Selepas peninggalan Taeyong yang pergi ke rumah sakit, Jisoo-pun sudah tidak mood untuk makan. Bahkan yang biasanya ia tak melewatkan sedikitpun tentang ayam, kali ini steak ayamnya terasa menjijikan di matanya.
"Mba.. Saya nggak jadi makan deh, ini buat mba dan temen-temen aja ya sama saya minta bill-nya" pinta Jisoo.
Sang pelayan langsung melaksanakan perintah Jisoo dengan gesit. Dapat makanan gratis tentu saja setiap orang menyukai itu. Tak lama ia kembali dengan membawakan selembar bill pada Jisoo.
"Terima kasih"
Setelah membayar hendak untuk kembali pergi menuju rumah Dara, cuaca di luar mendadak mendung. Seperti mengerti dengan perasaan Jisoo yang entah kenapa terasa aneh. Sakit tapi tidak berdarah. Mengingat wajah paniknya Taeyong tadi benar-benar membuatnya sedih.
"Katanya nggak suka! Tapi masih perhatian! Mau lo apa sih yong!" Jisoo bermonolog sendiri di pinggir jalan sambil menendang krikil kecil yang ada di depannya.
Beruntung suasana jalanan itu sepi.
"Hah nyuruh gue naek gojek lo pikir gue apaan hah soknya ngejemput gue! Bilang lo pacar gue di depan kakak gue!"
Gledek!!
"BUNDAAAA!!" Sontak Jisoo berjongkok sambil menutup telinganya terkejut.
Tak lama kemudian hujan-pun menyusul dengan derasnya. Jisoo yang memang kepalang sakit hati tak peduli air hujan mengguyur tubuhnya dengan hebat.
"Selama gue nggak ada disana emang apa aja sih yang dia lakuin sama si nenek lampir itu sampe gini aja dia panik"
Rupanya Jisoo masih belum selesai mengeluarkan unek-unek dalam hatinya. Sekitar beberapa menit tadi masih bertahan pada posisi jongkoknya, kini ia sudah melanjutkan perjalanannya menuju rumah Dara.
Untung saja jarak dari cafe ke rumah tidak jauh. Keinginan untuk naik gojekpun sudah hilang. Ia memilih untuk berjalan kaki saja. Toh hujan ini juga menguntungkan baginya. Karena tak akan ada yang tahu disamping dirinya berteriak mengeluarkan kekesalannya, ia juga diam-diam mengeluarkan air matanya.
Ting tong ting tong
Dara sekeluarga sedang berkumpul di ruang tengah sambil menikmati film yang diputar Jeno dengan makanan yang dibuat Dara.
"Kak coba bukain pintunya" pinta Dara pada anak tuanya, Mark.
"Bentar Ma" Mark-pun bergegas bangkit untuk membukakan pintu.
Setelah membuka pintu, ia terlonjak kaget melihat pemandangan di depannya.
"Kak Jisoo?!"
Dara dan yang lain mendengar teriakan itu langsung berlari kecil mendekati Mark.
"Astaga Jisoo! Kamu kenapa hujan-hujanan?" tanya Dara langsung menarik Jisoo untuk masuk ke dalam rumah. Sedangkan yang lain menatap Jisoo sedih.
"Kak Jisoo.." lirih Jisung dan Chenle bersamaan.
"Jeno ambilin handuk buruan" pinta Mark.
Sedangkan ia sendiri cepat-cepat mengambil hot-pack di kotak p3k.
"Pegang ini kak"
Mark memberikan hot-pack itu pada Jisoo dan memaksanya untuk menggenggam disusul dengan Jeno yang membawa handuk di tangannya. Dara langsung mengambil alih handuk itu dan mengeringkan rambut Jisoo yang basah.
"Kak Jisoo kenapa kehujanan? Kak Taeyong mana?" tanya Jaemin.
"Kak tolong masakin air panas" pinta Dara lagi pada Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantuku Calon Istriku
Fanfiction"Mami Dara nyariin Asisten Rumah Tangga apa calon istrinya Kak Taeyong sih?!"