Jungkook, laki-laki manis bergigi kelinci ini memang sudah dekat dengan mereka, keenam hyung yang sama-sama menjadi trainee.
Sudah biasa jika Jungkook seringkali bangun di tengah malam hanya untuk buang air dan minum karena haus.
Seseorang itu mengetahui dengan baik.
Malam itu benar-benar sebuah malapetaka bagi Jungkook, Ia yang masih dalam keadaan setengah tidur langsung diserang begitu saja oleh seseorang yang bertopeng dan berpakaian serba hitam.
Terlihat tubuhnya mengenai pembatas lantai beberapa kali sebelum ambruk dan seseorang menikamnya, siapapun yang melihatnya akan merasa pilu, bagaimana seseorang laki-laki polos dan manis seperti Jungkook diperlakukan seperti itu.
Penjahat selalu dengan caranya, bertindak cepat dan kemudian lari.
Jungkook yang sedari tadi tidak bersuara akhirnya sedikit bisa berbicara, kesakitan yang dirasanya serasa menutup mulutnya untuk berbicara yang juga perlu tenaga.
Jungkook hanya bisa mengerang kesakitan, berharap akan ada satu orang saja yang mendengarnya.
Disisi kamera lain, Mingyu yang tergesa-gesa mengenai besi slot pintu, membuat tangannya tergores cukup dalam, namun Ia hiraukan dengan melepas pakaiannya yang terkena darah.
"Pakaian yang Ia sembunyikan dibawah tempat tidurnya." Ucap Jinyoung yang diangguki lainnya.
Tidak sampai tigapuluh detik, seseorang benar-benar keluar, entah karena ada perlu atau mendengar suara Jungkook.
"Aku tidak tahan melihatnya." Somi menutup wajahnya dan menjauh dari kerumunan, Haerin dengan setia menemaninya dan menyuruhnya duduk di sofa.
"Mereka bertiga sudah bahagia disana, Somi." Haerin tidak segan memeluk sahabatnya itu, Ia pasti tahu rasanya, mereka sama-sama merasakannya.
"Feelingku benar-benar tidak enak malam itu, aku tidak bisa tidur dengan nyaman dan merasa terjaga, dan bahkan terusik dengan suara-suara kecil."
Somi berteriak beberapa kali meminta bantuan, dan satu persatu dari mereka datang. Somi terlalu panik untuk menyalahkan dan hanya ingin menatap Jungkook yang sudah sekarat.
"Aku juga sempat mencium bau darah yang pekat saat disamping Mingyu hyung." Jihyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jadi benar tentang tangannya yang terluka itu karena slot pintu, tapi main reason-nya adalah panik karena membunuh kan?" sahut Jihoon.
"Iya."
mereka semua menjawab serempak.
"Dia memang aneh, memotong kukunya dengan pisau, pikirannya sudah termakan oleh dendam, bahkan dia seperti orang yang hilang akal." cicit Jinyoung.
"Sudahlah, dia sudah pergi." Inra tidak ingin ambil pusing dengan perdebatan itu, tidak berguna pikirnya.
Finish.
Makasih yang udah baca dan support buku gaje ini, pokoknya makasih banyak😊
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Death N Alive [DNA] ✔
Mystery / Thriller[BTS+WANNA ONE+SVT] Jika sudah melanggar peraturan, maka harus menerima konsekuensinya, kan? hr #173 in m/t -080918 . start. 140318 end. 270618 ©2018, chaerinavalin