12 - Worry

1.8K 39 5
                                    

-Axton's Apartment at 03.30 am-

"Ax! Wake up!"

Sudah tiga kali Marvy mencoba membangunkan Axton. Dan sudah tiga kali pula Axton tak bergeming dari tidurnya.

Entah sedang bermimpi apa yang pasti Marvy sudah lelah untuk membangunkan Axton. Tetapi, ada satu cara yang bisa membangunkan sang singa tidur ini.

Marvy mengambil segelas air dari dapur, lalu mengguyur Axton dengan air itu dibagian wajahnya.

Hasilnya?

Axton bangun dengan sekejap. Ia bernapas dengan cepat, dan tidak beraturan.

"Kau sudah bangun?" Tanya Marvy menyadarkan Axton dari keterkejutannya.

Axton menatap Marvy, "Ini ulahmu, Marvy?" Marvy mengangguk.

"Aku kira apartemenku kebocoran karena hujan. Dasar! Ada apa tengah malam begini membangunkanku?"

"Ini sudah pukul setengah empat. Kau harus mengantarnya pulang," mendengar itu, Axton baru sadar jika Quinzy masih berada di apartemennya. Axton baru ingat jika ia harus mengantar Quinzy pulang sebelum matahari terbit. Dasar Marvy!

"Kenapa diam? Kau mau aku yang mengantarnya pulang? Ok."

"Tidak tidak! Aku saja yang mengantarkannya. Kau sebaiknya pulang juga. Istirahat yang cukup, aku tahu semalam kau tidak tidur karena mengawasiku bukan?" Axton sebenarnya baru saja tertidur selama tiga jam. Saat ia hendak bangun, dan pergi ke kamarnya, tiba-tiba saja Marvy berkata dengan mata masih tertutup, "Tetap ditempatmu."

Alhasil Axton kembali ke sofanya untuk kembali tidur. Tapi, tetap saja tidak tidur sepenuhnya. Saat ia membuka matanya ingin mengetahui apakah Marvy sudah tertidur pulas atau belum, ternyata matanya malah bertemu dengan mata setajam elang Marvy. Axton terpaksa menutup kembali kedua matanya. Jangankan untuk pergi mengendap-endap ke kamar, saat ia baru saja membuka matanya, Marvy masih mengawasinya. Axton yakin jika Marvy tidak tidur semalaman hanya untuk mengawasinya saja.

Marvy tersenyum, "Baiklah. Aku pulang. Kau pulangkan dia dalam keadaan masih utuh, dan tidak lecet sama sekali. Jangan sampai ada bercak merah dileher ataupun di-"

"Ya ya ya aku mengerti! Kau kira aku nyamuk? Pulanglah, tidur yang cukup. Jangan sampai nanti aku melihatmu seperti panda. Aku tidak mau ada yang melihatmu dengan keadaan buruk seperti itu. Orang-orang akan berpikir jika aku mempekerjakanmu dengan keras, sampai kau kurang tidur, dan sebagainya. Masalahku akan semakin bertambah, kau juga yang akan susah."

Marvy mengangguk mengerti. Setelah itu Axton pun pergi menuju kamarnya. Tetapi, sebelum Axton sampai di kamarnya, Marvy memanggilnya kembali.

"Ax, sebenarnya semalam aku tidur selama 30 menit," ucap Marvy agar Axton tidak terlalu khawatir padanya.

Axton menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Lalu, melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Hari ini Axton harus melepaskan Quinzy, tapi, entah kedepannya akankah Quinzy bisa lepas darinya?

***

Sudah hampir empat jam Ibu Laila berdiri di depan panti asuhan untuk menunggu Quinzy pulang. Sedari tadi ia cemas Quinzy belum pulang juga sampai sekarang.

Setelah tadi malam Louv kembali ke panti tanpa bersama Quinzy, dan ia mengatakan bahwa Quinzy dibawa oleh laki-laki lain, dunia seakan berhenti berputar. Kakinya lemas, Ibu Laila pun tak sadarkan diri untuk sesaat. Napasnya tercekat memikirkan anak gadisnya itu. Quinzy anak yang polos, Ibu Laila takut jika lelaki yang membawa Quinzy adalah lelaki brengsek yang akan berbuat macam-macam pada anak gadisnya itu.

Bad Day with the BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang