Bagian 28💕

908 59 2
                                    

Happy reading 😘.

R mengusap wajah polos Luna yang sedang terlelap dalam dekapannya.

Dia terkekeh, heran sendiri, siapa yang habis bercerita dan menangis siapa yang tidur.

R tersenyum dan lalu mengecup kening Luna.

Saat sedang asiknya memandangi wajah damai dan catik Luna, tiba-tiba saja suara bel apartemennya berbunyi, sampai tiga kali!.

R mengangkat kepala Luna dengan perlahan dan memindahkannya pada posisi yang nyaman, R kemudian turun dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu dan melihat siapa tamu yang datang di jam delapan malam ini.

Saat R membuka pintunya, perempuan paruh baya dengan gayanya yang angkuh dan tatapannya yang tidak bersahabat sudah berdiri di depan apartemennya dengan dua orang pengawal berbadan gimbal di samping kiri dan kanannya,

perempuan itu langsung masuk ke dalam apartemen tanpa seizin R.

"Mah ada apa malam-malam kesin.... "

'Plak'

"Sudah saya bilang berkali-kali, jangan pernah panggil saya mamah, saya bukan mamah kamu!"

Ucapan R terpotong oleh tamparan sang mamah yang begitu panas di pipinya dan membuat hatinya berdenyut sakit.

Mamahnya mengeluarkan beberapa lembar foto dari dalam tasnya dan melemparkannya tepat di wajah R, yang ternyata itu adalah fotonya dengan Luna, selama ini mamahnya terus mengawasi gerak-geriknya!.

"Sudah saya peringatkan berkali-kali untuk kamu menjauhi Luna, tapi kamu masih melakukannya!" Teriak sang mamah, suaranya bahkan begitu menggema diruangan itu, membuat R memejamkan matanya.

"Tapi saya mencitai Luna dan tidak akan pernah melepaskannya sampai kapanpun!" R ikut berteriak, dia sudah geram, dia sudah cukup bersabar selama ini.

Tapi detik berikutnya, bertubi-tubi pukulan dari dua orang body guard mamahnya langsung menyerangnya tanpa kesiapan dia untuk melawan, membuat R terjatuh lemah diatas sofa, dan setelah itu mamahnya pergi meninggalkannya.

R berteriak frustasi, dia lelah, R membanting apa saja yang ada diatas meja untuk melampiaskan kemarahannya hingga dia kembali terkulai lemas diatas lantai.

Tanpa R ketahui, sedari tadi Luna melihat semua peristiwa itu dari balik celah pintu kamar yang sedikit terbuka.

Luna menangis terisak diatas lututnya yang dia jadikan sebagai penopang kepalanya, Luna bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa, apa dia harus melepas R demi keselamatan cowok itu?, atau dia tetap menepati janjinya pada nenek Mia untuk selalu ada di samping R?.

Luna bingung,....

Dan, setelah beberapa menit kemudian hatinya pun menetapkan sebuah pilihan.

Hati nuraninya membawa langkah
Luna untuk menghampiri R dan memeluk hangat pria yang sedang terbaring lemah itu, seolah mencoba untuk menyalurkan energinya.

Dengan susah payah Luna membawa R kembali ke dalam kamar,  membersihkan dan mengompres luka-luka lebam diwajah R akibat mamahnya sendiri, mamah kandungnya.

Luna masih tidak percaya bahwa ada seorang ibu yang sekejam itu kepada anaknya.

💓

Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, Luna membuka lagi pejaman matanya yang baru saja terpejam saat mendengar suara R yang meracau memanggil namanya dalam tidur.

Secinta itukah R kepadanya?, dan Luna sudah menetapkan pilihannya.

"Hussstt tenang sayang, aku ada disini." Bisik Luna sambil mengeratkan pelukannya lagi, mengusap kepala R lembut.

"Aku nggak akan pernah tinggalin kamu apapun yang terjadi." Lanjutnya.

Dua minggu lagi waktu pertunangan itu akan datang dan R sudah menjelaskan semuanya kepada Luna, dia tenang.


Bersambung..

Dapet nggak sih feelnya?

Thank you buat yang udah vote, vote itu adalah asupan vitamin semangat yang sangat ampuh 💕.

See you on the next chapter.

Salam Cutes_pnks 😘

My Mr R is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang