Bagaimana Mungkin?!

640 142 6
                                    


Beberapa hari telah berlalu, semakin hari tanggal pernikahan antara ibu Taehyung dengan ayah angkatnya sudah semakin dekat dan itu artinya sudah hampir genap seminggu semenjak tragedi vas terjadi.

Tragedi tragis yang berujung lenyapnya vas antik itu membuat selama tujuh hari tujuh malam Taehyung harus melewati hari - harinya dengan membiasakan diri akan sikap kedua kakaknya yang semakin membencinya semenjak insiden tersebut.

Selama itu pula Taehyung selalu setia singgah ke toko Jimin, seolah tempat itu memang wajib dikunjungi sebelum pulang ke rumah.

***

Suatu pagi di hari minggu yang cerah, Jin sudah sibuk membereskan rumah seorang diri, sementara penghuni lainya belum menunjukkan tanda - tanda akan bangun.

Memang inilah kebiasaan minggu pagi seorang Kim Seok Jin. Ia selalu bangun subuh dan mengerjakan banyak hal.  Kegiatan yang dilakukannya beragam mulai dari menyapu, membereskan kamar atau seisi rumah, mengelap jendela sampai memasak sarapan untuk dirinya sendiri.

Alasan kenapa Jin rutin melakukannya hanya satu yaitu, bersantai.

Jika orang kebanyakan akan memilih tidur, jalan - jalan atau berlibur sebagai agenda untuk bersantai dan melepas penat dari rutinitas sehari - hari, maka Seok Jin tidak termasuk kedalamnya.

Ia akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu luang dengan masak atau mengurus rumah, karena baginya santai hanya akan ia rasakan bila semua bersih dan rapi.

Ajaib memang, tapi nyata.

Kembali ke Jin,
begitu memasuki dapur, ia terheran - heran dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana tidak? di atas meja makan nampak sebuah vas yang persis sama seperti yang dihancurkan Taehyung. Sangat persis, sampai Jin harus mencubit tangannya sendiri bahkan sampai menampar pipinya untuk memastikan ia memang sudah sadar saat bangun tadi pagi.

"Eh? Vasnya- kenapa bisa vasnya tidak pecah?" Tanya Jin kebingungan ketika matanya melihat ke arah vas tersebut. Jin ingat betul apa yang terjadi minggu lalu ketika vas itu berakhir pecah belah di atas lantai. Seperti keajaiban, kini vasnya telah tertata rapi di atas meja makan seperti sediakala.

Ia yakin matanya tidak salah lihat vas tersebut masih utuh. Seakan tidak pernah terjatuh ataupun direkatkan dengan lem. Sesegera mungkin Jin menyambar vas itu agar lebih meyakinkan dirinya untuk benar - benar percaya kalau ini bukan halusinasi semata.

Setelah beberapa saat memeriksa setiap inci bagian dari vas tersebut, mata Jin menyipit ketika membaca tulisan di salah satu sudut vas yang tidak lagi berisi inisial J & N melainkan digantikan oleh nama si pembuat. Seseorang yang terasa sangat familiar di benaknya.

Park Jimin.

"Jimin yang membuatnya? Ah yang benar saja? Tapi darimana ia tahu kalau vas ini pecah?" Tanya Jin masih heran bercampur dengan perasaan tidak percaya.

Seingatnya Namjoon hanya menyarankan untuk mengelem dan memperbaiki vas itu bukan menggantinya, lagipula harganya jelas tidak murah.

Ia tentu tahu anak seperti Namjoon jelas bukan tipe orang yang akan dengan sukarela mengorbankan uang sendiri. Kalaupun ia ingin mengganti, setidaknya ia pasti sudah merengek agar biayanya ditanggung bersama.

Semakin jin berusaha menerka - nerka, maka semakin bingung dirinya. Ia hanya menghela napas lelah saat pikirannya menemui jalan buntu.

Semenjak melihat keadaan vas itu, pikirannya terus meronta mengatakan hal - hal seperti,

'itu tidak mungkin'

'Ini tidak masuk akal'

'Aku pasti sudah gila'

Maka, untuk memuaskan rasa penasaran yang menghujaninya terus - menerus, Jin memutuskan untuk memastikan semuanya dengan mata kepala sendiri, apakah memang benar sahabatnya itu yang membuatnya atau tidak.

Tanpa pikir panjang, dengan cepat ia menyambar jaket yang digantung dekat pintu dan pergi keluar sambil tidak lupa  membawa vas tersebut dengan hati - hati menuju toko Jimin.

"Setidaknya, Jimin pasti punya jawaban" gumamnya sambil berlari disepanjang perjalanan menemui Jimin.

***

Bonus update!!
Edisi saturday night^^

Btw, selamat menikmati 😊😊😊

Kim Brothers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang