13. Berakhir

201 34 0
                                    




D N A




Mingyu menodongkan pistolnya pada Taehyung dan Namjoon, sementara Jimin masih berusaha untuk membawa Jinyoung keluar dari kolam renang.

DOR!

Satu tembakan melayang mengenai dada kiri Mingyu, yang membuatnya ambruk seketika.

Semua bahkan terkejut, karena sang penembak adalah Somi.

Jihoon dengan cepat menendang jauh-jauh pistol yang sudah tidak digenggam Mingyu.

Sebuah buku kini tergenggam oleh Inra, dan Haerin memegang sebuah korek api.

Lalu membakarnya di pinggir kolam, entah kenapa saat buku itu terbakar Mingyu berteriak sangat keras dan darah segar mengalir dari lehernya. Padahal lehernya tidak tertembak.

"Yoongi Oppa." Lirih Inra, Namjoon serta Taehyung segera berlari masuk ke dalam rumah.

Jimin dan Jinyoung sudah naik ke sisi kolam, Jinyoung tidak sadarkan diri saat ini.

"Aishhhh." Jihyun menyalahkan dirinya karena tidak bisa menolong temannya itu, "Tidak apa, Hyun, Hyungmu yang menolongnya." Jihoon menepuk pundak Jihyun.

Ketiga gadis itu masih berada di teras.

"Bae Jinyoung...." Haerin berlutut di samping Jinyoung yang terpejam.

"Sudah menelpon ambulan?" Tanya Jimin sembari menepuk punggung Jinyoung, mungkin tubuhnya terlalu banyak kemasukan air.

"Hmmm." Angguk Inra.

"Aku akan mengambil handuk." Somi berlari masuk ke dalam rumah untuk mengambil handuk, namun saat itu Ia melihat Namjoon dan Taehyung menunduk dalam di depan Yoongi.

Ia mendekat sebentar, "Bertahanlah..."

"Pelurunya hanya menggores, aku tidak apa-apa."

"Syukurlah."

"Terima kasih telah membunuhku lebih awal, padahal rencanaku untuk mati setelah membunuh kalian, setidaknya dosaku berkurang walau hanya sedikit."

Mingyu menutup matanya dengan tenang, walaupun masih sesenggukan menahan timah panas itu di dalam tubuhnya, dan juga leher yang terus mengeluarkan darah. Daerah luka Ia mengorbankan darahnya.

Dengan sisa tenaga terakhirnya, Ia meraih sesuatu yang Ia sembunyikan beberapa saat lalu di sakunya.

Ia melihat punggung seseorang yang kini membelakanginya.

Crash....crash....crash

Ia menancapkan pisau itu tiga kali pada punggung laki-laki itu dengan sisa tenaganya.

"Maaf...." Mingyu menutup matanya perlahan, hingga terpejam untuk selamanya.

Jihoon merasakan sakit di punggungnya, sakit itu bahkan menjalar ke jantung hingga seluruh tubuhnya.

Jihoon ambruk dengan tiga tusukan sekaligus.

"Jihoon!" Jihyun panik melihat Jihoon yang terbaring di sampingnya dengan posisi telungkup.

"Hyung, Jihoon tertikam, bagaimana ini!" Jihyun mengangkat tubuh Jihoon untuk bersender padanya, "Hoon, sadar." Jihoon hanya membuka matanya sesaat, "Tidak apa, aku hanya menahan sakit, ambulan akan datang kan?" Jihyun mengangguk pelan, Ia ingin sekali menangis, tapi itu adalah hal bodoh.

Sekarang Jinyoung sudah sadar, namun tubuhnya masih lemas, tubuhnya merasa seperti diremukkan, sakit sekali.

Namun Ia lebih sakit saat melihat Jihoon yang bersandar pada Jihyun dengan darah yang tidak berhenti menetes  dari punggungnya.

"Jihoon, kenapa? Apa yang terjadi?" Ia perlahan mendekat dibantu Haerin

"Jihoon ditikam Mingyu, Young." Jawan Jihyun seadanya, Ia bahkan tidak tau harus berbuat apa.

"Sial." Jinyoung ingin menghajar Mingyu sekarang juga, namun ditahan Haerin, "Dia sudah meninggal, Jinyoung."

"Sial, bahkan aku belum menghajarnya sedikitpun!" Jinyoung menangis keras, Haerin bahkan terkejut bagaimana seorang Bae Jinyoung bisa berteriak sekeras itu.


Tak lama, Jinyoung tidak sadarkan diri, lagi.







Tak lama, Jinyoung tidak sadarkan diri, lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death N Alive [DNA] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang