Penyakit

1.9K 51 0
                                    

Gav, Alen, Darren dan jevan, kara, rica menunggu dokter keluar dari ruang ICU. Gav, memberi pesan kepada teman-temannya untuk pergi ke RS untuk menunggu bella, Alen dia dulu memang pernah suka kepada bella, tapi setelah mengetahui bahwa bella menyukai gav, dia memilih mundur, karena Alen, Darren, Jevan, dan gav, mereka punya janji persahabatan bahwa tidak ada yg boleh merebut seseorang dari salah satu sahabat mereka.

" bella kenapa var? " tanya alen, alen lebih suka memanggil gav dengan sebutan varo, karena gav yg ia kenal sekarang berbeda, dengan varo yg dulu, selalu ceria.

" gwe gatau siapa yg udah buat pacar gwe kyak gini " ucap gav

" apa lo udah cari tau? " tanya darren

" gwe gk boleh bertindak sama riana " ucap gav

" owh, mungkin riana tau siapa dalang dari semua ini " ucap jevan

" iya juga ya " ucap gav

Setelah mereka menunggu bella yanh belum sadarkan diri, tiba-tiba dokter pun keluar dari ruang ICU dimana bella ditempatkan.

" dok, gimana keadaan pacar saya dok? " tanya gav.

" keadaan pasien masih kritis, do'a kan saja semoga semuanya tidak apa-apa, saya edgar dokter yg mengurus semua tentang penyakit bella " ucap edgar

" bella punya penyakit dok? " tanya gav

" mari ikut saya " ucap edgar

" guys, gwe tinggal dulu ya " ucap gav kepada teman temannya.

" oke " ucap mereka bersamaan

Drs. Edgar Axa, tertera tulisan besar didepan pintu, ruang edgar

" mari duduk, saya akan jelaskan " ucap edgar.

" baik dok " ucap gav

" jadi sejak bella kelas 1 smp, dia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan bella kritis, awalnya saya kira bella akan sadar dan sembuh, ternyata tidak, setelah bella sadarkan diri, dia merasakan sakit dikepalanya, ternyata bella mempunyai penyakit kanker otak " ucap edgar

" apa dok, tapi saya lihat dia tidak pernah mengeluh " ucap gav

" iya saya tau, bella selalu memendam luka itu agar tidak mengkhawatirkan orang lain, termasuk kamu dan sahabat-Sahabatnya " ucap edgar

" kalo boleh tau stadium berapa dok? "

" stadium 3 "

" stadiu-m ti-ga dok " ucap gav terbata-bata, karena gav tidak menyangka wanita yang kuat, ternyata memiliki sisi yang sanhat rapuh, bella yg ceria, kini berubah.

" iya, yaudah saya pergi dulu ya, saya harus mengecek pasien yang lain, permisi " ucap edgar

" iya dok, terima kasih " ucap gav

Gav keluar dari ruang dokter edgar dengan wajah yang sangat lesu, bagaimana bisa bella tidak memberitahu kepada gav tentang penyakitnya yg sangat parah ini.

" gav, lo kenapa? Kok pucet gtu, lo sakit bro " tanya darren

" enggak gwe ngga apa-apa, gimana bella udah sadar? "

" belum gav "

" btw gav tadi dokter edgar bilang apa sama lo? " tanya jevan

" dia kasih tau ke gwe kalo bella punya penyakit " ucap gav, dan sebutir air terjun lepas dari mata gav.

" ha? Penyakit? " tanya alen

" iya len, dia punya penyakit yg bisa dibilang penyakit ganas " ucap gav

" apa gav? " tanya jevan

" Kanker Otak Stadium - 3 " ucap gav dan meneteskan air matanya.

" whatttt!! Lo ngga bohong kan gav " ucap darren kaget

" gwe ga bohong " ucap gav, masih dengan airmata yg sama.

" gav jangan sampe lo netesin air mata ini, bella ngga suka lihat lo sedih, lo harus berusaha buat bella sembuh kayak dulu, bella yg ceria, yang selalu kemana-mana sama gav " ucap alen.

" thx bro " ucap gav dan langsung merangkul teman-temannya itu, gav tidak salah memilih teman yg sangat pengertian walaupun kadang jahil atau pun yg lain.

" nak gav, gimana keadaan bella?  " tanya seorang wanita paruh baya, yg tidak lain adalah bunda bella.

" bella belum sadar kan diri tante, maafin gav yg gk bisa jagain bella tante " ucap gav

" nak gav, Disini gk ada yg salah, termasuk kamu, kamu juga ngga salah nak, jadi ngga perlu salahin diri kamu sendiri " ucap rosa

" tante apa benar bella punya penyakit? " tanya gav

" e-mm, iya nak, bella punya penyakit, kamu sudah tau ya rupanya, dia punya penyakit kanker otak stadium 2 " ucap rosa

" tante, bukan stadium 2 lagi tapi 3 tante " ucap gav, dan meneteslah air matanya lagi.

" apa kamu ngga salah nak? " ucap rosa dan mulai meneteskan air matanya

" iya tante, dari dokter edgar bilang ke gav " ucap gav, dan tangisannya berubah menjadi sangat deras

" gav, gav harus tegar buktikan kalo kamu memang bisa buat bella sembuh " ucap rosa

" iya tante "

" sebaiknya kalian pulang ya, sudah jam 12.00, nanti dicari sama orangtua kalian " ucap rosa

" tapi tante gav ma-"

" ada tante nak gav, sepulang sekolah gav bisa kan jenguk bella " ucap eosa

" yaudah tante kita semua pamit ya " ucap mereka semua termasuk gav.

" iya hati-hati "

Mereka ber4 pun meninggalkan rs dan pulang kerumah masing-masing.

____________________________________

Next part yes
Good bye
And see u next time

𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang