24. Sekertaris Baru

3.7K 387 55
                                    

Tokk Tokk...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Taeyong di dalam ruangannya. Ah benar saja beberapa hari bahkan minggu ini sepertinya Taeyong banyak melamun padahal ada banyak laporan yang menunggunya untuk dibaca. Jisoo benar-benar sudah mengalihkan dunia Taeyong seutuhnya. Semenjak kejadian hari itu memberi perubahan yang begitu fatal dalam hidup Taeyong yang terkenal ambisius selama berada di kantor.

"Masuk"

Sang sekertaris lekas masuk ke dalam ruangannya.

"Ini berkas yang bapak minta perihal penerimaan pegawai baru sebagai pengganti saya nanti pak". Hani langsung meletakkan map berisi kertas tersebut di meja Taeyong tanpa menunggu atasannya menyuruh.

Jujur saja Hani merasa sedih melihat atasannya ini tidak seperti biasanya. Rumor tentang Taeyong yang di tolak oleh perempuan entah mengapa bisa menyebar begitu cepat di kantor. Siapa lagi kalau bukan Johnny, kolega Taeyong sekaligus sahabat dekatnya, yang menyebarkan rumor tersebut. 

"Pak!" tegur Hani karena tak ada respon apa-apa dari Taeyong. Hani menghela nafas melihat kelakukan atasannya benar-benar seperti remaja yang baru mengenal cinta. 

Lihat aja dari penampilannya. Taeyong yang terkenal bos paling rapih dalam tata busana berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Simpul dasi yang dibuat asal-asalan. Sebagian kemejanya keluar dari celananya dan kusut. 

Tak ingin merasa iba lebih lama lagi, Hani memilih untuk keluar dari ruangan atasannya itu tanpa pamit. Karena melakukannya juga percuma, nggak akan ada balasan apapun dari Taeyong.

Bukannya cepat kembali ke ruangannya, Hani malah melipir ke tangga darurat yang sepi. Tak akan ada orang yang datang kesini, karena buat apa repot-repot harus naik tangga kalau di kantor ini saja terfasilitasi sebuah lift. 

Hani mengeluarkan ponsel dari saku celananya, tangannya dengan cepat menekan sebuah nomor tanpa nama yang tersimpan di kontaknya. Tak butuh waktu yang lama untuk menunggu panggilan tersebut tersambung, karena sepertinya diseberang seperti sedang menunggu panggilan darinya.

"Bagaimana?"

"Keadaannya makin menyedihkan.. bahkan rapat kemarin Taeyong tuh nggak fokus banget sampe bikin investor jadi ragu buat nanam saham di perusahaan ini"

"Wah bagus dong! makin Taeyong terpuruk gini makin gampang gue buat masuk ke dalam kantornya dia"

Hani mengedarkan pandangannya untuk memastikan tidak ada seorang pun yang mendengar percakapannya. "Iya, tapi gue nggak bisa mastiin 100% Taeyong bakal baca profil tentang orang yang lo suruh buat gantiin gue disini.. tadi gue keruangannya buat ngasih profil itu aja Taeyong kayak ngeh kayak nggak sama kehadiran gue"

"Tenang aja.. gue yakin Taeyong pasti ngebaca profil itu kok.. dia mana bisa kerja tanpa ada sekertaris kan? Bisa berabe pekerjaan dia kalo nggak ada yang bantu"

Hani mengangguk, "Iya sih.. yaudah deh sesuai janji lo ya.. karena gue udah relain posisi sekertaris gue disini sama lo, lo harus nepatin janji lo ke gue"

"Tenang aja darling~ semua biaya rumah sakit buat mama lo udah gue tanggung semua, tinggal nunggu persetujuan lo aja kapan mama lo mau dipindah ke rumah sakit itu sekaligus jadwal operasinya"

"Oke deh nanti abis beres-beres ini gue nemuin lo, makasih banyak ya... kalo nggak ada lo gue nggak tahu lagi harus nyelametin mama gue dengan apa.. gajih gue disini nggak ngecover sama sekali biaya pengobatan mama gue sampe sembuh total"

"Its oke babe.. ini namanya hubungan simbiosis mutualisme.. lo kasih apa yang gue mau dan gue pun demikian.. ngelihat kehancuran Taeyong itu hadiah terindah seumur hidup gue, gue tunggu ya Han. Bye!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pembantuku Calon IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang