Bagian 1 💕

2.7K 112 4
                                    

Hari Senin, hari pertama Luna kuliah dengan menyandang sebuah jurusan kesenian, karena Luna sangat suka seni, terutama musik.

Dengan memakai seragam hitam-putih, rambut diikat dua dengan vita berwarna biru, memakai kaos kaki berbeda warna dikiri dan kanan, dengan membawa pamphlet di tangannya yang harusnya dia kalungkan dilehernya, yang bertuliskan "Luna, peserta ospek".

Dengan posisinya sebagai mahasiswi baru, Luna kebingungan mencari ruangan yang harus ia masuki, karena Luna belum hafal dengan setiap celah dari kampus yang besar ini.

Di koridor utama, Luna melihat sekerumunan orang sedang berkumpul membentuk lingkaran, dia mencoba menyeruak masuk dikerumunan itu, berharap mendapatkan informasi yang sedang dia cari.

Tapi yang dilihat justru hal yang sama sekali tidak penting, tiga orang perempuan sedang ribut, jambak-jambakkan ala Barbie dengan satu cowok yang sedang berdiri dengan santainya, dengan kedua tangan berkacak pinggang.

Luna langsung berniat ingin meninggalkan pertunjukkan tidak bermutu itu, tapi tiba-tiba seorang cowok menarik pergelangan tangannya, hingga Luna tepat berada dalam pelukannya "Ini pacar gue, yang mau gue kenalin ke kalian" Luna sangat terkejut mendengar ucapan cowok itu.

Dengan mulut yang ternganga hampir membuat lingkaran bulat, memandang cowok itu dengan bingung "Iyah kan sayang?" dan Luna terpaksa menjawab "Iyah" saat cowok itu semakin mempererat pelukannya hingga membuat tulang-tulangnya hampir remuk, sebagai kode agar Luna berkata "Iya"

Tapi lalu Luna tersadar, dan tuhan mengirim dewa penolongnya. Tiba-tiba Rara dan Riri muncul diantara kerumunan orang-orang yang seketika menjadi senyap setelah apa yang terjadi antara Luna dan cowok itu "Eeh Rara, Riri kalian pasti lagi cari gue kan?" Luna langsung menyingkirkan kedua tangan yang sedari tadi memeluknya tanpa permisi dan langsung lari meninggalkan tempat penyerangan itu.

💕

"Ck, seharusnya tadi itu, gue maki tuh cowok sampe puas, emang siapa dia seenaknya meluk gue, dan bilang gue pacar dia?" Rara dan Riri hanya diam dan santai tanpa komentar menyaksikan Luna yang sedang meluapkan kekesalannya karena kejadian tadi.

"Iiiihh kalian berdua dengar gue gak sih?, kenapa kalian diam aja?, bantu gue dong, gue harus balas perbuatan tuh orang",

"Bukannya tadi malam lo telpon gue, dan bilang marah sama kita berdua, dan gak mau bicara sama kita lagi?" jawab Riri santai mengingatkan.

Luna termenung sesaat mengingat apa yang sudah dia katakana kepada dua sahabat kembarnya malam tadi "Hikkss, oke kalau kalian masih nggak mau bantu gue" Luna pergi dengan perasaan kesal yang bertubi-tubi "Ada apa sih, kenapa nasib gue jadi buruk gini setelah sweet seventeen?" Gerutu Luna sepanjang jalan lorong kampus.

"DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH MAHASISWA BARU UNTUK SEGERA BERKUMPUL DIRUANG AUDITORIUM KAMPUS UNTUK PEMBAGIAN KELOMPOK DAN KETUA KELOMPOK"

Pengumuman terdengar dari setiap sudut audio kampus "Aaah harus banget yah kumpul sekarang, gue laper lagi", sudah menjadi kebiasaan Luna saat sedang kesal maka penenangnya adalah makan!.

Ruang auditorium yang luas, dingin dan dipenuhi dengan kumpulan mahasiswa baru dari semua fakultas, seolah berubah menjadi ruangan yang sempit, panas dan juga sepi, saat pembina kelompok sudah ditentukan, dan nasib buruk masih berpihak pada Luna.

Mendapat pembimbing berinisial RR yang ternyata itu adalah cowok yang tadi pagi memeluknya paksa. Spontan Luna langsung mengangkat tangannya dan berdiri.

"Maaf kak, apa boleh saya pindah kelompok?, kakak bilang kan boleh mencari kelompok yang nyaman, dan kedua sahabat saya ada dikelompok dua" Luna langsung memasang muka polos yang benar-benar menyedihkan.

"Oke Luna silahkan kamu pindah dikelompok dua, kebetulan mereka memang kekurangan satu anggota"

"Yess!!!, terimakasih kak" Dengan berjalan sambil memandang sinis RR, Luna berpindah tempat ke kelompok dua yang juga beranggotakan Rara dan Riri.

