Dark 8

33 8 0
                                    

"The clock hands will turn to the left, then suddenly I cry, then laugh. In fact this is just imagination. Those days still don't come back. "- Rohmatikal Maskur.

Langit mendung November kelabu, penghuni langit berkelana,hanya ada biru yang masih sempurna.Jalanan Ibu Kota selalu ramai dengan orang-orang yang tak suka bermain kata.Mereka sibuk dengan rutinitas masing-masing tak hiraukan sorotan mata yang memiliki banyak makna.

Gadis yang bisa dibilang sempurna, blasteran Italia-Indonesia,yang memiliki senyum menawan.Yang tengah menyesap secangkir teh hangat,terlalu menikmati suasana malam syahdu Ibu Kota.

Dirinya masih memikirkan obrolan dengan Alen dua hari yang lalu melalui ponselnya.Alen akan berkunjung ke Jakarta esok pagi.Pasti akan ada hati yang patah lagi,jika Alen tahu dirinya dan Yorda adalah sepasang kekasih,Alen akan marah padanya.

Ralat!
Bukan,dirinya bukan kekasih Yorda.Hanya sikapnya saja yang bisa dibilang sepasang kekasih.Alirta belum menerima Yorda,hatinya masih diambang keraguan,pikirnya jatuh cinta hanya akan menambah beban pikirannya saja.

"Jangan sampe Alen tahu semua ini,bisa kacau."seperti mantra, sedari tadi bibir gadis itu selalu bergita-gita kata itu.

Ponselnya berdering, membuyarkan lamunan Alirta, jarinya menari diatas ponsel,membuka siapa yang merusak lamunannya.

Diego
Ta?

Sebuah pesan singkat yang membuat Alirta termenung sejenak,menatap dalam-dalam nama pengirim pesan itu.Selama Alirta tinggal di Jakarta hanya dekat dengan Yorda dan om Aji,dengan yang lain ia hanya sekedar mengobrol biasa.

Tak ingin berburuk sangka,gadis itu membalas pesan dengan jari jemarinya lentik,tak perlu waktu lama pesan balasan terkirim

Me
Iya,ada apa?

Semoga ini bukan awal dari permasalahan.Perasaan Alirta semakin tidak enak.Yang perlu kalian tahu,Alirta bukan gadis biasa hanya keluarga terdekatnya saja yang mengetahui tentangnya,Alirta bisa melihat masa yang akan datang,gadis itu juga bisa membaca kartu tarot.Sekejap bayangan abu-abu terlihat dibenak Alirta.

"Astaga."batin Alirta nafasnya gusar,ponselnya berdering kembali.

Diego
Jalan yu Ta,lo mau?kita angkringan disekitar Jakarta,nanti gue jemput lo.

Alirta sedikit tertegun,tapi apa salahnya? toh dia juga ingin menikmati udara Ibu Kota.

Me
Boleh.

Diego
Buset dah singkat amat,oke meluncur sekarang.

Tanpa niat membalasnya,Alirta menaruh ponselnya diatas kasur queen size miliknya yang dibelikan oleh om Aji.

Gadis itu memakai atasan kaos oblong berwarna maroon yang terdapat tulisan i'm fine,dibalut cardigan berwarna abu-abu,bawahannya dia menggunakan celana casual diatas lutut berwarna hitam yang dikedua sisinya memliki saku,rambutnya ia kuncir kuda,bibirnya ia poles sedikit dengan lip tint berwarna pink agar tidak terlihat terlalu pucat.Sederhana,Namun Alirta terlihat cantik.

Tokk..Tokk..

"Ta,apa kamu sibuk?"tanya om Aji dibalik pintu.

Alirta langsung mengambil ponselnya dan mengambil Sling bag berwarna mustard miliknya,Sling bag itu kesayangan Alirta,yang dibelikan ayahnya sebelum ayahnya menemui kematian.

Alirta membuka pintu kamarnya, didepan pintu sudah ada om Aji menunggunya.

"Engga om,Alirta gak sibuk,ada apa?"jawab Alirta yang membenarkan kuncirannya.

A Dark LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang