali bukan kalau aku kesana"
seperti sudah akrab sekali dengannya, Jimin lalu membantunya.
"Makan gratis, aku datang! Ayo, kita akan adakan pesta hari ini!"
Jungkook bersorak bergembira dan ikut-ikutan membantu Taehyung membawa belanjaan.
"Bawakan untuk kami juga, ya!" seru Hoseok dan Yoongi sebelum mereka pamit keluar dari toko tersebut.
***
"Hyung, kami pulang!!"
teriak Taehyung yang membuka pintu rumah.
"Kami?"
Jin mengerutkan kening mendengar teriakan Taehyung dan akhirnya menghela nafas pasrah begitu melihat ada tamu tidak diundang, datang ke rumahnya.
"Kami masuk hitungan juga 'kan?"
tanya Jungkook dengan wajah antusias, di sebelahnya ada Jimin yang merangkul Taehyung, tersenyum penuh harap.
"Ah, kalian ini merepotkan saja. Tapi, baiklah-baiklah ... Ayo masuk" jawab Jin.
Sebelum mereka bertiga masuk ke dalam rumah, Jimin berbisik pada Taehyung.
"Kapan-kapan kau harus mengatakan pada kami kalau Jin hyung masak ya"
Taehyung hanya tertawa geli mendengar candaan Jimin.
"Taehyung, bantu aku rapikan meja makan"
kata Jin yang di jawab anggukan Taehyung.
Begitu sampai di meja makan, ia segera membereskan taplak dan vas bunga, ketika menyadari satu hal.
Vas itu terlihat tidak asing.
Taehyung tersentak, ketika sekelebat ingatan melintas di benaknya.
Tentu saja! Bagaimana mungkin ia bisa lupa?! Vas ini, vas yang begitu berharga bagi Jin dan Namjoon.
Dengan cepat, Taehyung mengambil vas tersebut. Tanpa sepengetahuan yang lain, ia diam-diam meraba permukaan vas.
Apa yang ditemukannya, membuat ia membeku.
Pada permukaan vas, tidak terukir nama Park jimin di sana, hanya ada J & N.
Vas itu sama persis, masih utuh, dan tidak ada retakan bahkan lubang atau tanda-tanda seolah telah direkatkan dengan lem.
'Lantas, mungkinkah vas yang aku jatuhkan dulu itu dan semua kelakuan Namjoon dan Jin yang seperti iblis itu hanya sebuah mimpi?'
gumam Taehyung pada dirinya sendiri.
Vas itu masih dalam keadaan terawat, tanpa lecet sedikitpun.
Sejenak Taehyung berfikir, jika apa yang dialami nya selama ini semata- mata hanya mimpi belaka, lalu apa maksud dari petunjuk Jimin tempo hari, sebelum ia terjatuh?
Baginya, terlalu nyata untuk menyimpulkan jika semuanya hanya mimpi.
Ia masih ingat betul perkataan Jimin padanya kala itu.
'Vas yang berhubungan dengan kehidupan mereka 3 tahun lalu, dan sesuatu yang menghilang.'
"Hey Taehyung! Kenapa melamun?"
Jimin menepuk sebelah pundak Taehyung, membuyarkan segala hal di benaknya.
"Ah itu... Aku hanya penasaran kenapa vas itu selalu di letakkan di sini, Kau tahu alasannya? "
tanya Taehyung, menggigit bibir bawahnya. Mengantisipasi jawaban yang akan dilontarkan Jimin.
"Vas itu berharga, sangat berharga malah. Mereka tidak mau ada lecet barang sedikitpun, apalagi rusak"
"Se-berharga apa sih? Kalau rusak, bukannya kau juga bisa membuatnya?" celetuk Taehyung penasaran.
"Eeh? Kau tahu darimana aku bisa membuat vas?" Jimin menatapnya terkejut.
'Eeh?? Apa dia bercanda?'
Taehyung menatap Jimin dengan sorot yang tidak kalah terkejut, ketika menyadari tidak ada tatapan bercanda di wajah Jimin.
'Tunggu dulu, jika perkiraan ku benar, maka ...'
Cepat-cepat Taehyung menguasai dirinya, ia refleks menutup mulutnya yang kecoplosan, dalam hati mengutuk mulutnya yang salah bicara.
"Eh... Oh, itu... Aku... Wajahmu entah mengapa terlihat seperti seseorang... Ya! Seseorang yang ku kenal. Kebetulan namanya juga mirip dan orang itu juga pandai membuat gerabah. Aku baru tahu kau bisa membuat... Vas"
"Oh, begitu. Omong-omong, siapa namanya? Apakah dia orang hebat? " nada Jimin terdengar penuh minat.
"Eh...? Ehm, namanya Kim... Kim..."
"Ya? Kim siapa?" desaknya lagi.
"Kim... Jimin"
Taehyung menelan ludah, setelah kata tersebut meluncur, keluar dari mulutnya.
"Oh! Pantas saja. Jangan-jangan, dia adalah doplegender- ku. Lain kali, kau harus mengenalkan nya padaku"
"Iya, mungkin saja. Tentu"
Taehyung menyerah, ia benar-benar payah berbohong. Semoga saja Jimin percaya dengan kata-katanya.
Semoga saja.
"Tapi, vas itu memang berharga 'sih. Kalau kau penasaran, tanyakan saja langsung"
"Kenapa? Apa kau tahu... Sesuatu?"
"Aku tahu. Tapi, rasanya lancang sekali jika aku yang memberitahu mu. Bukankah, lebih baik kau tanyakan pada kedua kakakmu?"
jawab Jimin seranya tersenyum misterius, membuat Taehyung semakin gemas ingin mengorek isi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Brothers✔
FanfictionDimana pun aku pergi Apapun yang aku lakukan Aku akan menunjukkan kepadamu, Sama seperti aku diasah pedangku Untuk semua orang yang memandang rendah diriku