"Jangan lo pikir udah aman dengan pindah kelompok" RR kembali memandang Luna dengan senyum sinis penuh rahasia.

💕

"Luna lo marah beneran yah sama kita berdua?" Tanya Rara disela makan siang Luna di kantin.

"Kalian kira nggak kesel apa jadi gue?, minta bantuan sama temen sendiri kaya minta bantuan sama musuh".

Riri ikut memasang tampang sedih "Lun sore itu kita udah berusaha buat bantu lo, tapi kan lo liat sendiri bokap lo selalu nguntit kita kemana-mana, jadi mana bisa kita bawa kabur lo?"

"Iyah Lun bener apa kata Riri"

Luna langsung meletakkan sendok siomai nya dan mengangkat wajahnya menghadap kedua sahabat kembarnya "Oke gue maafin kalian berdua, karena you see, gue nggak bisa bahagia tanpa kalian" Luna kemudian memeluk kedua sahabatnya "Aaaahhhh,,,,,,!"

"Eeh Lun, kita udah tahu siapa cowok itu"

Luna langsung melepaskan pelukannya "Siapa, siapa?, gue pengen cepet-cepet hajar tuh orang"

"Serius lo mau hajar dia?, tadi ajah pas tahu dia pembimbing lo, terus lo langsung cabut gitu aja" Ledek Riri.

"Yehh, itu karena gue harus persiapin segala strategi buat balas dia, kalau gue jadi anggota dia, mana bisa gue balas dendam, yang ada cuma nganterin nyawa cuma-cuma, tahu gak?"

RR adalah mahasiswa tingkat tujuh jurusan Teknik Informatika, yang punya famor dan kuasa cukup tinggi di kampus ini, dengan memiliki bentuk tubuh dan tinggi badan yang ideal, fashionable, serta dilengkapi dengan sikap pede yang maksimal, membuat dia dengan mudah menaklukkan hati para wanita, dan RR tidak pernah menyia-nyiakan semua itu, dia selalu bersikap terbuka pada setiap cewek yang tiba-tiba nempel dan selalu ngikut dia kemanapun, bahkan sering terjadi perang antar kaum wanita hanya karena DIA.

"Iiih itu sih cewek-cewek nya ajah yang bego, kaya di dunia ini nggak ada cowok lain aja selain dia", protes Luna kesal mendengar cerita tentang RR sambil menyambar minuman dinginnya untuk meredam emosi

"Usss Lun,Luna" Rara menarik baju Luna

"Apa sih Ra?, bentar gue minum dulu buat ngademin otak gue" jawab Luna tanpa menoleh dan langsung meminum Es Tea nya.

"Uuuuh kayanya seger banget yah Es Tea nya" tanpa izin seseorang langsung merebut Es Luna dan menyeruputnya tanpa sisa!.

Luna masih bengong karena terkejut, tapi kemudian dia sadar siapa orang itu, RR. "Udah puas maki aku nya?, kalau udah, mending sekarang juga kamu kelapangan karena akan ada kegiatan disana, oke adik kelasku yang cantik" sambil mengusap puncak kepala Luna, RR lalu pergi tanpa ngucap makasih atau minta maaf karena telah merebut ludes Es Luna yang lanjut diam terpaku, kali ini bukan karena dia terkejut, tapi diam untuk meredam emosi yang sudah hampir meledak!

"Lun lo gak apa-apa kan?" Rara dan Riri mengguncangkan tubuh Luna

"I am fine" jawabnya singkat dan langsung pergi ke lapangan memasuki barisan kelompoknya yang sudah ada.

"Oke teman-teman, seperti kegiatan yang sudah dilakukan dari tahun ke tahun dikampus ini, kalian mahasiswa baru, akan melaksanakan hari ke dua dan ketiga ospek diluar kampus, dalam rangka untuk mempererat lagi hubungan kita antar sesama dan juga dengan alam" ucap RR yang juga mendudukki posisi sebagai ketua panitia ospek tahun ini.

Semua mahasiswa bersorak riang, pun dengan Luna cs. Tapi seketika sorakan Luna berhenti saat tatapan-tatapan sinis para senior yang memandang dirinya. "Ada apa sih?, jadi bingung gue, ahhh bodo amat lah!" Luna melanjutkan sorakannya kembali bersama Rara dan Riri.

Bersambung....

Apa yang akan terjadi sama Luna selanjutnya?, ikutin terus ceritanya yah, jangan lupa untuk vote and comment 👌😍.

Tolong tulis di kolom komentar kalau ada tulisan aku yang salah yah 👌💕.

Semoga kalian suka 😘

Salam Cutest_pnks💕

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang