Aku Tidak Bermaksud Mengeluh, Tapi Ini Sungguh Membingungkan

796 101 9
                                    


Walau masih ingin berlama-lama berada dalam balutan selimut, Taehyung lebih memilih bangun dan langsung berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

Yang dilihatnya pertama kali begitu melangkah keluar, ialah wajah Namjoon dengan 'senyum cerah pagi hari' miliknya.

Yang dilihatnya pertama kali begitu melangkah keluar, ialah wajah Namjoon dengan 'senyum cerah pagi hari' miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eh, baru bangun? ayo cepat, kita akan sarapan" sapa Namjoon ramah.

Taehyung tertegun, lalu membalas dengan senyuman canggung.

Ia sudah keluar dari rumah sakit sekitar lima belas hari yang lalu, tetapi masih saja merasa takjub setiap kali kedua kakaknya bersikap baik padanya.

Meskipun ia sudah menyelidiki semuanya, tapi hasilnya selalu saja nihil.

Tidak ada tanda-tanda mereka melakukannya dengan terpaksa.

Bahkan, saat Taehyung mencoba meneliti raut wajah mereka, ia tidak bisa menemukan setitik pun raut tidak suka, terganggu,  menghina, atau apapun itu raut permusuhan yang selalu mereka tunjukkan padanya dulu.

"Hey kalian berdua! tunggu apa lagi? cepatlah turun sebelum makanannya dingin, hargai perjuanganku yang sudah bersusah-payah masak" teriakan Jin terdengar dari lantai bawah.

Kakak tertuanya itu sedang menyiapkan sarapan untuk mereka di dapur.

Cepat-cepat Taehyung mengangguk dan turun bersama Namjoon.

Sebenarnya, agak aneh bagi Taehyung menerima perlakuan yang amat berbeda dari mereka berdua.

Tidak, bukannya ia mengeluh akan sikap mereka yang jadi lebih baik.

Sebaliknya! Justru, ia merasa sangat bersyukur. Akan tetapi tetap saja, rasanya seperti ada yang mengganjal di hatinya.

Semuanya terlalu tiba-tiba.

Sesuatu yang mendadak selalu membuat Taehyung menjadi waspada.

"Ayah dan Ibu dimana, hyung?" tanya Taehyung sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut rumah.

Baru sadar, jika hanya mereka bertiga yang berada di meja makan.

"Mereka sedang sibuk Honeymoon di luar kota. Biasalah pasangan baru harus melakukannya 'kan? Jadi untuk itu aku akan bertanggung jawab penuh di rumah ini selama mereka tidak ada" jawab Jin sambil melepas celemeknya.

"Kau tidak perlu khawatir Taehyung, ada kami berdua yang akan menjagamu" sahut Namjoon.

Sedangkan Taehyung hanya mangut-manggut mendengarnya. Bingung harus merespon apa.

"Eh? tunggu dulu" cegat Namjoon sebelum Taehyung sempat duduk di kursi.

"Kau belum mandi? Astaga kau ini" kata Namjoon, memperhatikan penampilan adiknya yang jauh berbeda dengan penampilan Jin dan dirinya yang sudah nampak rapi.

Kemudian, Namjoon terlihat mengambil sesuatu dari tasnya,

"Uhuk ...uhuk!!" Taehyung terbatuk - batuk menghirup bau menyengat yang membuat hidungnya sakit.

"Ya! ya! jangan menyiram parfum disini, makanannya jadi tercemar tahu" sahut Jin seranya melindungi masakannya yang baru jadi.

"Nah begini lebih baik" ujar Namjoon puas.

Taehyung bisa merasakan seluruh tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujung kaki berbau harum. Bisa saja ia tak perlu mandi jika sudah seharum ini.

***


"Kalian tidak ada kuliah hari ini?" tanya Jin, setelah mereka selesai makan.

"Aku akan berangkat, kau sendiri hyung?" kata Namjoon yang bersiap berangkat.

"Aku ada seminar pukul 2 siang, tapi aku ingin masak lebih dulu. Kalau kau, bagaimana? Apa masih terasa sakit?" tanya Jin pada Taehyung,

Beberapa kali, Taehyung merasa kepalanya berdenyut nyeri semenjak ia sadar dari kecelakaan itu, beberapa hari yang lalu.

Kondisinya yang belum stabil ini, tentu saja membuat hampir semua penghuni rumah menjadi cemas.

Ralat-

Semuanya, minus Jin dan Namjoon. Karena, ia masih bingung dengan sikap mereka.

Apakah mereka tulus atau tidak, adalah pertanyaan besar yang masih menggantung di benak Taehyung.

"A.. Aku tidak kuliah hari ini. Sepertinya sudah mendingan." jawabnya sedikit canggung, rasanya seperti berbicara dengan orang lain.

"Jangan lupa minum obat. Oh, iya kapan jadwal terapi mu untuk minggu ini?" Namjoon bersuara mengingatkan.

Kepribadian Mereka bukan lagi seperti dua iblis yang menyebalkan, tetapi lebih terlihat bagai malaikat yang perhatian.

"Iya... hyung. Sepertinya, besok" Taehyung menjawab dengan patuh.

"Kalau begitu, kau mau menolongku berbelanja? ini daftar belanjaannya"

Taehyung menerima secarik kertas berisi bahan-bahan belanjaan dari Jin.

"Belanjalah di toko Yoongi, di situ ada banyak diskon dan tempatnya dekat" saran Namjoon sebelum akhirnya keluar rumah.

"Aku berangkat! " serunya sebelum menghilang di balik pintu.

Taehyung ragu akan kebenaran diskon di toko Yoongi, bukankah yang ada di toko itu hanya hutang mereka berdua?

Ah, apakah uangnya cukup untuk membeli belanjaan sebanyak ini?

Taehyung meneguk ludahnya sendiri sebelum akhirnya mengangguk samar lalu beranjak pergi ke toko Yoongi. 

"Hey, Taehyung tunggu dulu. Ini ambilah, masa kau belanja tidak membawa uang 'sih?" Jin memberikannya sebuah kartu kredit yang sontak membuat Taehyung tercengang.

"Kartu milik siapa ini, hyung?" tanya Taehyung pada Jin.

"Hah? Haahaha... Kau ada-ada saja. Tentu saja itu milikku, aku menyuruhmu berbelanja bukannya membayar belanjaan. Kau juga boleh membeli hal lain dengan kartu itu"
jelas Jin dengan senyum tulus.

Taehyung hampir tuli mendengarnya, bibirnya juga tanpa sadar tertarik ke atas membentuk seulas senyuman.

"Terima kasih, hyung!" seru Taehyung dengan bersemangat, beranjak pergi ke toko Yoongi.

"Hey, Taehyung!" teriakan Jin kembali menghentikan langkahnya untuk pergi.

"Ada apa?" tanya Taehyung, berbalik.

"Lebih baik kau mandi dulu, kau tidak malu keluar rumah dengan penampilan berantakan seperti itu?"

Taehyung memperhatikan penampilannya yang sangat berantakan sebelum akhirnya mengangguk dan memutuskan pergi mandi.






















































"Baik, hyung!"

"Baik, hyung!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Brothers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang