Ruangan itu cukup luas sama persis yang ada di perusahaanya di Bandung,terdapat jendela kaca yang cukup besar yang ditutupi gorden berwarna keemasan,ruangan itu juga tertata rapih dan sangat bersih.
Pandangan Alirta tertuju pada bingkai foto di dekat tumpukkan dokumen yang,di lihatnya foto itu lekat lekat tak terasa cairan bening membasahi pipi Alirta,tangan Alirta mengusap halus kaca pada foto itu dipeluknya foto itu rindu yang ia rasakan,rindu pada seseorang yang selama ini menjaga,merawat dan membahagiakannya,pelukan pada foto itu sangat erat dia sangat rindu pada sosok yang ada bingkai foto itu.
James Prawira Delton sosok ayah yang Alirta rindukan,ingin rasanya Alirta membalaskan dendamnya atas kematian ayahnya itu,sesak yang ia rasakan.
"Yah,Alirta rindu sangat merindukamu,kembalilah ayah sampai kapan kau akan bertahan di alam sana!meninggalkan keluargamu yang kehilangan atas kepergianmu,bahkan kau hanya diam saja disana melihat putrimu ini menangis!apa kau hilang ingatan ayah?cepatlah kembali ayah!"gumam Alirta di sela sela tangisnya.
"Alirta janji ayah akan mencari tahu kebenarannya,tenanglah disana,aku yakin aku bisa"batin Alirta.
Yorda yang mendengar suara isakan tangis dari dalam ruangan yang memang tidak cukup jauh dari tempatnya mengobrol bersama karyawan nya langsung menuju ruangan itu.
Dibukanya pintu ruangan itu,dia langsung menghampiri gadis yang tengah duduk sembarang di lantai sambil memeluk bingkai foto,Yorda pun harus berjongkok agar berdampingan dengan gadis itu.
"Why?"tanya Yorda sambil mengusap lembut puncak rambut Alirta
Alirta merenggangkan pelukannya pada foto itu agar Yorda melihatnya.
Yorda memeluk erat tubuh Alirta mengusap punggung gadis itu.
"Tenang Ta,Tn James juga gak mau liat gadis cantiknya ini sedih,senyumpercaya sama gue lo bisa menyelesaikan masalah ini"tutur Yorda lembut.
Yorda sudah mengetahui semua perihal Alirta,itu alasan Yorda mengapa dia kekeuh sekali untuk membuat gadis yang tengah di peluknya tersenyum tanpa ada rasa dingin yang menghiasi dirinya.
Yorda merasakan apa yang Alirta rasakan
Sakit,Sesak,Rindu,Kehilangan
Empat kata mengambarkan isi hati Alirta saat ini.
Yorda mengetahui apa yang dialami Alirta saat ini,ya om Aji telah menceritakan tapi hanya sebagiannya saja."Gue kangen sama ayah,kangen"ucap Alirta parau air matanya menggenang siap akan tumpah lagi.
Yorda memilih diam,mendengarkan.Karena ia tahu Alirta butuh meluapkan,melampiaskan semua beban yang memberatkan bahunya.
"Setelah kematian ayah, kepribadian gue barbalik 90°,gue jadi gadis yang gampang nangis,gampang marah."ucap Alirta,air matanya benar benar mengalir.
"Karena kehidupan gue yang begitu kelam yang sekarang semua terlihat temaram,yang gak pernah ada cahaya sedikit pun di kehidupan gue."tutur Alirta.
Yorda ingin memeluk tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya.Tetapi Alirta menolak, mendorong tubuh Yorda.
Alirta mengusap air matanya kasar,setelahnya ia bersandar pada sisi meja yang memang tidak jauh dari dirinya 'miris'.Menertawakan dirinya sendiri yang begitu menyedihkan.
Yorda menatapnya khawatir,khawatir jika gadis disampingnya itu mengalami gangguan mental karena beban yang dipikulnya.
"Dulu,gue perempuan yang sewajarnya,supel,periang,bahkan gue bisa bersenang dengan semesta ini,gak ada sifat dingin di diri gue, sekarang?gue yang gak peduli dengan sekeliling gue,gue yang pemurung,pendiam,semuanya yang sekarang ada di diri gue gak pernah ada di diri Alirta yang dulu Yor,gak ada!"ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dark Life
Teen FictionKebanyakan yang terlihat dikehidupan orang-orang adalah manis dan sempurna dari luar.Ingin aku memasuki kehidupan mereka, mencicipi sedikit kebahagian,menikmati separuh terang dalam kehidupan.Tapi itu hanya kelihatannya saja.Orang bilang hidupku man...