Bagian 10 💕

1.8K 96 1
                                    

Jangan lupa vote nya untuk part ini 😎😋

“Lun lo jadi pulang bareng kak R atau mau sama kita?”

“Sama kalian aja, yuk cepetan yuk sebelum dia datang ayo cepat” Luna menarik tangan kedua sahabatnya itu untuk cepat-cepat meninggalkan kelas.

Luna berusaha kabur, dia sedang malas bertemu R karena rasa cemburunya, rasa yang seharusnya tidak pernah dia rasakan.

“Mau kemana?” Langkah lari kecil mereka bertiga terhenti, R menutup pintu kelas Luna dengan tubuh dan kedua tangannya, berdiri di pintu ala model yang sok cool!.

R lalu tersenyum menatap mangsanya yang memasang muka meringis dan mematung sambil menggigit bibir, membuat dia diam-diam tertawa dalam hati melihat betapa lucu wajah gadisnya.

Lagi-lagi Luna tertangkap dan dua sahabatnya sudah berubah, tidak akan membelanya lagi sekarang, entah R sudah meracuni pikiran mereka dengan apa.

R menarik tangan Luna “Ayo sayang kita pulang bareng” R beralih menatap si kembar “Teman kalian biar gue yang hantar sampai rumah, tampa lecet”

R langsung membawa Luna dalam genggaman tangannya. Sesekali Luna hanya menengok kebelakang dengan wajah penuh prihatin, butuh pertolongan!.

“Silahkan masuk, hari ini gue sengaja bawa mobil, soalnya hari ini kayanya bakal turun hujan. Gue nggak mau lo harus peluk-peluk gue lagi, bukan muhrim, eh belum muhrim”

Luna memandang R kejam, bibirnya mengerucut keatas “Hissss” berdecak kesal dan langsung masuk.

Tidak banyak percakapan yang terjadi dalam perjalanan, Luna memang berniat untuk tidak banyak bicara didepan R, dia masih kesal, dan R terus tersenyum melihat wajah kesal Luna.

“Lo kenapa sih diam aja?” Tanya R pura-pura tidak tahu, Luna tetap diam, dia hanya memalingkan pandangannya kearah yang lain.

“Syukur deh kalau hari ini lo diam, jadi lo juga nggak akan protes, karena gue mau bawa lo kesuatu tempat”.

Luna membalikkan wajahnya dengan cepat “Kemana?”,

“Ada deh, pokoknya lo bakal suka”

“Sama tempatnya?”

“Sama gue lah” R tertawa dan Luna hanya berdesis, menyesali pertanyaannya, pertanyaan yang seharusnya memang tidak dia tanyakan. “Luna iissss pertanyaan bodoh” Luna mencibir dirinya sendiri dalam hati.

Mobil sport itu terus melaju membawa dua sejoli itu, Luna yang terus diam dan R yang fokus menyetir.

Sesekali Luna hanya mengetuk-ngetuk kaca mobil dan seolah bicara pada kaca mobil “Kapan nyampenya yah?”, dan R hanya tersenyum geli melihat itu.

R menghentikan mobilnya dipinggir jalan “Sudah sampai”.

Luna langsung melihat sekeliling, merasa aneh. Bertanya dalam hati apa benar ini tempat tujuannya?, hanya jalan yang sunyi dan hutan di pinggir kiri dan kanannya, “Ini tempatnya?” Tanyanya heran.

R tertawa “Bukan kok, sebentar lagi kita sampai, dan gue mau tutup mata lo, lo juga harus pakai ear phone ini” R menunjukkan penutup mata dan ear phone nya.

“Gue nggak mau, kenapa gue harus pakai itu?” Luna memundurkan tubuhnya ke tepi pintu

“Hah, lo mau buat jahat yah ke gue?” Raut wajahnya berubah menjadi pandangan yang negatif.

“Udah ah jangan banyak tanya, pokoknya harus pakai ini” R menarik paksa Luna dan menutup mata dan telinga Luna.

“Heiiiiii,,,, aduh, telinga gue bisa budek nih, volumenya gede banget” Protes Luna.

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang