Dark 11

29 9 2
                                    

"Tahun baru bukan lagi ajang menyalakan petasan,meniup terompet.Tahun baru adalah janji dan usaha bahwa kita Will be better."

Motor sport itu melaju dengan gesit,memotong jarak.Membuat gadis itu memeluk Yorda sangat erat,hampir saja tadi dia mau terbang akibat kecepatan Yorda tak terkira,
Untung saja Alirta masih diberi nyawa.

"Pelan-pelan aja Yor."ucap Alirta setengah berteriak.

"Apa?"balas Yorda.

"Pelan-pelan aja!"ucap Alirta kali ini teriakannya mampu didengar oleh Yorda dan pengendara lain.

"Oke."

Kini motor sport itu melaju dengan sedang,tapi pelukan erat itu masih bertahan.

"Alirta."ucap Yorda sedikit berteriak.

"Apa?"jawab Alirta berteriak.

"Kan gue udah pelanin kecepatannya,pelukannya jangan erat-erat dong susah nafas,enggap gue."ucap Yorda.

"Ehh,-iya maaf."ucap Alirta yang wajahnya memerah.

"Gak usah blushing gitu dong,jadi gemes."balas Yorda yang sembari melirik spion motor.

"Astaga."ucap Alirta.

Tidak butuh waktu lama mereka sampai pada rumah megah yang bernuansa serba putih.

"Misi pak."ucap Yorda dengan ramah.

"Silakan pak Yorda."balas pak Jono selaku satpam rumah.

Perempuan itu masuk dengan tergesa-gesa.Pertama karena dia ingin menyelamatkan jantungnya yang telah berdekatan dengan Yorda,kedua karena dia ingin sekali bertanya tentang Sanjaya Handoko.

"Hollaa babe."sapa Alen sembari merangkulnya.

"Hollaa,jangan meluk gue dulu."balas Alirta sembari melepaskan rangkulan Alen.

"Why?"tanya Alen heran.

Perempuan itu malah meloyor pergi mengabaikan pertanyaan Alen.
Tatapan Alen tertuju pada lelaki yang tengah berdiri didepan pintu.
Lelaki yang baru saja masuk menjadi tatapan utama Alen.

"Halo, kenalin gue Yorda."sapa Yorda sembari memberikan tangan untuk bersalaman.

"Alen."balas Alen.

"Lo adiknya Alirta?"tanya Yorda dengan senyuman.

"Iya gue adiknya Alirta."jawab Alen tanpa senyum.

"Un placer conocerte Alen."kata Yorda yang berjalan pergi.

*Un placer conocerte=Senang bertemu denganmu.

***

"Kita harus kesana om,sekarang!"gertak Alirta.

Di dalam ruangan yang cukup besar perempuan itu mengeluarkan amarah dan tangisnya.

Sedangkan diluar, seseorang lelaki hanya menguping pembicaraan dua orang didalam.Dirinya ragu untuk masuk.Takut tidak bisa membantu, karena tidak tahu jelas permasalahan nya.

"Tapi om Aji gak tahu dia dimana Ta."ucap om Aji yang terdengar dari luar pintu.

Tokk..

"Permisi."salam Yorda.

Seketika ruangan itu menjadi hening,mereka saling bertatap.Semuanya tak berkata,kecuali tangis Alirta.Perempuan itu masih saja menangis.

"Ta?"ucap Yorda hati-hati.

"Om please,bantu Alirta kesana."ucap Alirta dengan memohon.

"Baik Alirta, nanti om bantu, tapi ada satu syarat."ucap om Aji.

A Dark LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang