"Kau..."
Pria tersebut tersenyum melihat Quinzy mengenalinya, maybe?
Otak Quinzy berputar kembali mengingat pria dihadapannya ini. Quinzy rasa, ia pernah bertemu dengan pria ini. Lebih dari sekali bahkan. Tapi tetap saja Quinzy masih belum mengetahui nama pria ini. Yang Quinzy tahu, pria ini aneh. Sudah, tidak ada yang lain. Mungkin, tampan?
"Kau... "
Pria itu masih tersenyum menantikan Quinzy. Sedari tadi, Quinzy hanya menyebutkan ... kau ... kau ... dan kau ... Tanpa berkata yang lain. Misalnya menyebut namanya. Ataukah yang lain.
"Kau..." Pria itu menghela napasnya. Ia sudah jengah mendengar Quinzy berkata seperti itu terus.
"Aku Axton, Baby. Kau melupakanku?"
Quinzy mengerjapkan matanya. Sekarang ia baru tahu nama si pria aneh ini."Kau ... pria aneh itu, 'kan?"
Axton mengernyit, pria aneh?
Wow! Baru kali ini ada wanita yang mengatakan dirinya aneh. Sungguh langka sekali bukan?
"Pria aneh, Baby? Maksudmu aku?"
Quinzy mengangguk."Ya, akulah si pria aneh yang seenaknya kau cium itu," Quinzy membulatkan matanya. Axton telah mengembalikan ingatan Quinzy pada kejadian memalukan tersebut. Sungguh betapa malunya Quinzy saat ini. Wajahnya memerah.
"Kenapa wajahmu merah seperti itu? Kau sungguh membuatku gemas," Quinzy menelah ludahnya. Ia hanya menatap Axton dalam diam.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu? Kau ingin menciumku lagi?" Tanya Axton diiringi seringaian. Quinzy menggelengkan kepalanya.
Axton menarik napas, "Sudah larut malam seperti ini, kenapa kau berkeliaran di luar?"
"U-untuk membeli obat," jawab Quinzy seraya mengangkat kantung plastik yang berisikan obat untuk Bianca.
"Untuk siapa?" Tanya Axton penasaran.
"Adikku."
Axton mengangguk, "Karena sudah malam. Dan juga tak baik wanita cantik sepertimu berjalan sendirian di malam hari seperti ini. Jadi, aku akan mengantarmu pulang. Ayo."
"T-tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri," tolak Quinzy.
"Tidak. Aku tak ingin kau diganggu lagi seperti tadi. Ayo, kau akan selamat bila bersamaku," Quinzy hanya menatap Axton.
"C'mon, Babe," Axton menarik tangan Quinzy dan menuntunya masuk kedalam mobil.
***
"Terima kasih telah mengantarku," ucap Quinzy saat sudah sampai di depan panti.
"Sama-sama, Babe," ucap Axton seraya tersenyum.
"Pulanglah." Ucap Quinzy membuat Axton merasa terusir.
"Kau mengusirku?"
"Bu-bukan seperti itu. Maksudku ... ini sudah malam, sebaiknya kau pulang."
Axton tersenyum melihat Quinzy gugup seperti ini."Aku ingin menjenguk adikmu."
"Hah?"
Axton menarik napasnya, "Kau tidak mau membuat adikmu terbunuh karena kau tidak memberikan obatnya bukan?"
Quinzy terdiam, mencerna kata-kata Axton, "Oh, obatnya! Kalau begitu aku masuk dulu," ucap Quinzy lalu masuk kedalam. Tapi tangannya di cekal oleh Axton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Day with the Bastard
RomanceAxton Harold Lequinton. Umurnya baru menginjak 24 tahun. Masih muda bukan? Tetapi di umurnya yang terbilang masih muda itu, dia sukses menjadi model papan atas dunia. Selain terkenal karena ketampanannya bak dewa Yunani, Ia juga dikenal sebagai sala...