Dark 3

54 12 0
                                    

07:00

Keramaian yang terjadi di Taman kota Jakarta sama sekali tidak berpengaruh pada seorang gadis yang kini berlarian kecil dengan telingga tersumpal earphone sambil mengusap wajahnya dengan sapu tangan yang iya bawa ,mengusir keringat yang membasahi wajahnya.

Dia nampak cantik dengan balutan kaos putih yang dia kenakan dengan celana hitam bermotif lerek putih disisi samping celana dan sepatu snikers berwarna putih,rambut yang di ikat kuda,tubuh yang body goals.

Banyak kaum adam yang terang terangan menatap Alirta kagum,termasuk dengan ke empat pria yang tengah menatapnya,Alirta melirik kursi panjang yang ada dibawah pohon,di dudukinya kursi itu.

"Gue boleh duduk disini?" Ucap seorang pria.

Alirta hanya melirik tanpa berniat menjawab pertanyaan pria itu dan kembali menikmati lagu yang di indra pendengarannya,dia meneguk air mineral yang ada di genggamannya.

"Hai,gue Yorda salam kenal ya."

Tidak ada jawaban dari Alirta.

Yorda menepuk jidatnya merasa bersalah.

"Duhh sorry ya gue gak tau kalo lo itu bisu,tadi gue cuman mau kenalan aja sekali lagi sorry ya."

Alirta menatap tajam Yorda
"Bisa diam?"sentak Alirta.

Yorda terkejut
"Aih bisa ngomong dia,sorry lagi ya,lagian tadi gue nanya lo diem aje sih gak ada sahutan.Ulang lagi dah ya kenalannya."

"Ekheem..."Yorda sedikit berdehem

"Holla nama gue Yordano,nama lo siapa?"lanjut Yorda dengan menyodorkan tangannya.

"Alirta"ucap Alirta singkat

"Gue duduk disebelah lo ya?"kata Yorda

"Lo udah duduk sebelum minta izin."kata Alirta datar

Yorda tercengang,merasa tertarik dengan Alirta.Dia berbeda,dimana semua wanita sangat senang jika berinteraksi dengan Yorda tetapi tidak dengan gadis disampingnya ini.

Selama dibawah pohon tak henti hentinya memandang Alirta yang disebelahnya.

Alirta ditatap merasa risih,tetapi memilih tidak memperdulikan pria disebelahnya itu.

Alirta bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengelilingi Taman kembali,di merasa ada yang mengikuti derap langkahnya.

"Bisa gak lo jangan ngikutin gue!"sentak Alirta,tanpa menengok kebelakang

"Gue salah Taman kali ya?ini Taman Olahraga atau Taman Surga?gue nemu bidadari disini."kata Yorda

Alirta tidak merespon.

"Gadis cantik,cwiiiuwit prikitiwww godain abang dong neng."goda Yorda

Krikk..Krikk..Krikk
Doongg..Diingg..Duungg

"Anjiiir,gue berasa ngomong ame patung mulutnya ada lemnya kali ya?batin Yorda.

Alirta tetap berjalan meninggalkan Yorda yang tengah nyerocos.Yorda ternganga dengan sikap dingin Alirta.

"Apa iya gue tak kasat mata,sampe dia gak ngelirik gue sedikitpun?"gumam Yorda

Tanpa pikir panjang Yorda mengejar Alirta,setelah berhasil menyamai langkahnya Yorda kembali berucap

"Mau kemana sih?terus itu lagu apa yang lagi lo denger?volumenya keras banget ya?"tanya Yorda basa basi

"Berisik."kata Alirta dingin,kemudian berlalu meninggalkan Yorda,menuju rumah om Aji karena dia sudah cukup lelah

Yorda terdiam dengan senyum tipis di bibirnya.Sedikit heran karena tak biasanya ada cewe yang mampu menolak pesona seorang Yordano Kafeel Hernandez,kecuali Alirta Aguilra Delton.

Tiga laki-laki menghampiri Yorda yang tengah melamun menatap kepergian Alirta.

"Haa...Haa...Haa,seorang Yorda di tolak cewe bruh mulai hari ini"ucap Diego.

"Coba catet tanggal berapa nih bakal jadi hari sejarah."celetuk Aldo.

"Sabar aje yeh abangnya,mungkin lo kurang oke hari ini atau darah garis keturunan Spanyol lo luntur Yor"tambah Rafi.

"Anak anoa kalo ngomong suka bener juga yeh"ujar Aldo.

"Berisik lo semua"balas Yorda yang kemudian berlalang pergi meninggalkan teman temannya.

"Are you okey?"tanya Rafi yang menghampiri Yorda.

Tidak ada jawaban...

"Anjing,mungkin mulai hari ini manusia bakal jadi patung"ujar Aldo sembari menepuk jidatnya.

"Gue bingung aja baru kali ini gue nemu cewe yang sama sekali gak ngelirik gue sedikitpun,lo lo pada tau lah gimana gue ema ema kompek aja pada daftar jadi istri gue,tapi gak sama cewe itu sayangnya"ucap Yorda.

"Alhamdulillah temen gue bisa ngomong lagi,gue kira lo kena penyakit bisu dadakan ketularan perempuan kulkas tadi"celetuk Rafi.

"Makasih ya Allah udah ngembaliin suara temen Aldo"ucap Aldo layaknya doa Baim.

"Ya udah lah gak usah dipikirin Yor,kalo jodoh mah kaga kemana"ucap Diego sembari menepuk punggung Yorda.

Kini ke empat cowo itu pergi menuju rumah om Aji.

"Rasa ingin tahu tentang lo itu lebih melekat dibanding rasa permen karet yang sering membekas."

-Yorda-

SeeU Next Part💓

A Dark LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang