Bagian 12 💕

1.4K 85 5
                                    

Hallo R dan Luna come back 😎😁. Jangan lupa votemment nya untuk part ini, anggap aja THR buat R dan Luna 😋😁.

Jika biasanya yang Luna dengar di kantin adalah percakapan tentang musik, lagu dan yang berkaitan dengan kesenian. Tapi hari ini beda, yang dia dengar adalah riuhnya cekakak-cekikik para lelaki yang sedang tertawa asik membicarakan berbagai projek yang sedang mereka kerjakan.

Ada yang membicarakan tentang situs web baru, peralatan mesin, dan segala macam pembicaraan yang terdengar asing di telinga Luna, Rara dan Riri.

Di kantin ini hanya ada beberapa perempuan, mungkin hanya bisa dihitung dengan jari. Salah satunya mba ‘Cantik’ penjaga kantin, nama aslinya sih Saodah, tapi karena make up nya yang selalu tebal, semua anak mahasiswa fakultas teknik memanggilnya Mba Cantik.

Yah, hari ini R membawa Luna ke kantin fakultas teknik, fakultas yang didominasi dengan mahasiswa laki-laki, mahasiswinya hanya bisa dihitung dengan jari perkelasnya.

Suara kantin yang riuh dan di dominasi oleh kaum cowok, membuat tiga orang cewek kesenian itu bingung, Luna memang sempat menolak, tapi mustahil berhasil.

Beberapa celetukan bahkan sudah dia dengar,

“Wiihh bro pacar baru tuh?”

“Cantik banget bos cewek lo”

Ada juga godaan yang di tujukkan untuk sikembar “Itu yang kembar cantik juga”, dan Luna hanya bisa diam sambil memberikan senyum terpaksanya, tidak dengan Rara dan Riri yang justru mengambil kesempatan dengan memberikan senyum mereka yang semanis mungkin karena banyak cowok ganteng.

R hanya tersenyum melihat ekspresi Luna, dan terkekeh saat melihat pandangan Luna yang mengisyaratkan kemarahan.

Tapi R tidak peduli, karena dia punya alasan tertentu kenapa melakukan ini, urusan Luna yang akan marah, bisa belakangan.

Dengan tangan masih dalam genggaman tangan R, R membawa Luna dan dua sahabatnya duduk disebuah kursi panjang yang sudah ada Bayu, Aldo dan sahabat R lainnya yang sudah duduk dikursi itu yang langsung mempersilahkan Luna dan sikembar untuk duduk, dan mereka menyingkir ke kursi lain dihadapan kursi itu, hingga membuat bentuk seperti akan meeting penting, saling berhadapan.

“Gue titip Luna bentar yah, mau pesen makan dan minum, jangan ada yang berani sentuh gadis gue.” R memberi peringatan kepada sahabat-sahabatnya yang sudah bisa dia tangkap bahwa sahabat-sahabatnya itu sudah mulai terpesona oleh kecantikan Luna, kecuali Bayu yang sudah sangat mengerti

“Saip bos di jagain!” celetuk sahutan dari meja lain, membuat Luna langsung merundukkan kepalanya karena malu.

Tidak seperti Luna yang hanya diam merasa masih syok dengan keadaan itu, tapi Rara dan Riri justru dengan asik berkenalan dengan teman-teman R.

Luna memang seperti itu, meskipun dia terbilang cewek yang hambel dan aktif, mungkin hiperaktif, tapi dia sulit menemukan kenyamanan dalam suatu keadaan, apalagi lingkungan baru yang di dominasi oleh kaum lelaki.

Dia sulit untuk nyaman dengan seseorang, tapi saat sudah merasa nyaman dia akan merasa kebergantungan, dan saat sudah kebergantungan lalu di kecewakan, dia akan langsung melupakan rasa nyaman itu, meskipun sulit dia akan terus berusaha hingga berhasil, sesulit dia menemukan rasa nyaman itu.

“Hei diam aja sih lo?” kedatangan R kembali yang langsung duduk di sampingnya sambil mengusap kepalanya, membuat senyum Luna mengembang, merasa sudah terlindungi, padahal itu sama sekali bukan tempat berbahaya, begitu dia kalau sudah nyaman.

“Oh yah, Rara-Riri, dan lo juga sayang, kenalin ini teman-teman gue, kalau Bayu mungkin kalian udah kenal kan, yang lainnya juga, tapi ini Aldo,”

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang