Jum'at sore ini, Axton menjalankan aktivitasnya seperti biasa, yaitu sebagai model. Dengan kepopulerannya sebagai model papan atas, banyak sekali tawaran-tawaran yang menghampirinya.
Bukan hanya sebagai model saja, melainkan tawaran lainnya seperti menjadi bintang iklan, brand ambassador, bahkan ada pula yang menawarinya sebagai aktor. Maka dari itu ketampanannya semakin diketahui di seluruh penjuru dunia.
Wanita mana yang tidak ingin kencan dengannya? Banyak wanita diluaran sana yang ingin sekali berkencan dengan Axton.
But, sudah banyak sekali wanita yang digosipkan berkencan dengannya.
And, wanita-wanita yang digosipkan dengannya bukanlah wanita dari kalangan biasa, melainkan wanita dari kalangan terpandang. Seperti seorang model ternama, aktris internasional, bahkan seorang anak dari pejabat tinggi negara pun pernah digosipkan dengannya.
Ia pernah tertangkap kamera sedang keluar dari hotel mewah bersama seorang model yang karirnya sedang melambung tinggi.
Dari situlah banyak pemberitaan bahwa Axton bukan pria baik-baik. Ada yang mengecap Axton adalah seorang bajingan. Tetapi sesungguhnya Axton bukanlah bajingan sebenarnya. Dan walaupun banyak rumor tidak bagus tentangnya, Axton tetap laku menjadi seorang model. Bahkan karena rumor itu Axton semakin dikenal.
"Habis ini apalagi jadwalku?" Tanya Axton seraya menghampiri seorang lelaki yang tampak seumuran dengannya.
"Untuk sekarang kau bebas. Tetapi besok masih ada jadwal pemotretan. Jadi, jangan terlalu malam jika kau ingin ke club," jawab Marvy sahabat Axton sekaligus managernya.
Marvy adalah sahabat dekat Axton. Ia mulai berteman dengan Marvy saat memasuki sekolah dasar. Mereka pun kembali bertemu saat di junior high school, namun saat akan masuk sekolah menengah, Axton harus ikut pindah ke Milan karena urusan pekerjaan orang tuanya. Dari situlah mereka berdua tidak bertemu lagi. Hingga secara tidak sengaja mereka dipertemukan kembali saat Axton kembali ke New York. Mereka kembali menjalin persahabatan yang sangat erat.
Axton mengangkat Marvy sebagai managernya karena ia rasa Marvy mampu. Dan alasan utama kenapa Axton memilih Marvy sebagai managernya adalah karena Axton merasa nyaman jika sahabatnya ini sebagai managernya.
Why? Karena Marvy tidak akan marah jika Axton tiba-tiba saja men-cancel jadwal pemotretannya atau jadwal lainnya. Paling Marvy akan menasihatinya atau jika ia sudah pasrah atas kelakuan Axton, Marvy akan angkat tangan. Karena Marvy adalah tipe orang yang tidak mau repot.
Sebenarnya bukan hanya mereka berdua saja, tetapi masih ada satu lelaki lagi yang sudah menjalin persahabatan bersama mereka.
"Kau tidak merindukan Nick, Marvy?" Tanya Axton seraya mengambil ponselnya.
Marvy sedang melihat iPad-nya, lalu menjawab pertanyaan Axton, "Tidak."
"Ck, kau ini sebagai sahabatnya tidak perduli sekali dengannya. Bahkan merindukannya pun tidak? Kau ini pria dingin tak punya hati."
Marvy menoleh kearah Axton, "Untuk apa aku merindukannya? Besok kita akan bertemu dengannya."
Mendengar itu Axton bertanya kembali, "Really? Kau tahu darimana? Kenapa aku tidak mengetahuinya?"
Marvy menjawab seraya mengalihkan pandangannya ke iPad-nya lagi, "Tch, kau terlalu sibuk dengan wanita-wanitamu. Hingga Nick mencoba menghubungimu pun kau tak tahu."
Axton memutar bola matanya, "Kau 'kan tau aku itu super sibuk. Jadwalku padat, jadi aku tak sempat mengecek ponselku hanya untuk melihat apakah ada pesan yang masuk atau tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Day with the Bastard
RomanceAxton Harold Lequinton. Umurnya baru menginjak 24 tahun. Masih muda bukan? Tetapi di umurnya yang terbilang masih muda itu, dia sukses menjadi model papan atas dunia. Selain terkenal karena ketampanannya bak dewa Yunani, Ia juga dikenal sebagai sala...