Setelah insiden tumpahan kopi tersebut Jisoo benar-benar dipecat. Hari ini sudah menjadi hari kelimanya ia sebagai pengangguran.
"Lo udah nyoba nyari lagi Jis?" Nayeon datang dengan dua lemon tea dan sepiring waffle.
Jisoo yang sedang asyik bermain dengan bayi Nayeon -Kim Jina- menoleh. "Eh? Udah kok tapi ya gitu sampe sekarang belum juga ada tawaran"
Selama ia menjadi pengangguran, Jiso mendadak menjadi baby sitter gratisnya Nayeon. Nayeon sih welcome saja saat Jisoo tiba-tiba datang ke cafenya lalu mengajak anaknya bermain.
"Tetangga gue ada yang lagi nyari asisten rumah tangga sih.."
Jisoo menautkan kedua alisnya. "Maksud lo pembantu?"
Nayeon mengangguk. Ia menarik kursi lalu duduk dihadapan Jisoo. "Iya.. Tante Sandara. Dan lo tahu gk dia nawarin gajihnya berapa?"
"Ya mana gue tahu Nay"
"10 juta per bulan!"
"Whattt?! Pembantu 10 juta? Nggak salah?!" Jisoo terkejut dan lagi-lagi memasang wajah dengan mulut membentuk huruf 'O' sempurna.
Gajih pembantu sebulan 10 juta? Whattt?!! It's Impossible bruh?!
Jisoo yang ngelamar kerja jadi kantoran kemaren aja gajihnya nggak sampe 3 juta. Dan ini? Hanya jadi pembantu digajih sebesar 10 juta?!
"Emang si Tante Sandara itu orang kaya ya?" tanya Jisoo.
"Biasa aja sih kalo ngeliat dari rumahnya anak-anaknya juga sekolah di sekolah yang normal kok tapi ya yang gue tau pembantu yang disana itu selalu nggak betah sama kelakuan anak-anaknya makanya si Tante Dara berani ngasih gajih gede.. Katanya sih dia mau ke Belanda ada urusan dua bulan makanya pengen cepet-cepet dapet pembantu" jelas Nayeon panjang lebar.
Jisoo yang mendengarkan hanya memanggut-manggutkan kepalanya.
"Lo tertarik nggak jis? Lumayan loh dua bulan kerja gajihnya udah 20 juta lo bisa lunasin kontrakan lo" tawar Nayeon.
"Pengen sih.. Emang anaknya ada berapa deh? Sampe pembantunya pada nggak betah?" tanya Jisoo penasaran.
"Ada delapan bersaudara"
"Hah?!" Jisoo hampir saja menyemburkan lemon teanya. "Delapan?! Ya pantes aja"
"Tapi Jis lo kan suka sama anak kecil sih? Lagian yang satu udah kerja kok. Yang tujuh laennya aja masih sekolah"
"Lo kenal sama anak-anaknya itu?"
"Nggak semua sih, tapi yang masih kecil si Jisung itu suka banget kalo sore-sore gue lagi jalan sama Jina dia juga ikut.. Bentar deh gue ada fotonya"
Nayeon membuka ponselnya. Mencari-cari foto anak tetangganya yang menggemaskan itu.
daraxxi
❤ 324 💬 435
daraxxi bunganya kalah manis sama adek
"Nih Jis namanya Jisung anak paling bungsu masih sd kelas 5"
Jisoo yang notabenenya pecinta anak kecil langsung tersenyum. "Ih Nay gemesin banget ini anaknya.. Aduh itu pipi pengen gue cubitin" Jisoo gemas sendiri ngeliat foto Jisung di Instagram milik mamanya.
Nayeonpun men-scroll lagi instagram milik Dara.
daraxxi
❤ 456 💬 1230
daraxxi pahlawannya mami ;*
"Ya ampun Nay! Ini anaknya laki semua aduh... Gemesin banget sih adeek kan kakak jadi khilaf" Jisoo sekuat mungkin menggelengkan kepalanya. Menepis jiwa pedofilnya kumat.
Jisoo kalo udah ketemu sama anak kecil suka lupa diri.
"Gue cuman tau Jisung sih yang laennya gue lupa namanya siapa.. Soalnya kan gue kalo keluar rumah sore doang.." Nayeon masukin lagi ponselnya ke tas. Bahaya kalo Jina sampe liat ponselnya Nayeon. Pasti bakalan merengek bukain Youtube di ponsel Nayeon. Tidak baik untuk kesehatan kuotanya.
"Tapi Nay itu cuman lima?"
"Satunya sibuk kerja, duanya lagi itu anak Tante Dara juga tapi beda bapak.. Bapaknya orang Cina"
"Bolehdeh nomernya Tante Dara gue tertarik banget" pinta Jisoo masih dengan wajah yang terpesona. Menurutnya akan sangat menyenangkan jika ia bisa bertemu setiap hari bahkan saat dengan anak-anak itu. Terserah jika sifat mereka nakal toh namanya juga anak-anak. Dan jangan panggil Jisoo jika dia tidak bisa menaklukan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantuku Calon Istriku
Fanfiction"Mami Dara nyariin Asisten Rumah Tangga apa calon istrinya Kak Taeyong sih?!"