"Kenapa kau mengikuti kami? Bukannya sudah ku bilang, pulanglah duluan?" tanya Jimin memergoki Jungkook yang kedapatan mengikuti mereka berdua.
Jungkook hanya membalasnya dengan senyum lebar tanpa dosa seraya berkata,
"Kenapa hanya Taehyung saja yang kau traktir hyung? Aku juga mau. Tidak baik loh pilih kasih begitu"
"Dasar. Ya sudah ayo cepat, ini sudah larut" kata Jimin kembali berjalan.
"Kau tahu? Aku tidak pernah melihat Jin hyung semarah itu. Kalau Namjoon hyung mungkin bisa saja sebab sifatnya memang gampang tersulut. Tapi, kalau Jin hyung rasanya agak aneh. Kau ini ternyata berani sekali menantang maut, Taehyung"
Celoteh Jungkook yang terus - menerus takjub padanya sepanjang perjalanan menuju toko Yoongi.
Taehyung bingung apakah ia harus merasa senang atau justru tertekan dengan pengakuan Jungkook.
"Hey, tunggu dulu. Apa maksudnya melihat Jin marah, Kau mengintip?" tanya Jimin curiga.
Ia menghentikan langkahnya begitu mendengar hal yang janggal dari perkataan Jungkook.
"Ah tidak kok, aku.. Aku tidak sengaja mendengarnya dari luar jendela" Jungkook mulai mencari alibi.
"Tapi, tadi pagi aku tidak melihat siapa pun di luar jendela. Lagipula, aku menyuruhmu langsung membersihkan ruangan di lantai atas setelah membuka toko bukan?" tatapan Jimin mulai menyelidik.
"Tidak kok, aku tidak lihat!" seru Jungkook gegalapan mencari alasan agar Jimin tidak curiga padanya.
"Jeon Jungkook. Jawab yang jujur atau kupotong gajimu" Ancaman Jimin terdengar menakutkan.
"Tidak!" teriak Jungkook panik.
"Kupotong gajimu selama setahun kalau kau berbohong"
"Ti-Tidak," Jungkook mulai terbata - bata.
Jimin hanya mengangkat sebelah alisnya untuk menguji seberapa jujur karyawannya ini.
"Ya! Baiklah, aku memang menonton kalian tadi pagi dari lantai atas. Tapi, aku hanya ingin tahu, tidak lebih kok! Tolong jangan potong gajiku"Jungkook akhirnya mengakui perbuatannya diiringi wajah memelas.
"Sudah kuduga" balas Jimin puas.
"Tapi itu jarang sekali, kau tahu kan? Jin hyung itu bagaikan malaikat maut! Kalau dia baik bisa seperti malaikat tapi kalau sudah semarah itu, wah.. Aku seperti bisa melihat maut datang menjemput. Perpaduan dua kata yang hebat bukan? " jelas Jungkook lagi.
Kali ini sukses membuat Taehyung kembali teringat kegelisahannya untuk pulang ke rumah.
"Berhentilah membuatnya takut. Aku akan memecatmu kalau kau terus seperti ini"
"Jangan! Ah, kau kejam sekali hyung, sekarang kau menyingkirkanku semenjak Taehyung ada. Hey Taehyung! Kau harus percaya apa yang ku katakan itu fakta! Mengerti? Ingat itu!" Jungkook bersikeras.
Taehyung menelan ludahnya, membayangkan Jin yang tadi memang terlihat seperti malaikat maut.
Baginya, perpaduan antara Jin dan Namjoon jelas menghasilkan sesuatu yang pasti lebih mengerikan dari kematian,
-karena merekalah yang akan membawa kematian itu padanya.-
Begitu ia menginjakkan kaki di rumah, mereka akan langsung mencabut nyawanya.
Taehyung bergidik saat membayangkannya. Ia lalu spontan menggelengkan kepalanya dengan cepat berusaha menghalau segala skenario buruk itu.
Jimin hanya menghela napas melihat sikap Taehyung yang semakin murung dan tidak karuan.
"Sudah ku bilang berhenti membuatnya takut!" seru Jimin yang memukul Jungkook karena tidak bisa diam.
"akh! Sakit hyung!" Jungkook bersungut - sungut sambil mengusap kepalanya berkali - kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Brothers✔
FanfictionDimana pun aku pergi Apapun yang aku lakukan Aku akan menunjukkan kepadamu, Sama seperti aku diasah pedangku Untuk semua orang yang memandang rendah diriku